Pemannfaatan Buah Jambu Monyet sebagai obat herbal alternatif untuk menunjang kesehatan dalam bentuk Kapsul Jambu Monyet (Jamet)
ABSTRAK
Buah Jambu Mete (Monyet) yang dimanfaatkan adalah daging buah serta airnya. Budidaya tanaman jambu monyet sudah dikembangkan sejak dulu di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Kami sebagai anak bangsa ingin memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat sekitar tentang manfaat buah jambu monyet yang mana dapat kita jadikan obat herbal dan juga minuman dengan cara yang mudah serta harga terjangkau sehingga selain kita dapatkan manfaat kesehatan juga dapat kita jadikan sebagai salah satu komoditas ekonomi di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Oleh karena itu, kami mencoba melakukan pemanfaatan buah jambu monyet dengan cara mengolahnya menjadi Kapsul Herbal dalam bentuk Kapsul Jambu Monyet (Jamet) yang bermanfaat untuk menunjang kesehatan kita.
Materi yang digunakan dalam pemanfaatan buah jambu monyet menjadi kapsul jambu monyet (Jamet) meliputi buah jambu monyet segar, mesin pemeras/esktraktor, oven listrik, blender, ayakan. Metode yang digunakan yaitu studi pustaka dan praktikum skala laboratorium.
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai obat herbal alternatif berupa Kapsul Jambu Monyet (Jamet) yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan kita dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Kapsul Jambu Monyet (Jamet) dapat dijadikan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dijadikan solusi untuk menyongsong era revolusi indutri 4.0 sehingga dengan menciptakan sebuah lapangan kerja baru dapat menjadikan komoditas ekonomi di masyarakat khususnya di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Hasil survei menunjukkan adanya pengaruh setelah mengkonsumsi Kapsul Jambu Monyet (Jamet) memberikan dampak yang baik terhadap pasien yang memiliki penyakit kolesterol yang mana dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pemanfaatan Kapsul Jambu Monyet (Jamet) dapat dikonsumsi untuk semua kalangan masyarakat untuk menunjang kesehatan dengan memiliki manfaat antara lain : mencegah penyakit jantung, menurunkan kadar koleserol, meningkatkan vitalitas pria, mencegah anemia, mencegah penyakit kanker dan juga untuk menangkal radikal bebas
Tanaman Jambu Mete (Monyet) sudah lama dikenal dan ditanam di Indonesia, tetapi belum mempunyai arti ekonomis. Indonesia mengembangkan budidaya Jambu Mete (Monyet) untuk meningkatkan produksi maupun pengolahannya. Usaha pengembangan budidaya tersebut tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi badan-badan swasta dan juga masyarakat sendiri. Usaha-usaha yang dilakukan dalam memperluas area tanaman jambu mete (monyet) untuk meningkatkan produksi sekaligus berfungsi untuk penghijauan-penghjauan daeran tersebut.
Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anarcadium Occidentale L) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Pada tahun 2000, produksi gelondong mete (biji mete kering) diprediksikan mencapai 92.390 ton.
Pusat jambu mete di Jawa Tengah Karisidenan Surakarta terutama di Kabupaten Wonogiri, yang mana memiliki karakteristik yang kritis atau kurang subur. Tanaman jambu mete ini bersifat dapat memulihkan kondisi kesuburan tanah dan juga untuk pencegahan erosi terhadap tanah yang gundul atau kritis.
Di Indonesia, buah jambu mete belum banyak dimanfaatkan. Padahal hampir semua bagian tanaman jambu mete dapat dimanfaatkan, mulai dari buahnya, kulit biji dan kulit ari, akar, batang dan daun.
Buah semu mete merupakan produk samping dari industri kacang mete. Total produksi sekitar 600 ton per tahun, buah semu mete sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu, buah semu mete memiliki banyak khasiat seperti misalnya mencegah penyakit jantung, menurunkan kolesterol, meningkatkan vitalitas pria, mencegah anemia, mencegah kanker dan meningkatkan kekebalan tubuh maupun sebagai antioksidan yang potensial, hal ini dikarenakan buah semu mete memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi yaitu 203.5 mg/100 ml. Buah semu dapat diolah menjadi aneka makanan dan minuman. Ampas buah semu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku abon dan sebagai bahan campuran untuk pakan ternak.
Jambu mete sebagai salah satu jenis buah yang mengandung berbagai unsur gizi yang terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, dan vitamin (A,B, dan C) Buah Jambu Mete mempunya keunikan tersendiri dimana buahnya berbau harum yang khas serta bijinya berada di luar buah.
Selama ini buah jambu mete hanya dimanfaatkan bijinya saja, sedangkan daging buahnya baru sebagian kecil dimanfaatkan, yaitu sebatas untuk rujakan. Pemanfaatan buah semu jambu mete masih terbatas, hal ini berhubungan dengan sifat–sifat buah semu jambu mete itu sendiri. Terutama karena buah semu jambu mete memiliki rasa sepat dan menimbulkan rasa gatal bila dimakan, sehingga kurang disukai orang untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan adanya kandungan tanin yang menyebabkan rasa buah ini menjadi sepat. Kalau ditinjau dari nilai gizinya, buah semu jambu mete termasuk sumber vitamin C yang cukup potensial.
Buah semu jambu mete selain rasanya yang sepat buah tersebut juga tidak tahan lama dan mudah membusuk, oleh karena itu perlu diolah menjadi minuman sari buah, anggur jambu mete, cuka makanan, manisan basah dan kering, selai, dan jelly sebagai produk olah pengawetan atau teknologi pangan.
Bila daging buah ini diproses dengan perlakuan tertentu sehingga rasa sepat dan gatalnya bisa dihilangkan, maka daging buah jambu mete dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bisa diterima oleh masyarakat. Oleh karenanya buah jambu mete berpotensi dikembangkan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk jambu mete.
Sementara itu, upaya untuk menghilangkan rasa sepat dan gatal telah banyak diteliti. Diantaranya oleh Central Food Technological Research Institute di Mysore - India menyimpulkan bahwa rasa sepat dan gatal pada buah jambu mete dapat dikurangi dengan beberapa proses antara lain pengukusan, perendaman dalam larutan garam maupun asam sulfat encer dan perlakuan dengan penambahan kasein, gelatin maupun asam sitrat. Menurut Mulyohardjo, M dan Rahayu., K, (1991) buah jambu mete yang disimpan pada suhu 0 – 40 0C selama 7 hari dapat mengurangi rasa sepat dan gatalnya.
Masyarakat Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri
Masa Pandemi Covid-19 yang terjadi sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.
Tanah di Kabupaten Wonogiri terdiri dari 6 (enam) jenis tanah utama, yaitu mediteran, alluvial, grumusol, latosol, regosol, dan andosol. Karakteristik jenis tanah yang dimiliki di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri adalah latosol coklat kemerahan, (Laporan Akhir RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2016 Kabupaten Wonogiri). Tanah yang sangat cocok untuk Pohon Jambu Monyet.
Obat Herbal
Pengobatan herbal di Indonesia sudah merambah semakin banyak macam dan jenisnya dengan adanya berbagai macam produk-produk yang berasal dari tanaman disekitar lingkungan kita yang diolah dengan berbagai bentuk dengan kemanfaatan yang berbeda-beda untuk menunjang Kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Nama | : | DWI MARYANTI, S.Pd. |
Alamat | : | Jl. Raya Wonogiri-Ngadirojo Km.8. Randusari, Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Wonogiri |
No. Telepon | : | 081329222451 |