Batu candi plastik (BATU CANTIK) merupakan produk inovasi yang mengolah sampah plastik dengan jenis plastik daun, untuk menjadi produk bahan / material bangunan dalam fungsi sebagai pelapis dinding yang selama ini menggunakan keramik, marmer maupun batu alam (termasuk batu candi). Faktor yang mendasari ide kreatif ini adalah permasalahan sampah plastik yang semakin banyak dan tidak dapat diurai oleh tanah. Sampah Plastik memiliki jenis yang bervariasi dan tidak semua dapat dibuat daur ulang dengan cara yang sama. Saat ini, sampah plastik keras (dari botol mineral, gelas mineral, ember, helm dan sebagainya) diminati oleh para pemulung untuk dijual kembali, atau digiling dengan mesin cacah plastik. Namun sampah plastik daun (plastik kantong, kresek, bungkus mie instan dan sejenisnya) tidak diminati oleh pemulung dikarenakan hamper sebagian besar pelapak / pengepul rosok tidak bersedia membelinya. Sehingga sampah plastik dengan jenis seperti ini tetap akan menjadi masalah dan jika dibiarkan akan merusak ekosistem lingkungan.
Produk sampah plastik daun perlu diolah agar memiliki nilai tambah ekonomis dan nilai guna bagi masyarakat. Inovasi yang dilakukan untuk mengolah sampah plastik daun adalah mengolahnya menjadi batu candi plastik (BATU CANTIK) sebagai alternatif bahan bangunan pelapis dinding. Produk batu cantik ini pun berpotensi untuk dikomersialkan dengan skala yang lebih luas.
Kata Kunci : Dengan INOVASI, ubah masalah menjadi berkah.
Persoalan peningkatan kualitas kesehatan Lingkungan dan permukiman menjadi masalah mendasar bagi tujuan terciptanya masyarakat sehat, baik fisik maupun fisik. Secara obyektif, masyarakat yang sehat akan berpola pikir / paradigma sehat dan akan menghasilkan kegiatan yang sehat pula. Sementara Lingkungan permukiman yang kurang sehat, dalam praktiknya akan menghasilkan sesuatu yang kurang sehat pula.
Permasalahan sampah plastik yang sering diekspos media, beberapa tahun terakhir ini sangat mengusik perhatian kita, mulai dari wisatawan yang berenang di laut dan menemukan hamparan sampah plastik sampai dengan ditemukannya ikan paus yang mati dan diduga karena makan sampah plastik yang tidak dapat dicerna. Belum lagi dipermukiman, hampir bisa dipastikan setiap keluarga pasti memiliki sampah plastik setiap harinya sehingga kita sendiri juga mengalami masalah itu.
Konsep 3R sebagai sebuah pendekatan untuk menangani sampah pun belum sepenuhnya bisa dilakukan.Reduce (pengurangan sampah), Reuse (penggunaan kembali) serta Recycle (daur ulang) pada dasarnya adalah pendekatan penanganan sampah secara bersama-sama, baik masyarakat maupun pengelola kegiatan. Reduce dan Reuse sebenarnya akan membawa sebuah perubahan perilaku masyarakat yang akan berdampak pada pengurangan sampah di permukiman. Sementara Recycle akan meningkatkan bentuk-bentuk inovasi terhadap varian produk daur ulang sampah di permukiman.
Daur ulang sampah plastik saat ini, masih sebatas menggunakan plastik keras (botol, gelas, atom dan lain-lain) sebagai bahan bakunya untuk dicacah / dijadikan biji plastik. Sementara sampah plastik yang tergolong dalam plastik daun (kantong kresek, bungkus mie instan, mika snack, bungkus minyak dan sebagainya) masih menjadi masalah di permukiman, karena nilai jualnya sangat rendah dan bahkan di beberapa wilayah tidak laku). Padahal sampah plastik dengan jenis ini, secara kuantitas mungkin lebih tinggi dibandingkan sampah plastik yang tergolong plastik keras. Dan bisa dipastikan, setiap rumah tangga pasti memiliki sampah plastik dengan jenis tersebut.
Untuk itulah, kami menghadirkan produk BATU CANTIK (BATU CANDI PLASTIK), sebagai upaya konkret dalam hal penanganan sampah plastik daun. Penyelesaian masalah plastik daun tanpa perlu proses pemilahan. Daur ulang plastik daun dengan teknologi sederhana dan mudah. Inovasi BATU CANTIK merupakan inovasi terbaru kami setelah produk PAVING BERGARANSI yang telah mendapatkan pangsa pasar di wilayah kami.
Keunggulan dan perbedaan saat dibandingkan dengan penemuan yang dirilis
Produk Terdahulu ( Batu Alam / Batu Candi ) |
Penemuan Sekarang ( BATU CANTIK / Batu Candi Plastik ) |
Ketersediaan Bahan Baku : Harus mencari di penambangan pasir maupun penambangan bukit, untuk bisa mendapatkan batu sebagai bahan baku. |
Ketersediaan Bahan Baku : Mudah didapat di sekitar kita, karena setiap orang mempunyai sampah plastik. Artinya selama manusia masih menggunakan plastik sebagai media bungkus, maka selamanya sampah plastik akan tetap ada di sekitar kita. |
Ramah Lingkungan : Berdampak pada ekploitasi / kerusakan alam dan lingkungan untuk pengadaan bahan bakunya Kalau batu candi pecah akan menjadi sampah bangunan |
Ramah Lingkungan : Berdampak pada solusi untuk menjawab permasalahan penanganan sampah plastik. Kalau BATU CANTIK pecah, tetap akan bisa diolah menjadi produk semula (BATU CANTIK) lagi |
Teknis Pembuatan : Memakai mesin / teknologi industri yang tidak setiap orang mampu menggunakan dan/atau memilikinya. |
Teknis Pembuatan : Peralatan sangat sederhana dan murah, bahkan setiap orang bisa membuatnya karena sangat mudah, bisa dikerjakan secara manual. |
Aplikasi Pemasangan : Menggunakan perekat semen |
Aplikasi Pemasangan : Menggunakan perekat semen, atau bisa juga memakai bor / baut kalau ukuran BATU CANTIK nya cukup besar. |
Pemeliharaan : Batu Candi setelah dipasang biasanya masih harus ada proses finishing dengan melapisi dengan cotting atau cat, agar terlihat mengkilat dan lebih hitam. Namun dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun, bisa dipastikan akan pudar / luntur, dan harus di cat lagi. |
Pemeliharaan : BATU CANTIK tidak perlu di cotting karena bahan plastik memang sudah mengkilap. Dan juga tidak perlu dicat hitam, karena plastik apabila dilelehkan akan berwarna hitam. Sehingga menjadi warna alami dan tidak akan bisa pudar / luntur |
Nama | : | Saryono |
Alamat | : | Dukuh Karangwuni RT. 03 / RW. 01 Desa Doplang Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali |
No. Telepon | : | 0857 4202 1344 |