ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah berbasis IoT)

Ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar solar dengan terbatasnya cadangan energi fosil menyebabkan peningkatan impor solar setiap tahunnya. Situasi ini menjadi masalah nyata dan mendorong penciptaan bahan bakar terbarukan sebagai pengganti bahan bakar solar tersebut. Peningkatan penggunaan minyak goreng berpotensi menghasilkan jumlah jelantah yang semakin banyak. Mengolah jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah efektif untuk mengurangi jumlah jelantah dan kelangkaan minyak solar, namun proses tersebut menghasilkan limbah buangan berupa gliserol. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tersebut dengan sebuah inovasi alat, ALPEMAS yaitu alat terstruktur yang dapat menghasilkan tiga produk dalam satu kali proses kerja, yaitu mengolah jelantah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan, serta mengolah gliserol yang merupakan limbah dari proses transesterifikasi menjadi lilin dan sabun. Dengan demikian, ALPEMAS tidak menghasilkan limbah buangan dari sistem kerja alat.

Penelitian ini menggunakan metode transesterifikasi, dengan mereaksikan minyak jelantah dengan beberapa bahan kimia tambahan. ALPEMAS dilengkapi komponen elektrik dengan penambahan Arduino Nano R3 sebagai mikrokontroler sehingga alat ini dapat dikendalikan melalui ponsel pintar.

Hasil penelitian ALPEMAS diperoleh minyak biodiesel, lilin dan sabun. Biodiesel sebagai output dari ALPEMAS dapat digunakan sebagai pengganti minyak solar pada mesin pompa diesel, sedangkan lilin dan sabun memiliki karakteristik sebagaimana sesuai standar SNI. ALPEMAS mampu mengatasi permasalahan kelangkaan minyak solar dan jumlah minyak jelantah yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan pencemaran lingkungan, dengan mengubahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis melalui sistem kerja alat yang terstruktur dan efisien.

Kata Kunci: Jelantah , Ramah lingkungan , Transesterifikasi , Griserol, Biodiesel.

Peningkatan penggunaan minyak solar yang bersumber dari energi fosil dan terbatasnya cadangan minyak menyebabkan peningkatan jumlah impor minyak solar disetiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI), tercatat sepanjang tahun 2022 konsumsi bahan bakar minyak (BBM) RON 90 di Indonesia mencapai 29,68 juta kiloliter (Hidayah, 2023). Hal ini merupakan permasalahan yang nyata dan memerlukan solusi yang relevan. Untuk membantu meningkatkan kemandirian energi dan keamanan energi nasional, Indonesia perlu memanfaatkan bahan bakar pengganti yang bersifat terbarukan, lebih ramah lingkungan, dan terjangkau oleh masyarakat. Salah satu energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan adalah biodiesel.

 

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang menjanjikan, bersifat ramah lingkungan, tidak mempunyai efek terhadap Kesehatan, dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat menurunkan emisi dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel dapat digunakan secara murni maupun dicampur dan dikhususkan untuk mesin jenis diesel (Devita, 2015). Beberapa perusahaan otomotif nasional maupun internasional telah menggunakan bahan bakar biodiesel tanpa melakukan modifikasi mesin. Biodiesel dapat digunakan tanpa campuran solar atau disebut B100 dan dapat juga penggunaannya dicampur dengan solar. Biodiesel B50 berarti campuran biodiesel 50% dan solar 50%. Masing-masing negara menggunakan campuran biodiesel yang berbeda-beda. Minyak goreng bekas atau yang dikenal dengan jelantah (Used Cooking Oil /UCO) merupakan salah satu bahan baku yang berpotensi untuk diproduksi menjadi biodiesel karena ketersediaannya yang melimpah dimasyarakat. Minyak jelantah merupakan limbah penggorengan dan minyak tersebut memiliki kandungan asam lemak yang tidak jauh berbeda dengan kandungan minyak nabati lainnya, seperti minyak jarak pagar atau minyak sawit.

 

Fenomena meningkatnya penggunaan minyak goreng berpotensi menghasilkan jumlah jelantah yang semakin banyak. Mengolah jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah efektif untuk mengurangi jumlah jelantah dan kelangkaan minyak solar, namun proses tersebut akan menghasilkan limbah buangan berupa gliserol kasar (crude glycerol). Jelantah dan gliserol kasar dapat menimbulkan permasalahan, apabila tidak adanya control yang berwawasan lingkungan. Jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik sehingga penggunaan jelantah yang berkelanjutan berdampak negatif pada Kesehatan manusia. Umumnya masyarakat menggunakan minyak goreng sebanyak tiga kali kemudian sisanya dibuang ke tanah atau saluran air. Jika minyak goreng ini digunakan berkali-kali, maka kandungan asam lemak semakin jenuh dan minyak akan berubah warna menjadi gelap yang disebuat minyak jelantah. Minyak jelantah ini sangat tidak baik untuk dikonsumsi atau digunakan kembali untuk menggoreng makanan. Bila minyak goreng jelantah ini terus menerus masuk ke dalam tubuh manusia dan terjadi akumulasi maka akan menimbulkan penyakit walaupun pengaruhnya baru akan terlihat pada jangka Panjang. Dampak buruk bagi tubuh akibat mengkonsumsi minyak jelantah antara lain penyakit jantung koroner, stroke, meningkatkan kadar lipida utamanya kolestrol darah, hipertensi, bahkan dapat memicu terjadinya kanker (Ardhany, Syahrida, & Lamsiyah, 2018).

 

Minyak jelantah selain dapat menimbulkan masalah bagi Kesehatan manusia juga menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Umumnya, minyak jelantah dibuang ke lingkungan tanpa adanya kontrol yang berwawasan lingkungan. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yaitu menimbulkan masalah pencemaran air maupun tanah. Pencemaran tanah terjadi karena pori-pori tanah tertutup dan tanah menjadi keras sehingga akan mengganggu ekosistem yang ada. Sedangkan pencemaraan air terjadi karena masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun, sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah penyediaan air bersih (Rumaisa, Christy, & Hermanto, 2019). Keadaan ini diperparah dengan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak minyak jelantah terhadap lingkungan.

 

Pada masa yang modern seperti saat ini, diperlukannya pengembangan alat yang dapat digunakan untuk menaggulangi limbah minyak jelantah dengan diubah menjadi bahan bakar biodiesel dan beberapa barang lainnya. sehingga, jumlah limbah minyak jelantah di masyarakat dapat berkurang serta dampak bagi kesehatan masyarakat dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh minyak jelantah dapat diatasi. Pemanfaatan jelantah menjadi biodiesel merupakan salah satu Langkah efektif yang dimana dapat menghasilkan nilai ekonomis.

 

    1. ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah Berbasis Iot) merupakan alat yang dilengkapi oleh Arduino sebagai microcontroller yang dapat menjadikan alat ini mampu beroperasi secara otomatis dan dapat dikontrol melalui smartphone.
    2. ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah Berbasis Iot) merupakan sebuah alat yang terstruktur dan efisien dimana alat ini mampu menghasilkan 3 output/produk dalam sekali proses operasi alat dan alat ini tidak menghasilkan limbah buangan.
    3. Energi listrik menjadi sumber energi pokok dalam sistem operasi yang menjadikan alat ini tidak menghasilkan limbah udara.
    4. Ukuran ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah Berbasis Iot) yang relatif kecil namun dapat menampung 10L minyak jelantah dan alat ini mampu menghasilkan minyak biodiesel sebanyak 7L, lilin aroma dan sabun cuci dalam sekali prosesnya. Menjadikan alat ini memiliki kelebihan dalam segi luas skala ukuran, karena dapat di sebar ke beberapa titik tanpa harus memerlukan tempat yang luas.
    5. Harga ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah Berbasis Iot)  yang relatif terjangkau juga menjadikan alat ini memiliki kelebihan dalam harga jual yang dimana setiap masyarakat maupun instansi dapat memperolehnya dengan harga yang terjangkau.
    6. Alat dan bahan untuk membuat perangkat ALPEMAS (Alat Pengolah Jelantah Berbasis Iot) yang mudah ditemukan, Karena ketersediannya yang banyak dipasar dan masyarakat.

Nama : Toto Zaaka Maulana Abror
Alamat : Garut RT.4 Dawung, Garut 1, Dawung, Kec. Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 57293
No. Telepon : 0812-1564-5898