SWOR, Alat Rehabilitasi Hemiparese Pasien Pasca Stroke dengan Metode Pasif dan Aktif Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Masalah kesehatan dan gizi masyarakat di Indonesia, khususnya penyakit kronis seperti stroke, masih menjadi tantangan besar. Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia dan sering menimbulkan dampak jangka panjang seperti hemiparese, yaitu kelemahan otot pada satu sisi tubuh yang menyebabkan keterbatasan gerak dan penurunan fungsi sendi bahu. Proses rehabilitasi pascastroke membutuhkan alat bantu terapi yang efektif untuk mendukung pergerakan sendi dalam rentang gerak (Range of Motion/ROM), salah satunya adalah shoulder wheel. Namun, alat ini umumnya memiliki harga yang sangat tinggi dan fitur yang terbatas, sehingga tidak semua fasilitas kesehatan mampu menyediakannya. Menanggapi permasalahan tersebut, dikembangkanlah SWOR (Shoulder Wheel for Optimal Rehabilitation), sebuah alat rehabilitasi bahu inovatif yang dirancang untuk memberikan solusi terapi yang lebih fleksibel, terjangkau, dan efektif. SWOR mendukung dua metode latihan, yaitu metode aktif dan pasif. Keunggulan utama alat ini terletak pada fitur gerak pasif yang memungkinkan lengan pasien digerakkan secara otomatis menggunakan motor, sehingga sangat bermanfaat pada tahap awal pemulihan saat pasien belum mampu bergerak mandiri. Selain itu, SWOR juga dilengkapi dengan sistem pemantauan real-time melalui tampilan monitor, yang membantu tenaga medis dan pasien dalam memantau perkembangan terapi. Dengan biaya produksi yang lebih ekonomis dan kemampuan penyesuaian terhadap kondisi pasien, SWOR diharapkan dapat memperluas akses rehabilitasi pascastroke, terutama di fasilitas kesehatan dengan keterbatasan sumber daya, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Permasalahan dalam bidang kesehatan dan gizi masyarakat masih menjadi isu yang cukup kompleks di Indonesia, terutama terkait penanganan penyakit kronis seperti stroke. Stroke merupakan kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terhambat, baik karena adanya sumbatan pada pembuluh darah maupun akibat pecahnya pembuluh darah tersebut. Sekitar 11-55% penderita stroke mengalami nyeri, sebagai salah satu keluhan yang paling sering muncul pasca stroke. Nyeri yang dialami pasien biasanya disebabkan oleh hemiplegia (kelumpuhan total) atau hemiparese (kelemahan otot), di mana pasien mengalami kehilangan fungsi otot dan keterbatasan gerak pada bagian tubuh tertentu. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa nyeri, tetapi juga membatasi aktivitas sehari-hari dan menurunkan fleksibilitas sendi glenohumeral (Harum Nurdinah et al., 2021). Salah satu akibat stroke yang sering terjadi adalah hemiparese, yaitu kondisi di mana salah satu sisi tubuh melemah akibat kerusakan pada bagian otak walaupun hemiparese bisa menyerang berbagai kelompok usia, kondisi ini umumnya lebih sering dialami oleh orang dewasa (Stepanus Maman Hermawan & Hary Wihardja, 2020). Berdasarkan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, stroke menjadi penyebab kematian utama di Indonesia, mencatatkan angka 19,42% dari total kematian. Selain itu, hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia meningkat sebesar 56%, dari 7 per 1000 penduduk pada 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada 2018. Meskipun shoulder wheel telah terbukti efektif dalam rehabilitasi pasien hemiparese, terdapat beberapa kendala dalam penggunaannya seperti kurangnya fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien dan harga yang relatif mahal sehingga tidak semua fasilitas kesehatan mampu menyediakannya. Berdasarkan data E-Katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), shoulder wheel menggunakan mekanisme manual dibanderol dengan harga >Rp.157.027.260, membatasi akses pasien terhadap terapi yang optimal. Sehingga, tidak semua instansi kesehatan mampu menyediakan alat tersebut untuk menunjang efektivitas tenaga medis. Melihat keterbatasan shoulder wheel yang ada saat ini, dikembangkanlah alat rehabilitasi baru bernama SWOR (Shoulder Wheel for Optimal Rehabilitation). Alat ini hadir sebagai solusi yang  terjangkau bagi pasien hemiparese pascastroke. SWOR menawarkan keunggulan berupa kemampuan mengatur tingkat resistensi sesuai kondisi dan kemampuan pasien, serta biaya produksi yang lebih ekonomis dibandingkan shoulder wheel konvensional. Alat ini bekerja dengan cara membantu pasien melakukan gerakan rotasi lengan yang mendukung pemulihan fungsi sendi bahu secara bertahap dan aman.

Inovasi shoulder wheel ini memiliki keunggulan yang menjadikannya solusi efektif dan terjangkau dalam proses rehabilitasi pasien, khususnya bagi mereka yang mengalami gangguan pergerakan bahu akibat stroke atau cedera. Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan untuk melakukan gerak pasif, di mana alat dapat membantu menggerakkan lengan pasien tanpa perlu tenaga aktif dari pasien itu sendiri. Hal ini sangat penting bagi fase awal terapi, saat pasien masih lemah atau belum mampu menggerakkan anggota tubuhnya secara mandiri, karena membantu menjaga mobilitas sendi dan mencegah kekakuan otot. Selain itu, shoulder wheel ini dirancang dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, sehingga harga yang ditawarkan jauh lebih terjangkau dibandingkan alat sejenis di pasaran, tanpa mengurangi kualitas dan fungsinya. Dengan keunggulan tersebut, alat ini tidak hanya mendukung proses penyembuhan yang lebih optimal, tetapi juga memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat terhadap layanan terapi fisik yang layak.

Nama : Nurul Khasanah
Alamat : Jl.Gajah Mada, Gg.Rajawali, Kec.Batang, Kab.Batang
No. Telepon : 081992266953