Latar Belakang Kasus positif Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia semakin meningkat dengan penambahan yang cukup besar dan tidak menentu setiap harinya. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito (2020) mengatakan bahwa kenaikan kasus sebanyak 8,4% berdasarkan data per 20 September dengan kasus tertinggi terjadi di Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan ulawesi Selatan. Peneliti Penduduk dan Lingkungan LIPI, Lengga Pradipta (2020) memperkuat dengan mengidentifikasi tiga hal yang membuat Covid-19 menjadi masalah yang sulit selesai terutama di Indonesia, yaitu masalah iternal dari masyarakat, eksternal berupa pemberitaan media, dan institusional atau pemerintah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat belum atau tidak patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan serta kurangnya sinergi antara pemerintah dengan masyarakat dan juga media. Kasus Covid-19 perlu segera ditangani atau dicarikan solusi agar kasus positif lekas menurun dan masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa terutama dalam menggunakan fasilitas umum maupun tidak perlu was-was ketika hendak ke fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan, terutama rumah sakit kewalahan menghapai lonjakan pasien Covid-19. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih (2020) bahwa saat ini rumah sakit dan tenaga kesehatan sudah kewalahan menghadapi lonjakan Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengkoordinasi dan mengntrol sistem layanan kesehatan guna membantu proses penanganan Covid-19, terutama mengoreksi protokol keamanan di rumah sakit bagi tenaga kesehatan dan tidak menjadi kluster penyebaran Covid19. Kasus kematian tenaga kesehatan terus bertambah akibat Covid-19. Berdasarkan catatan IDI (2020), risiko penyebab kasus kematian dokter selalu berulang, antara lain minimnya APD, kurangnya skrining pasien di fasilitas kesehatan, kelelahan para tenaga medis karena jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah, jam kerja yang panjang, tekanan psikologis, selain itu adanya kontak langsung tenaga kesehatan dengan pasien. Oleh karena itu, selain dengan adanya pedoman standar perlindungan petugas medis dalam menangani pandemi Covid-19 dan penerapan jam kerja bagi tenaga kesehatan, MPR (Medic Patrol Robot) yang bertugas mengantarkan obat untuk pasien mampu menjadi salah satu solusi penghematan tenaga manusia serta mengurangi kontak langsung antara tenaga medis dengan pasien.

Keunggulan Hasil dari analisis kebutuhan yang dilakukan, diketahui bahwa akibat Covid19 yang terus meningkat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya mengalami kewalahan bahkan berujung pada kematian. Hal ini disebabkan karena minimnya APD, kurangnya skrining pasien di fasilitas kesehatan, kelelahan para tenaga medis karena jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah, jam kerja yang panjang, tekanan psikologis, selain itu adanya kontak langsung tenaga kesehatan dengan pasien. Dari sini kemudian kami mengembangkan sebuah alat yang setidaknya mampu meminimalisir kontak fisik dan membantu tenaga kesehatan agar dapat lebih menghemat tenaga. Minimnya kontak fisik inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari rancangan robot kami.