Stepwise adalah inovasi sepatu pintar bagi penyandang tunanetra yang mengintegrasikan Arduino Nano, HC-SR04 Ultrasonic Sensor, dan Force Sensing Resistor (FSR) untuk mendeteksi rintangan dan perubahan permukaan. hingga jarak 2 meter serta perubahan permukaan tanah secara real-time. Sistem ini memberikan peringatan multimodal melalui vibration motor dan/atau suara buzzer, memungkinkan navigasi yang lebih aman dan mandiri tanpa ketergantungan pada tongkat konvensional. Dibandingkan alat bantu navigasi berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti WeWALK yang mencapai harga Rp15 juta/unit, Stepwise memiliki harga 40% lebih terjangkau berkat optimasi komponen lokal dan kolaborasi UMKM. Sementara itu, dibandingkan alat navigasi konvensional, Stepwise unggul dalam efektivitas deteksi multidirectional, efisiensi energi menggunakan baterai 3.800 mAh yang dapat bertahan hingga 72 jam, serta desain modular yang kompatibel dengan berbagai jenis sepatu, dari sneakers hingga formal menjadikan Stepwise sebagai solusi inklusif bagi beragam pengguna.
Tantangan utama Stepwise adalah gangguan sensor ultrasonik pada kondisi cuaca ekstrem seperti hujan atkabut, namun telah diantisipasi dengan pengembangan sensor LiDAR TF-Luna/Benewake yang tahan interferensi. Dalam jangka panjang, integrasi Global Positioning System (GPS) NEO-6M dan Bluetooth HC-05 akan memungkinkan pelacakan lokasi real-time menggunakan Stepwise App. Stepwise didesain sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi inklusif; melalui kemitraan strategis dengan UMKM di Kabupaten Tegal seperti Prohana Shoes dan Toko Sepatu Sun, inovasi ini menciptakan rantai pasok berkelanjutan sekaligus membuka lapangan kerja terampil. Uji coba lapangan pada penyandang tunanetra dan implementasi pada komunitas Disabilitas Slawi Mandiri (DSM). memperluas akses penyandang disabilitas ke sektor produktif. Dengan demikian, Stepwise tidak hanya merevolusi mobilitas tunanetra, tetapi juga mendorong terwujudnya inclusive wearable tech ecosystem berbasis prinsip SDGs.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan. la menyampaikan hal itu saat membuka Kongres Asia-Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) ke-39 di Bali, Kamis (22/2). Berdasarkan penelitian Australia - Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN), pada tahun 2023, penyandang tunanetra di Indonesia mencapai 4 juta atau 1,5 persen dari total jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Namun, hanya 1 persen dari total keseluruhan penyandang disabilitas di Indonesia yang bekerja di sektor formal. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa pada tahun 2025, penyandang tunanetra di Provinsi Jawa Tengah berada di angka 5.882 jiwa. Mobilitas yang aman dan mandiri bagi penyandang tunanetra masih menjadi tantangan besar. Tantangan utama terletak pada mahalnya perangkat navigasi berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti WeWALK yang dibanderol dengan harga Rp15-25 juta/unit, sementara alat konvensional seperti tongkat memiliki keterbatasan deteksi dan tidak mendeteksi perubahan permukaan.
Stepwise hadir sebagai terobosan dengan memanfaatkan teknologi sensor yang terjangkau. Dengan komponen utama Arduino Nano, HC-SR04 Ultrasonic SEnsor, dan Force Sensing Resistor (FSR), sistem ini mendeteksi rintangan hingga jarak 2 meter serta perubahan medan secara real-time. Biaya produksinya lebih murah berkat desain modular dan kolaborasi UMKM lokal. Integrasi seamless dengan sepatu dapat menghilangkan beban membawa perangkat tambahan, sesuai studi MIT Media Lab (2023) yang menunjukkan alat terintegrasi meningkatkan kepatuhan penggunaan 3x lipat.
Digitalisasi menjadi kunci perluasan akses melalui Stepwise App yang menyediakan informasi produk. Pendekatan ini sejalan dengan laporan GSMA Intelligence (2024) bahwa 89% pengguna disabilitas Indonesia mengandalkan smartphone untuk aktivitas harian. Lebih dari sekadar alat, Stepwise adalah ekosistem pemberdayaan. Uji coba dan penerapan di komunitas disabilitas berpotensi meningkatkan produktivitas pengguna serta lebih banyak waktu yang bisa diubah menjadi nilai ekonomi jika diadopsi oleh para penyandang tunanetra. Dengan mengurangi ketergantungan pada alat bantu konvensional, Stepwise mempercepat terwujudnya konsep Smart City sekaligus menyasar 3 target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu mengurangi ketimpangan (SDG 10), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), serta kemitraan global (SDG 17).
Stepwise menawarkan inovasi berupa integrasi teknologi multi-sensor cerdas HC-SR04 ultrasonic sensor dan Force Sensing Resistor (FSR) ke dalam satu perangkat navigasi yang dapat memberikan respons cepat terhadap berbagai rintangan serta perubahan permukaan, yang tidak dimiliki perangkat navigasi konvensional. Stepwise dapat diaplikasikan pada berbagai jenis sepatu, dari sneakers hingga sepatu formal, sehingga memiliki kesan fashionable dan nyaman. Stepwise menggunakan baterai lithium-ion 3.800 mAh dengan konsumsi daya yang efisien, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Terdapat pula opsi getar beserta suara yang salah satunya dapat diaktifkan dan dinonaktifkan, maupun diaktifkan secara bersamaan. Didukung oleh adanya Stepwise App yang dapat menjangkau pengguna potensial dan memudahkan pengguna untuk mengakses informasi produk.
Nama | : | Irfan Mahdi Fadhilah |
Alamat | : | Jalan Santika Raya Blok. O No. 31, Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal |
No. Telepon | : | 0895385060669 |