Wilayah Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu wilayah dengan gugusan rangkaian perbukitan dengan kemiringan >15 derajat sehingga Wilayah Banjarnegara tergolong ke dalam wilayah rawan bencana longsor. Banjarnegara memiliki daerah zona merah yang berpotensi longsor yang meliputi 13 kecamatan dari 20 kecamatan di kabupeten Banjarnegara. Bencana ini semakin rawa terjadi saat musim hujan saat, dimana frekuensi curah hujan sangat tinggi menjadi faktor pemicu terjadinya longsor di daerah tersebut. Dampak kerusakan yang diakibatkan oleh tanah longsor pun semakin tinggi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana cara mengantisipasi bahaya tersebut.
Tujuan dari pengembangan karya inovatif ini adalah terciptanya sebuah Teknologi Tepat Guna yang sederhana dan ramah lingkungan yaitu RLD (Rain and Landslide Detector). Alat tersebut bekerja sebagai pendeteksi intesitas curah hujan dan tanah longsor, dengan cara mengukur intesitas curah hujan yang ada maka akan didapat pula data untuk menentukan daerah yang akan mengalami tanah longsor.
Pada dasarnya sebagaian besar wilayah di Indonesia merupakan dareah perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Oleh karena itu daerah Indonesia terdiri dari pegunungan dan perbukitan maka potensi terjadinya tanah longsor sangat besar. Disamping itu jenis tanah yang sering di jumpai di Indonesia adalah tanah pelapukan yang merupakan hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan atau pegunungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam ,maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor seperti halnya didaerah Banjarnegara Jawa Tengah.
Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah yang terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Kasus ini terutama pada iklim lembab dan panas seperti di daerah rawan longsor di kabupaten Banjarnegara.
Wilayah Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu wilayah dengan gugusan rangkaian perbukitan dengan kemiringan >15 derajat sehingga Wilayah Banjarnegara tergolong ke dalam wilayah rawan bencana longsor. Seperti yang telah kita ketahui bahwa wilayah Banjarnegara memiliki daerah zona merah yang berpotensi longsor, terdapat 13 kecamatan yang masuk dalam zona merah daerah rawan longsor dari 20 kecamatan di kabupeten Banjarnegara. Seperti musim hujan saat, dimana frekuensi curah hujan sangat tinggi menjadi faktor pemicu terjadinya longsor didaerah tersebut.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana cara mengantisipasi bahaya tersebut menyebabkan kerugian lingkungan dan korban jiwa. Selain itu peralatan yang belum memadai juga memiliki andil yang cukup besar. Oleh karena itu perlu dikaji alternatif penanggulangan bencana baik dari aspek pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi) maupun penanggulangan (rehabilitasi) perlu dikaji secara mendalam untuk mengurangi faktor-faktor kerugian yang ditimbulkan oleh tanah longsor tersebut. Para peneliti mengkategorikan tanah longsor sebagai salah satu bencana geologis yang paling bisa diperkirakan. Hal ini memungkinkan untuk alternatif penanggulangan tanah longsor dari aspek pencegahan. Salah satu alternatif penanggulangan dari aspek pencegahan adalah pemantauan daerah rawan longsor yang dilakukan secara terus-menerus dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan faktor penyebabnya serta mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya longsoran.
Sesuai permasalahan diatas dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana cara mengantisipasi bahaya tersebut, peneliti mengembangkan sebuah Teknologi Tepat Guna yang lebih sederhana dan ramah lingkungan yaitu RLD (Rain and Landslide Detector). Alat tersebut bekerja sebagai pendeteksi intesitas curah hujan dan tanah longsor, dengan cara mengukur intesitas curah hujan yang ada maka akan didapat pula data untuk menentukan daerah yang akan mengalami tanah longsor.
Keunggulan inovasi Rain and Landslide Detector adalah:
Nama | : | Galih Panca Utama |
Alamat | : | Jl. Leksana No. 25 Karangkobar, Banjarnegara |
No. Telepon | : | 085888830122 |