Sektor pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu komoditas ekspor bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program swasembada pangan berkelanjutan dari lima komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, gula dan daging). Seiring dengan isu kelangkaan tenaga kerja pertanian di beberapa sentra produksi pertanian saat ini menyebabkan mahalnya biaya budidaya maupun pekerjaan budidaya pertanian tertunda dan kurang efisien. Kemudian kelangkaan tenaga kerja pada usaha tani padi lebih dirasakan oleh petani pada saat tanam bibit dan panen karena kedua kegiatan tersebut lebih mengandalkan tenaga kerja lebih banyak. Walaupun masih ada tenaga kerja namun jumlahnya relatif sedikit dan didominasi oleh tenaga kerja yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Penelitian inovasi ini dilakukan untuk membuat Mesin MRT (Manual Rice Transplanter) sebagai solusi dari kelangkaan sumber daya manusia dalam penanaman padi, sehingga diharapkan produktivitas pertanian pada sector padi dapat berlangsung dengan baik dan mengalami peningkatan hasil panen. Mesin ini dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan petani padi, sehingga pengoperasiannya dapat dengan mudah untuk dilakukan. beberapa keunggulan dari mesin manual rice transplanter ini yaitu dimensi mesin sedang, sehingga mesin dapat dengan mudah untuk dipindahkan, dilengkapi roda yang sudah disesuaikan dengan media tanam lahan persawahan, jarak tanam sudah diatur secara otomatis, kemudian harga cukup terjangkau karena bahan-bahannya mudah untuk didapatkan.
Kata kunci : Mesin rice transplanter, penanam padi.
Sektor pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu komoditas yang besar bagi kebutuhan dalam negeri atau bahkan sebagai komoditas ekspor bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program swasembada pangan berkelanjutan dari lima komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, gula dan daging). Pencapaian tujuan program tersebut harus didukung dengan beberapa strategi penentu keberhasilannya, yaitu : peningkatan produktivitas lahan, ketepatan waktu tanam agar terhindar dari kekurangan air atau kebanjiran, perluasan area pertanaman dari yang ada saat ini yang berkompetisi dengan laju alih fungsi lahan, penurunan susut hasil saat panen. Peningkatan produktivitas lahan dan ketepatan waktu tanam selain ditentukan oleh dukungan unsur-unsur sarana produksi juga dipengaruhi ketersediaan tenaga kerja (olah tanah dan tanam) setempat.
Seiring dengan isu kelangkaan tenaga kerja pertanian di beberapa sentra produksi pertanian saat ini menyebabkan mahalnya biaya budidaya maupun pekerjaan budidaya pertanian tertunda dan kurang efisien. Derasnya arus urbanisasi tenaga kerja muda perdesaan ke kota menambah permasalahan tersebut, oleh sebab itu inovasi teknologi mekanisasi pertanian baik berupa alat mesin pertanian, model maupun teknologi lainnya menjadi sangat vital. (Harmanto, 2013).
Kelangkaan tenaga kerja pada usaha tani padi lebih dirasakan oleh petani pada saat tanam bibit dan panen karena kedua kegiatan tersebut lebih mengandalkan tenaga kerja lebih banyak. Walaupun masih ada tenaga kerja namun jumlahnya relatif sedikit dan didominasi oleh tenaga kerja yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja tanam bibit padi, maka penggunaan alat tanam pindah bibit padi MRT (manual rice transplanter) sangat penting digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mesin MRT (Manual Rice Transplanter) ini memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut :
Nama | : | Sumarwan |
Alamat | : | Jl. Jend. Sudirman No.106, Sukorejo, Giritirto, Kec. Wonogiri |
No. Telepon | : | 085728219180 |