Monitoring Water Quality by Using IoT for Mangrove crab (Scylla Serrata) in Recirculating Aquaculture System (RAS)

Salah satu komoditas tambak paling potensial di Indonesia adalah kepiting bakau yang sering kali menghadapi tantangan dalam proses pemeliharaanya. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam proses budidaya kepiting adalah pemeliharaan kualitas air agar tetap ideal. Sayangnya hingga saat ini pemeliharaan kualitas air, termasuk dalam proses monitoringnya masih berjalan secara konvensional. Perlu dipahami bahwa pengecekan air secara manual cukup menyita waktu karena pada dasarnya, indikator yang dicek termasuk suhu, pH, kadar oksigen, alkalinitas, ammonia, nitrit, nitrat, mineral, serta kekeruhan. Berdasar pada gap tersebut, maka, dikembangkan sistem pengukuran berbasis IoT yang dapat dipantau jarak jauh secara real time yang pada penelitian ini menghasilkan aplikasi berbasis mobile bernama Aqualyze. Sistem monitoring ini juga menggunakan bantuan Chatbot sebagai media yang mengirimkan informasi kondisi terkini dari kualitas air di area budi daya kepiting tersebut.

Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar, salah satunya terlihat dari praktik budidaya kepiting mangrove yang kini semakin efisien berkat hadirnya inovasi “apartemen kepiting” yang memungkinkan budidaya dilakukan tanpa membutuhkan lahan yang luas. Kunci utama keberhasilan budidaya ini terletak pada kualitas air, sebab pemantauan secara manual yang dilakukan terus-menerus berpotensi mengganggu kestabilan lingkungan budidaya dan menurunkan daya tahan tubuh kepiting. Faktor-faktor krusial seperti suhu, pH, kadar oksigen terlarut (DO), amonia, serta mineral lainnya harus senantiasa dijaga agar kepiting dapat tumbuh dengan baik dan risiko kematian dapat diminimalkan. Dalam konteks ini, penggunaan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) menjadi sangat relevan karena mampu menjaga kualitas air secara berkelanjutan melalui proses biofiltrasi, terutama dalam mengendalikan akumulasi amonia yang bersifat toksik. Selain itu, penerapan RAS juga mendorong terjadinya proses nitrifikasi, yakni perubahan amonia menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrat melalui bantuan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter, yang penting untuk menjaga kesehatan insang dan ketersediaan oksigen dalam air.

Guna meningkatkan efisiensi pemantauan kualitas air, penelitian ini diarahkan pada pengembangan sistem otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengukur parameter penting seperti suhu, pH, dan DO secara real-time. Standar ideal yang dijadikan acuan dalam sistem ini mencakup suhu 28–31 °C, pH antara 7,2–8,5, dan DO lebih dari 4 ppm. Data hasil pengukuran akan ditampilkan melalui platform chatbot yang memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi hanya dengan memasukkan perintah sederhana. Jika ditemukan parameter yang tidak sesuai, sistem ini memungkinkan adanya deteksi dini sehingga petani dapat segera melakukan tindakan seperti penggantian air atau pengujian lanjutan terhadap kandungan amonia, nitrit, dan nitrat. Berdasar pada penjelasan tersebut maka diharapkan bahwa teknologi ini tidak hanya mampu meningkatkan efektivitas budidaya kepiting mangrove skala rumah tangga, tetapi juga mendukung upaya ketahanan pangan melalui pengembangan sumber protein fungsional yang berkelanjutan.

Produk yang dikembangkan menawarkan keunggulan utama dalam otomatisasi dan efisiensi budidaya kepiting bakau. Sistem ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau parameter krusial kualitas air, seperti suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO), secara otomatis dan real-time. Dengan menggantikan pengecekan manual, sistem ini secara proaktif menjaga kondisi lingkungan akuakultur tetap ideal, yang terbukti dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan proses ganti kulit (molting) pada kepiting. Integrasi dengan Recirculating Aquaculture System (RAS) juga membantu mengelola limbah amonia, sehingga menekan risiko penyakit dan angka kematian kepiting.

Keunggulan lainnya terletak pada kemudahan akses informasi dan potensi analisis prediktif. Hasil pemantauan kualitas air disajikan melalui chatbot pada aplikasi LINE, sehingga pembudidaya dapat dengan mudah mengakses data terbaru hanya dengan mengirimkan perintah sederhana. Lebih dari itu, data yang terkumpul akan dianalisis untuk memprediksi waktu ganti kulit kepiting secara akurat. Kemampuan ini sangat bernilai untuk produksi kepiting cangkang lunak (soft-shell crab), sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomis tambahan bagi para pembudidaya.

Nama : Anang Prasetyo
Alamat : POJ Avenue No.Kav. 3, Tawangsari, Semarang Barat, Semarang City, Central Java 50144
No. Telepon : 087887081998