CANDIA (Candi Digital Assistant): Kamera Pintar Berbasis AIoT untuk Edukasi Interaktif dan Interpretasi Relief Candi bagi Wisatawan

Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang tercermin dalam relief candi, seperti Borobudur dan Prambanan, yang menyimpan cerita sejarah, mitologi, dan filosofi peradaban masa lalu. Namun, akses informasi terhadap makna relief sering kali terbatas, sehingga diperlukan sebuah inovasi teknologi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap warisan budaya secara lebih interaktif dan mendalam.

Permasalahan utama yang akan dipecahkan adalah kurangnya akses informasi kontekstual bagi wisatawan dan sulitnya in terpretasi relief secara akurat serta sistematis. Metode konvensional yang mengandalkan pemandu wisata atau literatur tidak selalu tersedia dan efisien, sehingga pengalaman edukatif wisatawan menjadi tidak optimal.

Metode inovasi yang ditawarkan adalah CANDIA (Candi Digital Assistant), sebuah sistem kamera pintar berbasis AIoT (Artificial Intelligence of Things). Dengan memanfaatkan platform Edge Impulse dan model deep learning MobileNetV2, CANDIA mampu mengidentifikasi elemen relief dan menyajikan informasi sejarah dalam format visual dan audio yang mudah dipahami melalui perangkat portabel.

Hasil dari inovasi ini berpotensi meningkatkan pemahaman wisatawan tentang sejarah dan budaya candi, memperkaya pengalaman wisata interaktif, serta mendukung program Smart Tourism dan konservasi digital. Sebagai langkah perlindungan, inovasi ini sedang dalam proses pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), menjadikannya langkah strategis dalam pelestarian budaya sekaligus mendorong pengembangan pariwisata berbasis digital di Indonesia.

Candi-candi bersejarah di Indonesia, seperti Borobudur dan Prambanan, adalah perpustakaan visual yang menceritakan sejarah, mitos, dan filosofi peradaban masa lalu. Namun, potensi edukatif dari ribuan panel relief yang ada sering kali terabaikan. Wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, menghadapi kesulitan dalam memahami narasi kompleks yang terkandung di dalamnya. Ketergantungan pada pemandu wisata yang jumlahnya terbatas, papan informasi yang statis, atau buku panduan yang tidak praktis, menyebabkan pengunjung sering kali hanya melihat relief sebagai ornamen estetis tanpa menangkap makna historis dan filosofisnya. Kebutuhan mendesak saat ini adalah sebuah alat bantu yang dapat menyediakan informasi kontekstual secara langsung, interaktif, dan mudah diakses di lokasi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, kami mengusulkan CANDIA (Candi Digital Assistant). CANDIA adalah sebuah inovasi berupa kamera pintar portabel yang mengintegrasikan Kecerdasan Buatan (AI) dan Internet of Things (IoT). Alat ini dirancang untuk berfungsi sebagai "penerjemah budaya digital" yang mampu mendeteksi, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan relief candi secara real-time. Dengan hanya mengarahkan kamera ke sebuah relief, pengguna akan langsung mendapatkan penjelasan dalam bentuk visual di layar dan narasi audio melalui speaker. Solusi ini mentransformasi pengalaman pasif menjadi sebuah petualangan edukatif yang personal dan mendalam.

Ide CANDIA lahir dari pengamatan langsung terhadap minimnya interaksi edukatif di situs cagar budaya. Pengembangan dimulai dengan tahap riset mendalam mengenai teknologi computer vision dan keterbatasannya pada perangkat keras portabel. Fase awal (TRL 1-3) berfokus pada pengumpulan dataset relief dari berbagai sumber digital dan pengujian beberapa model AI untuk klasifikasi gambar. Selanjutnya, kami memasuki tahap validasi di lingkungan laboratorium (TRL 4), di mana model AI dilatih menggunakan platform Edge Impulse dan diuji akurasinya. Prototipe awal kemudian diuji di lingkungan relevan (TRL 5), yaitu di situs Candi Borobudur dan Prambanan, untuk memastikan model dapat bekerja dengan data gambar nyata. Saat ini, inovasi berada pada tahap finalisasi prototipe fungsional yang siap untuk diuji oleh pengguna akhir dan para ahli.

Keunggulan utama CANDIA terletak pada pembaharuan yang ditawarkan dibandingkan dengan solusi yang ada. Jika dibandingkan dengan metode konvensional, CANDIA menawarkan nilai lebih yang signifikan.

 

Secara ringkas, keunggulan inovasi ini adalah:

  1. Pengguna mendapatkan informasi instan hanya dengan mengarahkan kamera sehingga menciptakan pengalaman yang dinamis.
  2. Dengan adanya fitur audio dan rencana dukungan multi-bahasa, CANDIA dapat diakses oleh hampir semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan wisatawan asing.
  3. Informasi yang disajikan oleh aplikasi ini berasal dari basis data yang telah divalidasi oleh para ahli untuk mengurangi risiko kesalahan interpretasi.
  4. Sebagai sebuah alat digital, CANDIA tidak menyebabkan sentuhan fisik pada relief sehingga dapat mendukung upaya pelestarian jangka panjang.

Nama : Afshan Arsalan Setiawan
Alamat : Jl Raya Purworejo Km 5, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 56172
No. Telepon : 0293-364047