Abstrak
Tauco merupakan bahan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bahan makanan ini sangat digemari oleh banyak masyarakat. Pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan dasar pembuatan tauco diharapkan dapat mengatasi masalah ketahanan pangan masyarakat. Teknik pengumpulan data menggunakan panelis lebih banyak melalui uji indrawi dan uji kesukaan. Ketapang mengandung protein 25,17%, lemak 55,2% dan karbohidrat sebesar 5,52%. Sedangkan tauco mengandung protein 10,4 gram, karbohidrat 24,1 gram, lemak 4,9 gram, kalsium 55 mg, fosfor 365 mg, dan zat besi 1 mg.
Tujuan dari inovasi produk ini yaitu untuk menjadikan biji ketapang sebagai bahan alternatif untuk membuat tauco, agar pada saat harga kedelai di pasaran tidak menentu para produsen tauco dapat membuat tauco dari biji ketapang meskipun harga kedelai sedang naik di pasaran. Selain itu, jumlah biji ketapang yang banyak di lingkungan sekitar belum dimanfaatkan.
Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa biji ketapang bisa dijadikan pengganti kedelai sebagai bahan utama pembuatan tauco. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui rasa tauco dari biji ketapang dan tanggapan masyarakat terhadap tauco dari biji ketapang.
Dalam penelitian ini bahan yang digunakan terdiri atas biji ketapang, ragi tempe, tepung ketan, tepung beras, garam, gula aren, dan air. Perbandingan antara tepung ketan dan tepung beras adalah 1 : 1 untuk mendapatkan komposisi tauco yang baik dengan proses pembuatan membutuhkan 2 kali fermentasi. Fermentasi yang pertama membutuhkan waktu selama 3 hari. Sedangkan proses fermentasi kedua dilakukan selama 2 minggu. Perbedaan dari tauco kedelai dengan tauco dari biji ketapang yaitu pada penggunaan bahan dasarnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan eksperimen dan wawancara sebagi instrumen untuk memperoleh data yang valid.
Dari penelitian ini, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Rasa tauco biji ketapang hampir mirip bahkan sama dengan tauco kedelai, yaitu campuran rasa asam dengan rasa asin. Bau yang dihasilkan tauco dari biji ketapang sangat khas dan disukai oleh responden. Warna yang dihasilkan oleh tauco biji ketapang sangat mirip dengan tauco biji kedelai yaitu berwarna coklat. Tekstur tauco biji ketapang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus.
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini bahwa biji ketapang dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif pembuatan tauco. Tauco biji ketapang tersebut memiliki kemiripan rasa dengan tauco berbahan dasar kedelai. Selain itu, respon masyarakat terhadap tauco biji ketapang sangat baik untuk bahan alternatif pembuatan tauco dan menambah variasi tauco yang ada.
I. Latar Belakang
Menyadari akan melimpahnya biji ketapang di lingkungan SMA Negeri 2 Tegal yang belum dimanfaatkan dengan baik, munculah ide untuk mengolah biji ketapang tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis yaitu dengan dibuat menjadi Tauco. Tauco merupakan makanan yang dikonsumsi hampir seluruh masyarakat. Karena harganya terjangkau, masyarakat banyak yang menjadikan tauco sebagai bahan untuk olahan makanan. Selain harganya yang terjangkau, tauco mudah didapatkan di pasaran. Di tengah harga kedelai yang tidak pasti, tauco tetap diproduksi setiap hari oleh perajin tauco untuk memenuhi konsumsi pangan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia masih belum maksimal dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA).
Masih banyaknya bahan pangan yang masih diimport dari luar negeri guna mencukupi kebutuhan pangan nasional sangat mempengaruhi ketahanan pangan nasional. Industri pangan di Indonesia yang menggunakan bahan baku import dari luar negeri juga masih banyak, salah satu contohnya adalah kedelai. Kedelai merupakan bahan baku pembuatan tauco, yang mana tauco adalah bahan makanan khas dari beberapa daerah seperti, Tegal, Pekalongan, Pemalang, dan lain sebagainya. Selain masalah ketahan pangan pangan yang melemah karena masih import dari luar negeri, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah yang melemah berpengaruh terhadap ketersediaan kedelai dan harga kedelai import yang semakin tinggi. Kehadiran biji ketapang sebagai bahan baku alternatif pembuatan tauco dapat sedikit meningkatkan ketahanan pangan nasional karena bisa menggantikan pemakaian kedelai impor.
Pada penelitian ini akan mengolah biji ketapang untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan tauco yang biasanya menggunakan kacang kedelai. Selanjutnya peneliti tertarik untuk lebih mendalami keadaan yang ada dengan melakukan penelitian dengan judul “Tauco Biji Ketapang (Jipang)”.
Keunggulan Inovasi
Tauco jipang ini berbeda dengan tauco pada umumnya. Hal ini dikarenakan bahan dasar pembuat tauconya berbeda. Tauco jipang ini memiliki kandungan protein yang dapat digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan protein yang dibutuhkan.Tauco jipang memiliki rasa yang berbeda dengan tauco yang ada di pasaran. Rasa tauco jipang asin, asam. Teksturnya tidak sepadat tauco yang pada umumnya dijual di pasaran. Tauco jipang dapat dijadikan alternatif pengganti tauco kedelai apabila harga tauco kedelai naik yang disebabkan karena harga kedelai di pasaran sedang naik pula. Selain itu, tauco jipang ini dapat menambah khasanah kuliner yang berbahan dasar dari bahan lokal.
Nama | : | Shinta Nursobah Chairani |
Alamat | : | Jl. Lumba-lumba No. 24 Kel. Tegalsari |
No. Telepon | : | 085526397492 |