Perkembangan konsumsi pangan masyarakat mengalami peningkatan seiring ketersediaan bahan pangan di Indonesia, khususnya Kendal. Pembuatan beras analog dari umbi porang dan tulang sotong dikarenakan glukomanan yang berada pada umbi porang dan kalsium pada tulang sotong. Untuk membuat beras analog kami menggunakan inovasi mesin rice extruder dengan aplikasi single screw press yang memanfaatkan tenaga listrik. Mesin yang digunakan memodifikasi alat penggiling daging dengan kebaharuan menggunakan listrik sebagai penggerak sehingga dapat menghasilkan beras analog dan menciptakan inovasi baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembuatan beras analog menggunakan mesin rice extruder, pemisahan asam oksalat, kandungan proksimat dan kalsium beras analog, serta keefektifan beras analog dalam mewujudkan ketahanan pangan. Metode penelitian dilakukan dengan eksperimen, analisis, dan kepustakaan. Teradapat 3 sampel yang digunakan dan diperoleh sampel terbaik yaitu A1: 95% umbi porang dan 5% tulang sotong. Tahap pembuatan beras analog meliputi pemisahan asam oksalat, pembuatan tepung, dan proses pada mesin rice extruder. Hasil penelitian akan dilakukan uji proksimat dan kalsium, uji organoleptik, uji stastitik, dan analisa pangan. Hasil uji proksimat beras analog yaitu protein 3,28%; lemak 0,19%; serat 39,31%; karbohidrat 31,34%; air 12,39%; abu 13,48%; dan kalsium 60,92mg/gr CA. Uji organoleptik beras analog didapatkan nilai aroma 6,05; tekstur 6,1; dan warna 6,15. Sedangkan uji organoleptik nasi analog didapatkan nilai aroma 6,3; tekstur 6,05; warna 6,2; dan rasa 6,05. Pada uji statistik didapatkan hasil rata-rata pre-test 67±7.79 dan post-test 91±12.63. Pengolahan Phyllus menggunakan inovasi mesin rice extruder dapat membuat kemajuan di sektor pertanian dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengolah bahan baku beras analog dari umbi porang dan tulang sotong.
Kata Kunci: Umbi Porang, Tulang Sotong, Beras Analog, Mesin Rice Extruder
Perkembangan konsumsi pangan masyarakat kian semakin meningkat. Dirilis dari laman Badan Pusat Statistika (bps.go.id) menjelaskan bahwa pada tahun 2014 Indonesia mengimpor beras dengan total 844.163,7 ton. Sementara itu konsumsi beras per kapita penduduk Jawa Tengah rata-rata sebesar 105 kg/kapita/tahun, jumlah konsumsi beras di provinsi ini tidak jauh berbeda dengan rata-rata konsumsi beras nasional yaitu sebesar 115,5 kg/kapita/tahun. Perlu adanya alternatif untuk mencukupi beras di Indonesia yang memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan. Beras analog dapat menjadi alternatif dan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada beras komersil (Lisnan, 2008).
Pada umbi porang terdapat kandungan karbohidrat yang terdiri dari pati, serat kasar, dan glukomanan. Namun kendala dalam pengolahan umbi porang adalah rasa gatal dari kandungan kalsium oksalat yang cukup tinggi sekitar 0,19% berat umbi porang (Ardhian dan Indriyani, 2013). Setiap 100 g iles-iles mengandung protein 1,2 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 19,0 g; kalsium 49 mg; besi 0,6 mg; fosfor 22 mg; vitamin A 270 IU; serat 0,8 g; dan 340 kalori (Depkes 1967; Flach dan Rumawas 1996).
Tubuh manusia membutuhkan kalsium yang dapat dipenuhi dari tulang sotong dimana mengandung kalsium karbonat, sodium klorida, kalsium fosfat dan garam magnesium. Nutrisi yang terkandung dalam tepung tulang sotong memiliki kandungan protein kasar 5,44%, kalsium 36,77% dan pospor 0,34% (Widharto & Marsudi, 2017). Pemanfatan tulang sotong sangatlah kurang dengan kandungan kalsium karbonat yang cukup besar, yakni sebanyak 85%. Perlu adanya upaya fortifikasi kalsium, salah satunya ke dalam produk beras analog (Anggraini, 2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut, alternatif pengganti beras yang dapat diberikan adalah dengan menciptakan inovasi beras analog yang menggunakan bahan dasar umbi porang dan tulang sotong dengan menggunakan inovasi mesin rice extruder sehingga dapat mempercepat proses pembuatan dan penghematan biaya. Mesin rice extruder menerapkan prinsip extrusi dimana bahan baku akan dialirkan dalam single screw dan mendapat pressing guna mencetak menjadi bentuk beras. Mesin ini memodifikasi mesin penggiling daging dengan tambahan komponen berupa pengering. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan seiring dengan kemajuan teknologi.
Keunggulan dari beras analog Phyllus menggunakan inovasi mesin cetak beras analog ini adalah:
Kami sudah pernah menemukan penelitian sebelum penelitian kami ini yaitu pembuatan beras analog dari umbi singkong dengan mesin pencetak beras analog. Namun, dalam penelitian kami digunakan umbi porang dan tulang sotong sebagai bahan baku karena pemanfaatannya yang belum maksimal serta inovasi mesin pencetak beras analog yang memodifikasi mesin penggiling daging dengan beberapa tambahan komponen sehingga menciptakan inovasi terbaru yang berbeda dengan mesin cetak sebelumnya.
Nama | : | AGUS WIDODO |
Alamat | : | Dusun Rowosari RT 03 RW 05, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal |
No. Telepon | : | 0859160102161 |