Game VIREGRA (Virtual Reality Tunagrahita) merupakan game edukasi berbasis virtual reality untuk meningkatkan kemampuan kognitif, motorik, dan sosial emosi anak-anak tunagrahita. Anak-anak tunagrahita merupakan anak-anak berkebutuhan khusus dengan kemampuan kognitif (IQ) dibawah 70. Game VIREGRA dibuat dengan tujuan sebagai terapi motorik dan kognitif serta sebagai media pembelajaran alternatif untuk anak-anak tunagrahita belajar bina diri. Teknologi virtual reality digunakan karena lebih merangsang otak sehingga lebih mudah membantu siswa-siswi dalam proses pembelajaran. Menurut Luthfi Saiful Arif, Hendry Gunawan, Penggalih M Herlambang (2019) berpendapat bahwa penggunaan virtual reality dapat membantu proses induksi re-arrangement pada korteks motorik yang mengalami kerusakan melalui mediasi sistem mirroring saraf atau melalui proses pembelajaran dan imaging terhadap suatu subjek. Lingkungan virtual reality bersifat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan terapi. Terapi dapat dipersonalisasi untuk mempermudah proses mengembalikan fungsi motorik, memaksa user berfokus pada suatu elemen ataupun menfasilitasi transfer pola gerakan dari lingkungan virtual reality ke lingkungan nyata.
LATAR BELAKANG
Ide kami bermula ketika kami melakukan pengabdian masyarakat di kampus IT Telkom Purwokerto bersama guru-guru SLB se-Purwokerto. Dari pengabdian ini, kami mendapatkan informasi baru terkait adanya anak berkebutuhan khusus ganguan berpikir (tuna grahita) di SLB C-C1 Yakut Purwokerto. Mengetahui hal ini, kami terdorong melakukan penelitian untuk membantu siswa-siswi SLB Yakut Purwokerto dalam proses pembelajaran. Mengingat siswa-siswi SLB Yakut Purwokerto adalah anak-anak berkebutuhan khusus gangguan berpikir, maka mereka tertinggal cara berpikir beberapa tingkat dari anak-anak seusianya.
Di SLB Yakut Purwokerto, kami ditemani dengan Bapak Humam selaku guru untuk melakukan penelitian langsung terhadap siswa-siswi SLB SD, SMP, SMA. Dari penelitian tersebut, kami mendapatkan banyak informasi terkait kebutuhan siswa-siswi SLB dalam proses pembelajaran. Beberapa diantaranya yaitu siswa-siswi SLB mudah bosan dan lambat dalam menangkap materi pembelajaran. Oleh karena itu, kami membuat game virtual reality, agar siswa-siswi tidak bosan dan sebagai inovasi untuk metode belajar untuk memahami materi disana.
Adapun kami menggunakan teknologi virtual reality karena dengan menggunakan teknologi virtual reality lebih merangsang otak sehingga lebih mudah membantu siswa-siswi dalam proses pembelajaran. Menurut Luthfi Saiful Arif, Hendry Gunawan, Penggalih M Herlambang (2019) berpendapat bahwa penggunaan virtual reality dapat membantu proses induksi re-arrangement pada korteks motorik yang mengalami kerusakan melalui mediasi sistem mirroring saraf atau melalui proses pembelajaran dan imaging terhadap suatu subjek. Lingkungan virtual reality bersifat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan terapi. Terapi dapat dipersonalisasi untuk mempermudah proses mengembalikan fungsi motorik, memaksa user berfokus pada suatu elemen ataupun menfasilitasi transfer pola gerakan dari lingkungan virtual reality ke lingkungan nyata.
Smaldino dkk., (2011) menyebutkan bahwa bermain game merupakan sebuah hal yang menarik semua kalangan, sehingga dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran yang menarik. Selain itu, media game juga dapat berfungsi sebagai terapi dalam mengembangkan aspek motorik, sosial emosi dan kepribadian serta kognisi dan pancaindra yang dimiliki siswa tuna grahita. Hal ini didukung hasil penelitian Ahmad ibn Abd al Rahman al – Samiraa’I (dikutip oleh Yasmaruddin, 2008) bahwa tingkat pencapaian ilmu pengetahuan dapat mencapai 75% dengan melalui indra penglihatan, 13% indra pendengaran serta 12% indra lainnya.
Dari data 2 jurnal tersebut, kami membuat game berbasis virtual reality untuk membantu siswa-siswi SLB meningkatkan fokus dan fungsi motorik dalam proses pembelajaran melalui game. Pembelajaran melalui game virtual reality diharapkan mampu mengubah citra pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Pengambangan Diri yang sulit dan membosankan menjadi mudah dan menyenangkan.
Keunggulan Inovasi:
-Belum ada media pembelajaran berbasis Game Virtual Reality untuk anak-anak tunagrahita
-Menggunakan perengkat okulus yang memiliki 9 dof sensor untuk terapi motorik anak-anak tunagrahita
-Mampu meningkatkan kemampuan kognitif 19%, kemampuan motorik 9%, dan kemampuan sosial emosi 9%.
Nama | : | Muhammad Junaedi |
Alamat | : | Jl. DI Panjaitan No.128, Karangreja, Purwokerto Kidul, Kec. Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53147 |
No. Telepon | : | 085600119625 |