Tujuan merekayasa telur ayam ras petelur omega-3 “nabati” yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar yang cukup tinggi dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan gizi khususnya kandungan ALA, EPA dan DHA yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Banyak telur omega-3 yang sudah diproduksi di pasaran, namun penulis ingin memproduksi telur omega-3 dari bahan “nabati”, yaitu bersumber dari biji rami, kacang merah dan empon-empon mengingat bahan-bahan ini ada di sekitar kita. Harapannya, ini dapat menjadi bahan masukan para peternak apabila ingin memproduksi telur omega-3.
Rekayasa yang dilakukan dengan memberikan pakan tambahan pada ayam ras petelur berupa biji rami 5 %, tepung kacang merah 5% dan empon-empon. Hasilnya, terbentuk telur ayam ras petelur omega-3 “nabati” yang ditandai dengan perubahan warna kuning telur yang semakin gelap (orange) dan kuning telur yang lebih kokoh (kenyal) sehingga tidak mudah pecah jika dipisahkan dari putih telurnya. Hasil uji laboratorium UGM Yogyakarta (sample ke-2) menunjukkan kadar omega-3 yang sudah relatif tinggi.
Hal lain yang menggembirakan, dengan telur ayam ras petelur omega-3 ”nabati” ini keuntungan akan jauh meningkat sekitar 45,5% dibandingkan dengan telur ayam ras petelur biasa. Hal lain, rekayasa ini dapat memberdayakan masyarakat untuk penyediaan pakan yang mengandung kadar omega-3 dan kemitraan pada peternak dalam menjual suplemen pakan ini.
Masyarakat pedesaan di Indonesia telah lama mengenal dan mengembangkan unggas khususnya ayam sebagai usaha sampingan. Di beberapa tempat, ternak unggas ini telah meningkat menjadi usaha utama walaupun kadang masih bersifat tradisional. Saat ini ternak unggas khususnya ayam sudah merambah di perkotaan. Usaha peternakan ini dapat membantu mencukupi kebutuhan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ternak unggas khususnya ayam petelur mulai banyak ditekuni dan dikembangkan agar memperoleh produksi telur yang lebih banyak dan berkualitas. Bukan hanya jumlah telurnya, namun peningkatan kandungan gizi juga ramai dikembangkan di masyarakat. Salah satu usahanya yaitu meningkatkan kandungan Omega-3 dalam telur. Secara alami, kandungan omega-3 untuk setiap telur sudah ada walaupun dalam kadar yang relative kecil, sehingga orang berlomba meningkatkan kandungan omega-3 dengan rekayasa teknologi pangan.
Telur ayam omega-3 sudah banyak di pasaran. Dibandingkan telur lainnya, telur omega-3 memiliki harga jauh di atas harga rata-rata telur pada umumnya. Hal ini disebabkan telur omega-3 memiliki khasiat yang lebih banyak. Telur ayam omega-3 mempunyai kandungan kolesterol 50% lebih rendah dibandingkan telur ayam biasa. Per butir telur ayam omega-3, hanya terdapat 150 mg kolesterol. Padahal pada telur ayam biasa, dalam jumlah yang sama, kandungan kolesterolnya dapat mencapai 250-300 mg.
Dari aspek kesehatan, kebutuhan kolesterol orang dewasa dalam sehari hanyalah 300 mg. Karena itu, telur ayam omega-3 sangat cocok untuk dijadikan sumber protein bagi orang yang mempunyai masalah kolesterol tinggi atau penyakit jantung. Telur omega-3 bukan hanya sehat, namun harga jual yang jauh lebih tinggi dari telur biasa, tentu akan menambah keuntungan dan kesejahteraan peternak. Untuk mendapatkan produksi telur yang lebih banyak, dan memiliki kandungan omega-3 peternak banyak merekayasa telur menggunakan ayam petelur atau ayam negeri yang memiliki kemampuan bertelur lebih banyak dan secara terus-menerus.
Perbedaan telur biasa dan omega-3 terletak pada perawatan yang dilakukan kepada ayam petelurnya. Banyak pakar yang berpendapat tentang dasar dari rekayasa telur salah satu yang disampaikan Koswara (2018:78) bahwa kandungan gizi dalam telur bergantung pada kandungan pakan yang diberikan. Ini berarti bahwa untuk mendapatkan telur yang mengandung Omega-3 dilakukan dengan cara memberikan pakan yang banyak kadar omega-3.
Telur ayam omega-3 dihasilkan oleh ayam petelur diberi makanan khusus yang mengandung lebih banyak omega-3 akan memperbanyak kandungan omega-3 di dalam telur yang dihasilkan nantinya. Di masyarakat umum, untuk menghasilkan telur omega-3 dilakukan dengan memberikan pakan tambahan dari produksi laut misalnya ikan laut dalam dan ikan-ikan laut lainnya (hewani).
Dari kerangka itulah, penulis melakukan rekayasa telur menggunakan biji rami, kacang merah dan empon-empon yang dicampurkan pada pakan ayam petelur agar menghasilkan telur dengan kandungan omega-3 “nabati” yang tinggi. Tentu hal ini yang membedakan telur omega-3 yang ada di pasaran dengan telur ayam omega-3 “nabati” ini.
Omega-3 termasuk salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Omega-3 adalah jenis asam lemak essensial yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Omega-3 juga dapat membantu menguatkan sistem imun dan menyeimbangkan kadar lemak trigliserida dalam darah. Termasuk dibutuhkan anak-anak untuk perkembangan otak mereka. Meski begitu, tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri dalam jumlah yang memadai sehingga harus dibantu lewat asupan makanan.
Telur ayam omega-3 kaya akan asam lemak essensial. Asam lemak omega-3 itu sendiri ada tiga bentuk, yaitu ALA (Alpha-linoleic Acid), yaitu ALA (Alpha linoleic acid), DHA (Docosahexaenoic), dan EPA (Eicosapenoice acid). Alpha-linoleic Acid (ALA) paling banyak terdapat dalam sumber nabati, seperti minyak tumbuhan, biji-bijian serta kacang-kacangan.
Telur ayam ras petelur Omega-3 “nabati” ini diproduksi dari telur ayam ras petelur dengan rekayasa pakan “nabati” berupa tambahan biji rami, kacang merah dan empon-empon. Dengan penambahan bahan tersebut akan dihasilkan telur ayam ras dengan kadar omega-3 “nabati” yang cukup tinggi. Saat ayam mencerna biji rami, dan kacang merah beberapa ALA dipecah menjadi DHA, untuk ditransfer pada kuning telur. Inilah yang membuat telur menjadi kaya akan asam lemak omega-3.
Biji rami atau Linum usitatissimum juga mengandung campuran asam lemak tak jenuh, khususnya ALA, asam omega-3 essential, dan asam linoleat, asam omega-6 essensial. Kedua jenis asam lemak ini dibutuhkan oleh manusia dan didapatkan dari lemak dan minyak pada makanan karena tubuh kita tidak bisa membuatnya. ALA merupakan 57% dari total asam lemak di biji rami, menjadikannya sebagai sumber ALA tertinggi.
Biji rami masuk kategori superfood karena mengandung omega-3, serat makanan, dan nutrisi lainya yang dibutuhkan bagi kesehatan tubuh. Biji rami kaya akan lemak, protein, dan serat makanan. Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa biji rami mengandung 41% lemak, 20% protein, 28% serat, 7,7% air, dan 3,4% ash, yaitu residu kaya mineral yang tersisa.
Kacang merah banyak terdapat di sekitar kita, bahkan dapat dikatakan cadangan kacang merah ini sangat melimpah. Kacang merah memiliki sekitar 300 mg asam lemak Omega-3. Selain kaya Omega-3, kacang merah juga mengandung protein dan serat yang sangat baik untuk pencernaan. Menurut Kaleka (2015:47) bahwa pakan ayam ras petelur alternatif yang memiliki kandungan Omega-3 tinggi adalah bahan makanan yang masuk pada jenis kacang-kacangan, salah satunya adalah kacang merah.
Menurut Ulupi, Niken (2013:56) bahwa telur ayam spesial ini mengandung asam lemak omega-3 sepuluh kali lipat lebih banyak ketimbang telur biasa. Hebatnya lagi, kandungan kolesterolnya juga 50% lebih rendah dari telur ayam biasa. Per 100 gram telur ayam omega-3, kolesterolnya hanya sekitar 150 mg sedangkan telur biasa bisa mencapai 250-300 mg. Sebagai catatan, batas asupan kolesterol pada orang dewasa adalah maksimal 300 mg per hari.
Keunggulan dari telur ayam omega-3 ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai sumber ptotein bagi orang yang memiliki masalah dengan kolesterol atau penyakit jantung.
Melihat kandungan dari telur omega-3 yang lebih unggul dari telur biasa, tidak heran jika harganya dibanderol juga lebih mahal. Harga telur ini bisa tiga kali lipat lebih mahal dari telur ayam ras petelur biasa di pasaran.
Penambahan biji rami, kacang merah dan empon-empon pada pakan ayam ras petelur, warna kuning telur akan terjadi perubahan warna setelah hari ke-17 pasca penambahan bahan itu. Namun demikian, perubahan warna kuning telur akan berubah menjadi kuning gelap atau orange dan kenyal serta tidak mudah pecah jika dipisahkan dari putih telur setelah hari ke-28. Ini berarti, penambahan biji rami, kacang merah dan empon-empon bersumber “nabati” mampu meningkatkan kadar omega-3 dalam telur.
Menurut Rahayu (2018:67) menyatakan bahwa karakteristik telur ayam omega-3, memiliki perbedaan lain dari telur ayam biasa. Tampilan fisik kuning telur ayam biasa berwarna kuning muda, sementara kuning telur omega-3 ini berukuran lebih besar dan berwarna lebih pekat, bahkan mendekati oranye. Di samping itu, kuning telurnya juga lebih kokoh (lentur) dan tidak mudah hancur saat dipisahkan dari putihnya karena kandungan betakarotinnya yang tinggi.
Di Indonesia, penemuan teknologi rekayasa pangan untuk memperkaya telur ayam dengan omega-3 pertama kali dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1995 dan sudah dipatenkan sejak tahun 2009. Selain lewat teknologi rekayasa, ayam-ayam ternaknya juga sebelumnya diberi pakan yang diperkaya suplemen omega-3, maka ayam-ayam ternak itu dapat menghasilkan telur dengan kandungan asam lemak Omega-3 yang tinggi. Namun demikian hingga saat ini rekayasa teknologi pangan yang dilakukan di IPB itu menggunakan teknologi yang sulit diimplementasikan di masyarakat umum karena harganya yang cukup mahal mengingat harus membeli suplemen makanan produk IPB tersebut.
Dengan rekayasa telur ayam ras Omega-3 “nabati” menggunakan tambahan biji rami, kacang merah dan empon-empon ini, peternak akan dengan mudah merekayasa terhadap ayam-ayam ras petelur mereka sehingga dapat menghasilkan telur ayam Omega-3 lebih murah serta memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi.
Nama | : | FA. Suprapto Mukti Nugroho |
Alamat | : | SMP Negeri 6 Temanggung, Jl. dr. Sutomo 32 Temanggung |
No. Telepon | : | 08156890931 |