SOP GAJIH MAS JALI (SOLIDARITAS PENANGANAN GANGGUAN JIWA DI MASYARAKAT DENGAN KERJASAMA LINTAS SEKTO

Tahapan Inovasi : Penerapan
Inisiator Inovasi : RSJD Dr. Arif Zainudin
Jenis Inovasi : Non Digital
Bentuk Inovasi : Inovasi pelayanan publik
Urusan Inovasi : pemberdayaan masyarakat dan Desa
Rancang Bangun dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan :

RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2023 berupaya menanggulangi kemiskinan melalui gerakan Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Lebih Sejahtera menggunakan konsep kolaborasi berjenjang dengan menjalin kemitraan bersama. Tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk desa Sambirejo,Plupuh,Sragen sebagai desa dampingan RSJD Surakarta.

Masalah kemiskinan erat kaitannya dengan masalah kesehatan baik fisik maupun jiwa, maka RSJD Surakarta yang memiliki tugas pokok dan fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan jiwa, berkewajiban meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat selain kewajiban mendampingi desa tersebut dalam menanggulangi kemiskinan menuju desa lebih sejahtera.

Stigma terkait gangguan jiwa masih kuat, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), kurangnya kepedulian masyarakat dan akses pelayanan kesehatan jiwa yang sulit serta kerja sama lintas sektor yang belum terbangun jika tidak disikapi secara tepat berdampak menurunnya kualitas hidup dan produktifitas ODGJ, serta menimbulkan keresahan di masyarakat.

Januari tahun 2020 RSJD Surakarta menciptakan inovasi Sop Gajih Mas Jali (Solidaritas Penanganan Gangguan Jiwa Di Masyarakat Dengan Kerja Sama Lintas Sektor) di Desa Sambirejo. Inovasi ini mendukung 1 dari 10 Program Unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yaitu Rumah Sakit Tanpa Dinding. Dengan dideklarasikan Desa Sambirejo sebagai DSSJ (Desa Siaga Sehat Jiwa) dan posyandu kesehatan jiwa merupakan output dari inovasi ini.

Tujuan Inovasi :

RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2023 berupaya penanggulangan kemiskinan melalui gerakan Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Lebih Sejahtera menggunakan konsep Kolaborasi berjenjang dengan menjalin kemitraan bersama. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penduduk miskin tahun 2018 di Jawa Tengah sebanyak 3,867 juta jiwa(11,19%), berada di atas nasional yaitu sebesar 9,66%. Berdasar persebaran penduduk miskin di kabupaten/kota di Jawa Tengah, Kabupaten Sragen merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota dengan Persentase penduduk miskin di atas propinsi dan di atas nasional. Rekapitulasi pemetaan desa berdasarkan tingkat kesejahteraan di 14 Kabupaten prioritas, ada 42 desa dari 208 desa di kabupaten Sragen menjadi prioritas 1 dengan tingkat kesejahteraan rendah (Desa Merah), yang termasuk didalamnya Desa Sambirejo kecamatan Plupuh. Pada tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk desa tersebut sebagai desa dampingan RSJD Surakarta.

Masalah kemiskinan sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa, maka RSJD Surakarta yang memiliki tugas pokok dan fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan jiwa berkewajiban meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat selain kewajiban mendampingi desa tersebut dalam menanggulangi kemiskinan menuju desa lebih sejahtera. Data Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi ODGJ di wilayah Jawa Tengah sebesar 8,7 permil (Gangguan Jiwa Skizofrenia/Psikosis). Data kunjungan pasien yang ditangani di RSJD Surakarta dari wilayah Sragen tahun 2018 sebanyak 7533 pasien. Dinkes Sragen mencatat kasus pasung di wilayah Sragen ada 10 kasus, dan di Desa Sambirejo tahun 2018 terdapat 11 kasus ODGJ dari sekitar 9000 jumlah penduduk.

Permasalahan yang muncul di Sambirejo terkait penanganan ODGJ yang disampaikan perangkat desa dan warga Desa Sambirejo adalah masih adanya Stigma terkait gangguan jiwa masih kuat, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ODGJ, kurangnya kepedulian masyarakat dan akses pelayanan kesehatan jiwa yang sulit serta kerja sama lintas sektor yang belum terbangun. Jika tidak disikapi secara tepat akan berdampak pada menurunnya kualitas hidup dan produktifitas ODGJ, serta dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Penanganan yang komprehensif sangat penting agar ODGJ memiliki kesempatan untuk hidup layak, mengembangkan potensinya dan produktif.

Dari gambaran permasalahan di Desa Sambirejo, Plupuh, Sragen, Januari tahun 2020 RSJD Surakarta menciptakan inovasi Sop Gajih Mas Jali (Solidaritas Penanganan Gangguan Jiwa Di Masyarakat Dengan Kerja Sama Lintas Sektor). Inovasi ini mendukung salah satu dari 10 Program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah : Rumah Sakit Tanpa Dinding. Kegiatan kerjasama lintas sektor dengan mengefektifkan peran institusi-institusi yang ada di desa, kecamatan dan kabupaten diwujudkan dalam pencanangan DSSJ (Desa Siaga Sehat Jiwa) yang meliputi tahapan rekrutmen kader kesehatan jiwa, pelatihan kader, deteksi dini gangguan jiwa, posyandu kesehatan jiwa dan sistem rujukan. Kerjasama lintas sektor dibutuhkan komitmen bersama antar pemangku kepentingan.

Inovasi ini termasuk dalam kategori 2 Efektivitas Institusi Publik untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pelayanan publik yang berorientasi pada transformasi kelembagaan (Tata kelola pemerintahan) dimana RSJD Surakarta dengan inovasi ini membuat terobosan dengan memberikan kemudahan dalam penanganan ODGJ di masyarakat secara paripurna berkesinambungan dengan tujuan akhir terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ). Terlaksananya program ini melibatkan berbagai unsur SDM internal RSJD Surakarta, meliputi bidang keperawatan, bidang medis dan bidang penunjang, serta dukungan lintas sektor yang meliputi perangkat Desa, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Babinsa dan Babinkamtibmas sebagai wujud keterlibatan para pemangku kepentingan. Dalam inovasi ini pelayanan paripurna kepada ODGJ diharapkan tidak hanya berhenti pada perawatan di Rumah Sakit saja tetapi berlanjut sampai saat ODGJ dinyatakan sembuh, dipulangkan dan diterima oleh masyarakat serta dapat hidup secara mandiri dan layak. Inovasi bertujuan untuk 1) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa dan ganguan jiwa, 2) menggerakkan partisipasi dan kepedulian keluarga dan masyarakat dengan mengikut-sertakan dalam penanganan ODGJ, 3) menggerakkan koordinasi dan k

Manfaat Yang Diperoleh :

Inovasi mendukung program pemerintah untuk capaian nasional SDG’s pada pilar Pembangunan Sosial dengan tujuan tanpa kemiskinan dan Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Pelaksanaan inovasi meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui Desa Siaga Sehat Jiwa. Kader kesehatan jiwa bertugas melakukan deteksi dini adanya gangguan jiwa sekaligus menggerakkan masyarakat dengan memberikan edukasi tentang kesehatan jiwa saat kegiatan. Warga yang terdeteksi sakit diarahkan mengikuti posyandu kesehatan jiwa dan yang tidak terdeteksi sakit mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan jiwa. RSJD Surakarta menyediakan buku/modul bagi kader keswa dalam melaksanakan kegiatannya. Dengan adanya kegiatan posyandu keswa di Desa Sambirejo, Plupuh, Sragen diharapkan ODGJ mendapatkan pantauan kondisi kesehatan dan pengobatan sehingga kekambuhan menurun. Dengan kondisi jiwa yang terkendali ODGJ dapat diterima dan hidup berdampingan dengan masyarakat secara nyaman dan aman. Dengan ini diharapkan keluarga ODGJ dapat produktif secara ekonomi, tidak terbebani ODGJ yang kambuh. Hasil akhirnya diharapkan kesejahteraan warga jadi lebih baik. Stigma terhadap ODGJ menurun, masyarakat tidak lagi takut bergaul dan bersosialisasi dengan ODGJ di sekitarnya. Tercipta kehidupan sosial yang kondusif di masyarakat. Berdasarkan survey respon masyarakat terhadap keberadaan ODGJ diperoleh hasil 84,027 % sangat menerima.

Hasil Inovasi :

Inovasi Sop Gajih Mas Jali, menyelesaikan masalah ODGJ di masyarakat dengan menggerakkan lintas sektor seperti keluarga, kader keswa, puskesmas, perangkat desa, dinas sosial, dinas kesehatan, Babinsa dan Babinkamtibmas. Pengentasan masalah gangguan jiwa di masyarakat diharapkan menjadi tanggung jawab bersama dengan Keterlibatan pemangku kepentingan. Dengan penanganan yang tepat dan cepat masalah yang ditimbulkan karena ODGJ yang kambuh dapat diminimalkan, sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk segera melakukan penanganan awal apabila menemukan masalah ODGJ disekitarnya.

Beratnya beban yang ditanggung keluarga karena adanya ODGJ menjadi lebih ringan. Yang penting penanganan permasalahan gangguan jiwa semakin mudah, murah dan cepat di mayarakat. Inovasi juga menggagas bagaimana rehabilitasi ODGJ bisa dilanjutkan oleh keluarga, Puskesmas, TKSK dan perangkat desa setempat. Keterlibatan lintas sektor di semua tahapan pelayanan meliputi:

  1. Pra Hospital
  1. Pengkajian

RSJD Surakarta sebagai leading sektor melakukan koordinasi dengan perangkat desa, bidan desa, pemegang program kesehatan jiwa Puskesmas Plupuh 1 Sragen untuk melakukan pengkajian awal tentang status kesehatan jiwa masyarakat desa Sambirejo. Hasil pengkajian didapatkan ODGJ sebanyak 11 orang. 3 ODGJ belum pernah mendapatkan penanganan secara tepat sehingga meresahkan warga. Sedangkan keluarga dan masyarakat kurang memahami bagaimana mengatasi ODGJ tersebut

  1. Kunjungan rumah

RSJD Surakarta berkoordinasi dengan perangkat desa, bidan desa dan programmer kesehatan Puskesmas melakukan kunjungan ke rumah 3 ODGJ tersebut. Hasil kunjungan rumah merekomendasikan ke perangkat desa dan puskesmas untuk membawa OGDJ tersebut ke RSJD Surakarta agar mendapatkan perawatan.

  1. Rujukan Kasus/Evakuasi

Rujukan berjenjang dilakukan kader kesehatan jiwa ke perawat CMHN/ Programer kesehatan jiwa puskemas ke RSJD Surakarta. Pasien dikirim oleh pihak desa / puskesmas atau mengajukan evakuasi/ penjemputan ke RSJD Surakarta.

  1. Intra Hospital

Pasien masuk ke RSJD Surakarta untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Melalui Patient centre care semua Profesional Pemberi Asuhan terlibat2, termasuk keluarga. Saat discharge planning, keterlibatan stakeholder diperlukan mempersiapkan bagaimana pasien tersebut saat kembali ke keluarga /masyarakat.

  1. Post Hospital

Pasien yang sudah selesai dirawat, akan kembali ke keluarga dan masyarakat. Mereka yang sudah mendapatkan bekal dari rehabilitasi psikososial dapat melaksanakannya di rumah. Tim CMHN RSJD Surakarta berkoordinasi dengan kader dan perangkat desa mendampingi keluarga ODGJ dalam hal:

  1. Kepatuhan minum obat.
  2. Pendampingan kontrol rutin di pusat layanan kesehatan.
  3. Pendampingan proses rehabilitasi sampai ODGJ kembali ke masyarakat dan berdaya.

RSJD Surakarta memantau perkembangan ODGJ pasca rawat inap dengan kunjungan rumah untuk evaluasi perkembangan kondisi fisik, jiwa, sosial serta kemandiriannya.

Inovasi mempunyai output terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) di Sambirejo Plupuh Sragen. Diawali dengan perekrutan dan pelatihan kader kesehatan jiwa, dilanjutkan deteksi dini gangguan jiwa bulan Desember tahun 2020 di Desa Sambirejo. Keunikan inovasi : prioritas kader adalah caregiver ODGJ yang mempunyai pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan merawat ODGJ dan Whatsapp group Sop Gajih Mas Jali sebagai wadah komunikasi dan koordinasi di Desa Sambirejo Plupuh Sragen. Selanjutnya melaksanakan posyandu kesehatan jiwa setiap tiga bulan sekali, yang meliputi kegiatan promotif dan preventif serta rehabilitative dengan penyuluhan oleh tim CMHN. Terdapat kenaikan kepesertaan di setiap pelaksaan kegiatan Posyandu Keswa, ditunjukkan oleh tabel:

Tabel Kepesertaan Posyandu Keswa

 

 

Posyandu Keswa I

Posyandu Keswa II

Posyandu Keswa III

ODGJ Hadir

10

10

14

Waktu Uji Coba Inovasi : 26-03-2019
Waktu Implementasi : 06-01-2020