PORBI (Pupuk Organik Ramah Bumi Bioslurry) merupakan inovasi pupuk organik cair yang dikembangkan melalui sistem peternakan sirkuler berbasis teknologi biogas. Produk ini menggunakan limbah peternakan (bioslurry) sebagai bahan baku utama, yang diolah menjadi pupuk organik cair ramah lingkungan dan ekonomis. PORBI hadir dalam dua varian, yaitu PORBI BLACK dan PORBI PLUS, yang diformulasikan untuk berbagai kebutuhan pertanian mulai dari skala besar hingga urban farming dan hidroponik. Tujuan dari pengembangan PORBI adalah untuk menyediakan pupuk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, dan mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Produk ini telah terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah, sekaligus memperbaiki struktur tanah dan mendukung aktivitas mikroorganisme. PORBI juga mampu menekan biaya produksi hingga 50%, terutama untuk penyediaan hijauan pakan dan tanaman hortikultura. Pengembangan produk ini melibatkan kolaborasi antara P4S Kampoeng Soesoe, Biotech Center IPB, dan Polbangtan YOMA, dengan dukungan berbagai pihak termasuk petani lokal, koperasi, dan lembaga pendidikan. Selain aspek teknis, proposal ini juga mencakup model bisnis yang menjanjikan, dengan strategi pemasaran bertahap, pemanfaatan marketplace, dan potensi ekspansi ke pasar nasional maupun internasional. Dengan pendekatan berbasis komunitas, lingkungan, dan sains, PORBI diharapkan dapat menjadi solusi pertanian masa depan yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan di tengah tantangan degradasi lahan dan tingginya biaya produksi pertanian.
Kata kunci: Bioslurry, Biogas, Sistem Peternakan Sirkuler, Pupuk Organik Cair
Produksi susu segar nasional masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi domestik. Pada tahun 2022, produksi susu Indonesia hanya mencapai 968.980 ton, meningkat 2,38% dari tahun sebelumnya, namun tetap jauh dari kebutuhan nasional yang diperkirakan sebesar 4,4 juta ton (BPS, 2022). Selain itu, konsumsi susu per kapita juga masih rendah, yaitu sekitar 16,27 kg per tahun, jauh tertinggal dari Malaysia (40 kg), Thailand (25–26 kg), dan Brunei Darussalam (120 kg) (Departemen Perindustrian, 2008). Konsumsi yang rendah ini turut mencerminkan tantangan gizi nasional, termasuk stunting.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya produksi susu antara lain populasi sapi perah yang terbatas, produktivitas yang rendah, serta biaya produksi yang tinggi (Brilianty et al., 2022). Meski pemerintah telah melaksanakan program pembibitan, sistem peternakan yang belum efisien tetap menjadi hambatan utama.
Kota Salatiga menonjol sebagai wilayah dengan produktivitas susu sapi tertinggi di Jawa Tengah, mencapai 87,2 kg/km² (Dinas Pertanian Salatiga, 2017). Dengan populasi 2.954 ekor sapi perah, produksi susu tahun 2023 mencapai 8.300 liter/hari, dengan rata-rata 9,4 liter/ekor/hari (BPS, 2023). Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Kampung Susu Randuacir menjadi aktor utama dalam pengembangan industri susu dan sistem peternakan sirkuler.
Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah pemanfaatan bioslurry, yaitu limbah fermentasi biogas yang kaya unsur hara (Fadilah et al., 2011; Singgih & Yusmiati, 2018). Sejak 2022, P4S menggantikan pupuk sintetis dengan bioslurry, dan berhasil menghemat 50% biaya hijauan.
P4S bekerja sama dengan Biotech Center IPB dan Polbangtan Yoma dalam mengembangkan PORBI (Pupuk Organik Ramah Bumi Bioslurry), sebuah pupuk cair ramah lingkungan berbasis limbah ternak untuk mendukung pertanian berkelanjutan (Laoli, 2023; Sutanto et al., 2021).
1. Keunggulan pupuk PORBI yang ditentukan
Produk PORBI yang dikembangkan oleh P4S Kampoeng Sesoeso Randuacir Salatiga bekerjasama dengan Biotech Center IPB dan Polbangtan YOMA memiliki sejumlah keunggulan di tengah persaingan pasar pupuk organik. Salah satu keunggulan utamanya adalah konsep produksinya yang berbasis pada prinsip keberlanjutan lingkungan. PORBI merupakan produk dari sistem pertanian sirkular yang menggunakan limbah peternakan sebagai bahan baku utama, sehingga tidak hanya mengurangi pencemaran tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Selain itu, produk ini memiliki harga yang terjangkau dan jauh lebih murah dibandingkan pupuk sintetis maupun pupuk organik cair lainnya. Potensi margin harga yang signifikan dengan produk sejenis menjadikan pupuk organik cair PORBI pilihan ekonomis bagi petani kecil hingga menengah.
Selain itu, PORBI juga memiliki fungsi untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan aktivitas mikroba, dan mempercepat dekomposisi bahan organik. Keunggulan lainnya adalah pendekatan kegiatan produksinya yang berbasis komunitas dan petani lokal. Pengembangan PORBI melibatkan kelompok tani dan masyarakat lokal secara aktif dalam berbagai bentuk kegiatan seperti uji demplot dan penyediaan bahan baku limbah bioslurry. Produk ini juga mendapat dukungan dari lembaga pelatihan pertanian (P4S), lembaga riset dan universitas sehingga dapat dikembangkan melalui pendekatan ilmiah dan praktik yang sesuai dengan kebutuhan petani lokal.
Analisis SWOT pengembangan produk PORBI mengerucutkan beberapa strategi pengembangan produk berbasis keunggulan dan kelemahannya (Gambar 5). Strategi pengembangan produk yang didasari pada pemanfaatan kekuatan internal dan peluang eksternal (S-O Strategy) salah satunya berfokus pada penembangan produk berkualitas dan berorientasi ekspor dengan memanfaatkan pendekatan teknologi tepat guna yang mudah diaplikasikan melalui sistem produksi berbasis pemberdayaan masyarakat petani. Strategi tersebut diharapkan menjadi pondasi yang kuat dalam upaya perluasan pasar pada saat peluang tersebut datang. Keunggulan produk yang ramah lingkungan, terjangkau, dan berbasis komunitas menjadi nilai jual utama untuk meraih pasar yang semakin sadar terhadap isu keberlanjutan.
Sementara itu, strategi W-O dilakukan dengan mengatasi keterbatasan bahan baku lokal melalui kemitraan dengan peternak dan dukungan dari lembaga riset serta pemerintah sehingga pasokan limbah tetap stabil dan berkualitas. Strategi S-T dijalankan dengan memanfaatkan keunggulan ekologis dan sosial PORBI untuk menghadapi ancaman dari kompetitor komersial besar dan ketatnya regulasi. Selain itu penguatan jaringan komunitas petani lokal dianggap sebagai fokus penting untuk penguatan merek lokal dan penerapan sistem produksi efisien. Adapun strategi W-T lebih difokuskan untuk meminimalisasi kelemahan internal dan menghadapi ancaman eksternal. Strategi tersebut meliputi upaya meningkatkan efisiensi operasional melalui pelatihan manajemen produksi dan menjalin kolaborasi distribusi produk untuk meningkatkan daya saing secara optimal di pasar. Melalui strategi yang menyeluruh ini, PORBI memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai produk unggulan pupuk organik lokal yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Pupuk organik cair PORBI yang diproduksi melalui upaya pemberdayaan masyarakat petani dan sistem peternakan-pertanian sirkuler diproyeksikan tidak hanya menguntungkan secara bisnis, namun juga berimpak terhadap peningkatan kesejahteraan petani lokal, penurunan tingkat pencemaran lingkugan, dan pencegahan degradasi lahan pertanian.
2. Perbedaan dengan Produk Lain
Berbeda dengan produk pupuk lain yang sering mengandalkan bahan kimia atau pupuk sintetik yang dapat merusak kualitas tanah dalam jangka panjang, PORBI menggunakan bahan alami yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan. Dari segi harga, PORBI berpotensi lebih murah dibandingkan pupuk organik cair lainnya, karena bahan bakunya yang lebih mudah diperoleh dan proses produksinya yang efisien. Selain itu, dibandingkan dengan pupuk organik kompos, bentuk cair PORBI memungkinkan aplikasi yang lebih mudah dan efektif, serta dapat diserap lebih cepat oleh tanaman, sehingga memberikan hasil yang lebih optimal.
Pupuk organik cair PORBI juga dikembangkan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Dalam proses produksinya, PORBI melibatkan kelompok tani dan komunitas lokal sehingga mendorong terciptanya ekonomi berbasis komunitas dan mempererat hubungan sosial. Didukung oleh berbagai pihak seperti lembaga pendidikan, koperasi peternak, dan pemerintah, pupuk PORBI dibangun melalui pendekatan ilmiah yang kuat sebagai pondasinya dan pengujian teknisnya di lapangan yang konsisten. Pengembangan terus menerus pupuk organik cair PORBI diharapkan dapat menghasilkan teknologi yang tepat guna yang hadal dan menjadi solusi pertanian yang berkelanjutan. Dengan segala keunggulan tersebut, baik dari aspek lingkungan, ekonomi, sosial, maupun agronomis, pupuk PORBI tidak hanya hadir sebagai produk pertanian, tetapi sebagai solusi menyeluruh yang menjawab tantangan pertanian modern secara berkelanjutan.
Nama | : | Ir. Heribertus Hery Harso Purwanto |
Alamat | : | Jl. Sendang Sari No. 01, Kel. Randuacir, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga |
No. Telepon | : | 082223387567 |