Tujuan kegiatan ini adalah rekayasa alat untuk membuat digester biogas mini yang bisa dimanfaatkan untuk rumah tangga peternak sapi. Beberapa manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: a). Tersedianya digester biogas mini yang bisa dimanfaatkan oleh petani peternak sapi pada khususnya dan masyarakat sekitar wilayah peternakan; b). Menghemat biaya operasional rumah tangga, dengan mengganti bahan bakar minyak dan gas yang relatif lebih mahal dengan penggunaan biogas; c). Lingkungan menjadi lebih bersih dan indah, hal ini terjadi karena memanfaatkan limbah dan kotoran untuk dijadikan bahan pembuat biogas; d). Menurunkan emisi gas rumah kaca, pengurangan emisi ini terjadi karena berkurangnya pemakaian bahan bakar gas, minyak dan kayu serta mengurangi asap dan kadar karbon dioksida di udara; e). Limbah padat biogas (Slurry) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Hasil kegiatan ini dihasilkan digester biogas mini dengan beberapa keunggulan, diantaranya: Praktis dan fleksibel karena dapat dibawa/dipindahkan sesuai kebutuhan; Lebih murah karena dibuat dari alat dan bahan yang sederhana; Menghemat biaya operasional rumah tangga karena mengurangi atau bahkan menggantikan pembelian gas elpiji, minyak dan kayu bakar; Ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah dan kotoran untuk dijadikan bahan pembuat biogas serta menurunkan emisi gas rumah kaca.
Kata Kunci: Energi alternatif, Biogas, Digester biogas, Teknologi Tepat Guna
Sapi merupakan salah satu ternak yang cukup digemari dan telah lama diusahakan oleh petani di Indonesia, khususnya ternak sapi potong merupakan ternak penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki kandungan protein tinggi serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga sangat penting bagi kehidupan manusia (Sutopo dan Kariyadi, 2008). Usaha peternakan sapi potong dipedesaan dapat dikatakan sebagai usaha yang sifatnya tradisional. Pemeliharaan sapi potong yang dilakukan petani umumnya dalam jumlah yang relatif kecil dan merupakan usaha sambilan.
Kabupaten Wonogiri memiliki populasi sapi potong terbesar di Jawa Tengah setelah Blora, yaitu sebanyak 156.148 ekor (Sumber Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2014). Pada Gambar 1 menunjukkan Kontribusi Populasi Sapi Potong Kabupaten Wonogiri Terhadap Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 yaitu sebesar 10% dari populasi sapi potong di Jawa Tengah.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Wonogiri, perkembangan produksi daging mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini menunjukkan potensi dan budidaya sapi potong memang layak dan sesuai untuk daerah Wonogiri. Hingga saat ini pemanfaatan biogas dari kotoran sapi di Kabupaten Wonogiri masih sangat minim. Padahal dari data diatas menunjukkan potensi biogas yang sangat besar. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tercatat bahwa satu ekor sapi menghasilkan kotoran rata-rata 10-25 kg/hari (Kaharudin, 2010). Artinya dengan data tahun 2015 yaitu sebanyak 157.468 ekor sapi, dengan asumsi kotoran sapi 10 kg/hari, di Wonogiri memiliki potensi kotoran sapi 1.574.680 kg/hari.
Minimnya pemanfaatan biogas di Wonogiri ataupun di Indonesia pada umumnya salah satunya karena digester dan instalasi biogas yang mahal. Untuk instalasi biogas yang dibuat dari semen/beton minimal membutuhkan biaya Rp. 3.000.000,- ada juga produk pabrikan dengan bahan fiber yang biayanya juga relatif sama. Untuk itu kami berupaya melakukan rekayasa alat untuk membuat digester biogas mini yang bisa dimanfaatkan untuk rumah tangga peternak sapi.
Beberapa keunggulan digester biogas mini adalah:
Nama | : | Lasiman |
Alamat | : | Gendaran RT 02/RW 06, Wonoharjo, Wonogiri |
No. Telepon | : | 085799520097 |