Permasalahan bidang energi dan konservasi lingkungan setiap hari semakin meningkat. Sekitar 1,6 milyard orang kekurangan akses listrik. Dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dalam transportasi jalan mengalami peningkatan yang drastis seiring berjumlahnya alat ransportasi. Di sisi lain ada ketidakefisien pemanfaatan energi untuk beberapa peralatan yang digunakan oleh manusia. Pada kendaraan bensin maupun listrik secara umum menggunakan mesin pembakaran internal yang tidak efisien. Sekitar 25% hasil pembakaran yang digunakan untuk operasi kendaraan, dan 40% hilang menjadi limbah panas yang terbuang. Limbah panas terbuang juga pada peralatan rumah tangga. Pemanasan global dan polusi lingkungan akibat penggunaan energi yang tidak efisien ini juga semakin meningkat. Mini Briquettes Power Source telah dibuat dengan memanfaatkan prinsip kerja termoelektrik. Alat ini mampu mengatasi ketidakefisienan penggunaan energi, dan mampu memberikan solusi permasalahan energi dan konservasi lingkungan. Pengunaanya fleksibel, karena tidak memerlukan struktur mekanik yang rumit, dan juga ramah lingkungan.
Penggunaan sumber daya energi dunia akan selalu mengalami kenaikan seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia. Pemasukan energi Listrik juga mulai terbatas, padahal ini sangat penting untuk pertumbuhan sosial dan ekonomi (Ando Junior et al., 2018; Engenharia, 2010). Menurut data dari Energy Information Administration (EIA) bahwa penggunaan energi listrik mengalami peningkatan setiap tahun, sekitar 35% pada tahun 2018 dan 36% pada tahun 2019 (Jaziri et al., 2019). Sedangkan penggunaan bahan bakar minyak mengalami peningkatan dari 94 juta barel per hari pada tahun 2014 menjadi 100 juta barel per hari pada tahun 2018 (Administration, 2018). Penggunaan bahan bakar minyak permintaanya meningkat seiring bertambahnya jumlah alat transportasi baik darat, laut, maupun udara, khususnya penggunaan kendaraan darat.
Bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas alam masih menjadi sumber energi utama sistem perekonomian dan sosial dunia (A. Allouhi, A. Boharb, R. Saidur, T. Kousksou, A. Jamil, 2018; Allouhi, 2019). Saat ini bahan bakar fosil memberikan pasokan sekitar 80% energi total yang dibutuhkan oleh aktivitas perekonomian dan sosial dunia (Shittu et al., 2019). Namun energi tak terbarukan ini lama kelamaan akan habis dan akan memeberikan ancaman pada kehidupan generasi berikutnya. Selain itu dampak polusi udara dan lingkungan sangat mengganggu kesehatan. Kondisi ini menuntut untuk selalu dilakukan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, dan mengurangi dampak lingkungan polusi udara.
Permasalahan energi dan konservasi lingkungan juga terjadi pada penggunaan energi listrik. Sekitar 1,6 milyard orang kekurangan akses listrik (Ando Junior et al., 2018; Champier et al., 2011; Jaziri et al., 2019; Shittu et al., 2019). Terutama masyarakat di daaerah pedalaman dan pedesaan. Akses listrik belum sepenuhnya dirasakan. Hanya beberapa masyarakat yang berpenghasilan tinggi yang bisa merasakan fasilitas energi listrik untuk berbagai keperluan rumah tangga. Sedang untuk masyarakat berpenghasilan rendah baru sebatas memenuhi kebutuhan dasar listrik seperti cahaya. Untuk pengisian daya ponsel ataupun alat elektronik yang lain belum sepenuhnya bisa terpenuhi. Kebutuhan listrik juga akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, terkhusus Indonesia sebagai negara berkembang.
Usaha untuk mengatasi keterbatasan energi bahan bakar fosil sekaligus mengatasi permasalahan konservasi lingkungan perlu diciptakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan (Zhang et al., 2008). Permasalahan di bidang energi dan konservasi lingkungan ini juga dilakukan oleh para ahli dan peneliti dengan upaya penciptaan energi listrik melalui pemanfaatan biomassa yang bisa digunakan untuk kebutuhan operasional rumah tangga. Pemanfaatan panas buangan kompor berbahan bakar kayu atau sering disebut kompor CLIP (Combustion Latérale Inversée Performate) telah menghasilkan daya sekitar 500kPa, cukup digunakan untuk operasional listrik Rumah tangga, seperti penerangan, radio, pengisian daya ponsel, dan alat elektronik lainnya (Champier et al., 2011).
Energi panas dapat dihasilkan dari kendaraan baik bahan bakar listrik maupun minyak, kompor kayu maupun kompor listrik, panas bumi, nuklir, matahari, api unggun (kayu), aspal jalan, tubuh manusia. Energi panas tersedia sangat banyak di alam. Energi matahari yang menyebabkan pemantulan panas pada jalan, pada bangunan maupun benda-benda lain bisa digunakan sebagai sumber energi. Perangkat elektronik seperti hanphone, televisi, komputer juga menghasilkan panas yang bisa dimanfaatkan kembali dengan menggunakan termoelektrik (Sun & Corporation, 2017).
Penggunaan termoelektrik memberikan keluasan untuk memanfaatkan energi panas dari alam. Mengutip perkataan tesla “daya listrik ada di mana-mana dengan jumlah tak terbatas, dapat digunakan untuk menggerakan mesin tanpa tergantung pada bahan bakar fosil” (Jaziri et al., 2019). Hal ini memberikan inspirasi bahwa dalam menciptakan sumber energi bisa dilakukan dengan ketersediaan energi panas di alam yang sangat luas. Penggunaan termoelektrik untuk megubah energi panas alam menjadi energi listrik ini juga memberikan solusi permasalahan konservasi lingkungan secara berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, telah dibuat alat untuk memanfaatkan limbah panas buangan dari kompor menjadi energi liatrik alternatif yakni Mini Briquettes Power Source. Alat ini terdiri dari kompor briket, generator termoelektrik, dan heatsink. Alat ini telah menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan untuk mengisi baterai handphone, mengisi powerbank dan beberap alat listrik yang lain.
Produk Inovasi Mini Briquettes Power Source memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
Nama | : | Triana Oktavia Ningtyas |
Alamat | : | Jl. Raya Kalibeber No.3 Mojotengah, Wonosobo |
No. Telepon | : | 081226717825 |