JAM DIGITAL PENCEGAH DEMAM BERDARAH DENGUE

Indonesia merupakan daerah endemik nyamuk Aedes aegypti sehingga tantangan serius yang dihadapi masyarakat adalah risiko wabah demam berdarah dengue (DBD). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan jam digital pintar sebagai alat pendeteksi keberadaan nyamuk Aedes aegypti berdasarkan frekuensi kepakan sayap (wingbeat frequency) yang terintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT) dan Chatbot Artificial Intelligence (AI). Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D). Pengumpulan data dilakukan melalui uji kalibrasi ESP32 yang dilengkapi modul mikrofon MAX9814 menggunakan Frequency Generator. Selanjutnya dilakukan uji dalam wadah untuk mendeteksi spesies nyamuk dan uji lapangan untuk menilai efektivitas penggunaan Chatbot dalam menentukan spesies nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan akurasi alat tergolong tinggi karena hanya selisih 3 Hz dengan Frequency Generator sehingga analisis konfidensi menunjukkan tidak ada beda nyata karena α > 0,05. Hasil penelitian mendeteksi keberadaan jenis nyamuk Aedes aegypti, Culex, dan Anopheles gambiae. Selain memberikan informasi tentang spesies nyamuk yang terdeteksi, Chatbot juga memberikan informasi tentang cara penanganan dan pencegahannya. Dengan demikian jam digital Smart Mosquito Detector efektif digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kata Kunci: Aedes aegypti; Chatbot; DBD; IoT; wingbeat frequency

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang berperan sebagai vektor utama penyebaran wabah demam berdarah dengue (DBD) (Garjito et al., 2021). Faktor lingkungan seperti temperatur yang meningkat, kelembaban, dan curah hujan yang tinggi berperan penting dalam menciptakan habitat yang ideal bagi nyamuk ini (Benitez et al., 2021). Nyamuk Aedes aegypti beradaptasi secara optimal dengan lingkungan perkotaan, persebarannya yang meluas ke berbagai wilayah di Indonesia (Brady dan Hay, 2020). Kepadatan populasi larva Aedes aegypti dalam lingkungan perkotaan dapat menyebabkan peningkatan beban virus pada nyamuk dewasa, sehingga berpotensi mempercepat transmisi virus dengue kepada manusia (Dutra dkk., 2024). Dengan demikian, iklim tropis di Indonesia tidak hanya memberikan keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan terkait adanya perkembangbiakan nyamuk.

          Pada masa-masa tertentu, penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Curah hujan yang tinggi dan suhu yang hangat meningkatkan populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor utama penyebaran DBD (Brady dan Hay, 2020). Selain itu, perubahan lingkungan akibat urbanisasi, seperti penampungan air yang tidak tertutup turut pula meningkatkan habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti (Trewin dkk., 2021).

          Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Di Indonesia, DBD menunjukkan tren peningkatan insiden selama beberapa dekade terakhir, meskipun tingkat kematian akibat penyakit ini telah menurun secara signifikan (Harapan dkk., 2019). Oleh karena itu, perlu kesadaran masyarakat untuk selalu waspada. Salah satu langkah pencegahan yang efektif adalah dengan mengetahui keberadaan jenis-jenis nyamuk yang berada di sekitarnya. Pemahaman yang mendalam tentang habitat dan pola perkembangbiakan nyamuk Aedes sp., khususnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sangat penting dalam upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD). Studi menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti memiliki distribusi yang heterogen dan dapat berkembang biak di berbagai jenis habitat, termasuk wadah penampung air buatan manusia seperti kontainer plastik dan saluran drainase (Ong dkk., 2019). Dengan demikian, edukasi dan pengawasan terhadap lingkungan sekitar menjadi kunci untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.

          Penelusuran menggunakan Dimensions menemukan 324 publkasi ilmiah dengan kata kunci mosquito detection dan type mosquito sejak tahun 1980 hingga 2025. Dalam 10 tahun terakhir (2015-2024) jumlah publikasi ilmiah tentang mosquito detection dan type mosquito mengalami fluktuasi dengan puncak pada tahun 2023. Antusias peneliti terhadap topik ini dapat dilihat dari jumlah publikasi dan peningkatan jumlah sitasi.

Berdasarkan analisis menggunakan VOS Viewer, node aplication dan identification tidak saling terhubung dan tidak berhubungan secara langsung dengan node frequency, Aedes aegypti, maupun Aedes albopictus. Belum dijumpai pula node tentang pemanfaatan jam digital, sensor, maupun chatbot. Sehingga penelitian pengembangan jam digital yang mampu mendeteksi keberadaan nyamuk secara real-time yang dirancang menggunakan sensor yang terhubung dengan smartphone melalui IoT untuk pemantauan yang lebih optimal, serta chatbot AI untuk memberikan informasi terkait dengan penanggulangan nyamuk memiliki novelty yang tinggi.

          Penelitian sebelumnya hanya mengkaji tentang sensor suhu, kelembapan, dan konsentrasi CO2 yang diduga menarik bagi nyamuk (McMeniman dkk., 2014). Identifikasi jenis-jenis nyamuk yang sudah dilakukan adalah menggunakan computer vision menggunakan rekaman gerakan sayapnya, karena setiap spesies nyamuk memiliki kepakan sayap yang berbeda (Siddiqui dan Kayte, 2022). Dengan demikian dengan penggunaan jaringan syaraf konvolusional untuk mengidentifikasi nyamuk (Goodwin et al., 2021). Aplikasi jam digital dengan sensor pendetaksi frekuensi kepakan sayap nyamuk yang terhubung dengan smartphone melalui IoT yang dilengkapi Chatbot AI memiliki kebaruan yang tinggi.

Keunggulan dari inovasi Jam Digital Smart Mosquito Detector adalah kemampuannya dalam mendeteksi keberadaan nyamuk Aedes aegypti secara real-time berdasarkan frekuensi kepakan sayapnya, yang terintegrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT) dan Chatbot Artificial Intelligence (AI). Alat ini tidak hanya mampu mendeteksi nyamuk Aedes aegypti, tetapi juga spesies nyamuk lain seperti Culex dan Anopheles gambiae. Hasil deteksi langsung dikirim ke smartphone pengguna melalui Telegram, dilengkapi dengan informasi jenis nyamuk dan saran penanganannya. Dengan desain berbentuk jam digital yang multifungsi dan akurasi tinggi (hanya selisih 3 Hz dari frekuensi sebenarnya), alat ini menawarkan solusi yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan untuk pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) secara dini dan mandiri oleh masyarakat.

Nama : Alan Firid Aryadi
Alamat : Jalan Tirtapati Timur RT 4/4 Desa Maoskidul, Maos, Cilacap, Jawa Tengah
No. Telepon : 08978225604