SOPASTI

Tahapan Inovasi : Penerapan
Inisiator Inovasi : RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Jenis Inovasi : Digital
Bentuk Inovasi : Inovasi pelayanan publik
Urusan Inovasi : kesehatan
Rancang Bangun dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan :

Latar belakang inovasi SOPASTI karena  beberapa permasalahan diantaranya: kurang aktifnya keluarga dalam memberikan dukungan kepada ODGJ yaitu kurang dari 25% dari kunjungan rawat inap,  pasien yang dipulangkan dengan advokasi kepada keluarga mencapai 37% dari jumlah rawat inap serta angka droping sebesar 8,4 %. Inovasi Sopasti merupakan solusi atas permasalahan tersebut, yang dilakukan dengan cara: 1) melibatkan berbagai PPA,  keluarga serta stakeholder dalam  asuhan yang berkelanjutan; 2) menggunakan media whatsapp dalam upaya mengintensifkan informasi, komunikasi dan edukasi; 3). Menggunakan form edukasi untuk evaluasi cakupan  informasi edukasi dari multidispilin profesi; 4). monitoring dan evaluasi  kemandirian ODGJ dengan alat bantu KMSJ.

Inovasi SOPASTI mampu meningkatkan peran serta pemberi layanan, pasien, keluarga dan stakeholder yang berdampak pada  cakupan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga serta stakeholder dari berbagai profesi sebesar 80 %, menurunnya angka dropping sebesar 50 %, penurunan readmisi sebesar 16,4 %., meningkatnya pengetahuan dan kemampuan pasien serta keluarga dalam perawatan OGDJ sebesar 75 %. 

 

Tujuan Inovasi :

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kasus skizofrenia di Indonesia mengalami peningkatan. Di Jawa Tengah, dari 1000 rumah tangga terdapat 8-9 rumah tangga dengan skizofrenia. Sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450-500 orang dengan skizofrenia yang harus dilayani pemberi fasilitas pelayanan kesehatan khususnya RSJ.

Data kunjungan rawat inap Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi pada tahun 2018 diagnosa tertinggi adalah skizofrenia. Selanjutnya berdasarkan laporan 10 besar diagnosis gangguan jiwa rawat inap di RSJD Dr. RM Soedjarwadi tahun 2019, skizofrenia merupakan penyakit terbanyak dengan jumlah 1316 pasien.

Selama perawatan ODGJ diperlukan dukungan  dari pemberi asuhan dirumah sakit, dan yang terpenting dukungan keluarga, sehingga idealnya keluarga mampu berperan aktif selama rawat inap dan mampu memberikan dukungan dan pendampingan setelah pulang dari rumah sakit. Data selama tahun 2018 keluarga yang dengan sukarela menengok dan memberikan dukungan kepada ODGJ yang dirawat inap kurang dari 25% dari kunjungan rawat inap. Keengganan keluarga membuat edukasi, transfer pengetahuan dan ketrampilan dari pemberi asuhan kepada keluarga menjadi terhambat, bahkan sulit dilakukan. Hal ini diperkuat lagi dengan data bahwa pasien yang dipulangkan dengan diantar oleh pihak rumah sakit atau pulang dengan advokasi kepada keluarga mencapai 37% dari jumlah rawat inap serta angka droping 8,4 %.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka maka lahirlah inovasi sopasti sejak tahun 2019, dengan tujuan Inovasi adalah sebagai berikut:

1). Meningkatkan proses Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ODGJ dan keluarga

2) Meningkatkan Keterlibatan Keluarga saat ODGJ rawat inap 

3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga dalam mendampingi ODGJ

4) Menurunkan angka readmisi pada ODGJ

5) Menurunkan angka droping di ruang perawatan jiwa

 

Manfaat Yang Diperoleh :

Manfaat yang diperoleh dari inovasi adalah:

Inovasi Sopasti Inovasi menyasar pada masyarakat yang rentan dan membutuhkan pelayanan yang lebih khusus dan memungkinkan memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pelayanan yang terbaik dalam mencapai kesehatan jiwa yang lebih baik. Melalui inovasi SOPASTI, ODGJ memperoleh layanan yang menyeluruh yang melibatkan PPA dan melibatkan yaitu keluarga agar mampu mengenali gejala-gejala khas gangguan jiwa dan mampu meningkatkan ketrampilan ODGJ dan keluarga dalam mengatasi gejala-gejala yang muncul setelah ODGJ pulang kerumah. Inovasi SOPASTI memungkinkan ODGJ memperoleh layanan yang lebih baik dan cepat dengan adanya komunikasi yang lebih efektif dan efisien antara ODGJ, PPA dan keluarga. 

Hasil Inovasi :

Inovasi SOPASTI mampu meningkatkan peran serta pemberi layanan, pasien, keluarga dan stake holder yang berdampak pada  cakupan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga serta stakeholder dari berbagai profesi sebesar 80 %, serta menurunnya angka dropping sebesar 50 %  dan penurunan readmisi sebesar 16,4 %., meningkatnya pengetahuan dan kemampuan pasien serta keluarga dalam perawatan OGDJ sebesar 75 % yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan ODGJ dalam kegiatan merawat diri

Waktu Uji Coba Inovasi : 01-08-2019
Waktu Implementasi : 28-09-2020