UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, namun masih banyak pelaku usaha yang belum terhubung secara digital dan belum mengadopsi prinsip ekonomi sirkular. Di tengah tuntutan global menuju pembangunan berkelanjutan (SDGs), transformasi UMKM menjadi semakin penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan ramah lingkungan.
Permasalahan utama yang dihadapi UMKM saat ini meliputi keterbatasan akses pasar, kurangnya literasi digital dan sirkularitas, serta belum adanya platform terpadu yang mendukung kolaborasi dan edukasi berkelanjutan. UMKM membutuhkan wadah untuk saling bertukar pengetahuan, membangun jejaring, dan menjual produk secara lebih berkelanjutan dan terukur.
TIKUM hadir sebagai inovasi berbasis website marketplace interaktif dengan pendekatan "Tilik Takon UMKM"—konsep lokal yang bermakna melihat dan bertanya. Platform ini mengintegrasikan fitur marketplace ramah lingkungan, forum komunitas, modul edukasi ekonomi sirkular, serta dashboard kontribusi terhadap SDGs. Pendekatan partisipatif dan berbasis teknologi ini dirancang untuk memberdayakan UMKM dari bawah secara kolaboratif.
Inovasi ini diharapkan mampu mendorong UMKM untuk bertransformasi menuju praktik bisnis yang berkelanjutan, memperluas akses pasar secara digital, serta menciptakan ekosistem UMKM yang lebih inklusif dan resilien. TIKUM ditargetkan menjadi katalisator transformasi digital UMKM yang berkontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs di Indonesia
Sebagai salah satu pilar perekonomian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran yang tak terpisahkan dari dinamika perekonomian di berbagai daerah. Lebih dari sekadar bisnis, UMKM berperan sebagai mesin penggerak ekonomi yang memberdayakan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan di tingkat lokal, sehingga mengukuhkan pilar-pilar dasar ekonomi lokal.
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sebuah visi global yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB pada tahun 2015, memberikan kerangka kerja untuk target ambisius untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di mana pun di seluruh dunia pada tahun 2030, dengan tujuan menciptakan kehidupan yang lebih adil, lebih sejahtera, dan lebih berkelanjutan bagi semua manusia. SDGs lebih dari sekadar serangkaian tujuan; SDGs merupakan ajakan untuk bertindak, mengajak semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, untuk bekerja sama dalam mengejar perubahan positif.
Untuk memahami esensi SDGs, penting untuk menyadari bahwa agenda ini mencakup 17 tujuan yang saling terkait yang mencakup keseluruhan keberlanjutan, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, hingga perlindungan lingkungan hidup dan kesetaraan gender. SDGs bukan sekadar aspirasi global, tetapi merupakan komitmen nasional yang tulus untuk memastikan bahwa kesejahteraan masyarakat dipandang secara holistik. Di Indonesia, pemerintah telah mengintegrasikan SDGs ke dalam rencana pembangunan nasional sebagai bentuk keseriusan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Indonesia, sebagai salah satu daerah yang memiliki komitmen kuat dalam pengembangan kesejahteraan Usaha Kecil, Mikro, Menengah (UMKM), menyimpan potensi yang luar biasa. Kekayaan sumber daya UMKM yang tersebar di setiap pelosok Indonesia merupakan aset penting untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan. Dorongan untuk menstimulasi perkembangan ekonomi masyarakat secara signifikan memotivasi terciptanya UMKM yang berdaya saing dan berorientasi ekspor.
Berdasarkan data resmi dari Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa pada tahun 2023, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61%. Sektor UMKM juga menyerap 97% dari total tenaga kerja nasional, dengan jumlah pelaku UMKM tercatat sebanyak 67 juta. Hal ini menunjukkan kekuatan ekonomi UMKM yang sangat signifikan.
Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan yang menghambat pertumbuhan UMKM. Salah satu tantangan utama adalah upaya maksimalisasi dalam pengenalan dan pemasaran produk. Banyak UMKM yang mengalami kesulitan dalam mengakses informasi yang sangat penting terkait layanan yang tersedia seperti perizinan, pendanaan, pelatihan, dan pemasaran. Keterbatasan akses pasar juga sering kali membatasi UMKM untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, baik secara lokal, regional, maupun nasional. Kurangnya literasi digital juga menjadi batu sandungan utama, dan lagi-lagi menyulitkan banyak UMKM untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis mereka.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan inovasi platform penyedia informasi layanan UMKM yang komprehensif dan terintegrasi. Platform ini harus mampu mempermudah akses informasi bagi pelaku UMKM, memperluas jangkauan pasar bagi produk-produk UMKM, dan meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku UMKM. Oleh karena itu, inovasi ini hadir sebagai solusi yang menjawab semua tantangan tersebut. Salah satu wujud nyata dari inovasi ini adalah pengembangan website TIKUM, sebuah platform digital yang dirancang khusus untuk memberikan wadah bagi UMKM agar terus berkembang di era digital. TIKUM diharapkan dapat membantu UMKM beradaptasi dengan perubahan zaman dan memanfaatkan peluang yang ada.
TIKUM hadir sebagai inovasi yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor industri UMKM. Melalui pemanfaatan media digital, TIKUM berperan aktif dalam mempromosikan dan mengenalkan produk- produk UMKM kepada khalayak yang lebih luas. Selain itu, Pemanfaatan strategis TIKUM dapat menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah dalam menyejahterakan masyarakat. Dengan mengadopsi dan mengintegrasikannya ke dalam program dan kebijakan, pemerintah dapat meningkatkan akses informasi dan layanan publik, mendorong partisipasi dan aspirasi masyarakat, meningkatkan efisiensi dan efektivitas program, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pelatihan digital dan platform promosi UMKM, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan melalui pembelajaran jarak jauh dan informasi kesehatan daring. Dengan demikian, TIKUM bukan hanya infrastruktur teknologi, tetapi alat strategis untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, responsif, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.
Lebih dari itu, TIKUM juga memiliki tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan sirkular. Dengan demikian, platform ini tidak hanya fokus pada peningkatan pendapatan UMKM, tetapi juga pada penciptaan peluang kerja yang produktif dan kondisi kerja yang layak bagi masyarakat Indonesia. TIKUM berupaya untuk memberdayakan UMKM agar dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan.
Berangkat dari Akar Komunitas Lokal
TIKUM Indonesia lahir dari semangat pemberdayaan pemuda dan pelaku UMKM di Jawa Tengah yang berkembang secara nasional. Ini menjadikan inovasi TIKUM berbasis kebutuhan nyata masyarakat.
Integrasi Digital dan Ekonomi Lokal
TIKUM menjadi jembatan antara transformasi digital dan penguatan ekonomi lokal melalui sistem marketplace, edukasi digital, serta promosi UMKM berbasis wilayah.
Platform Kolaboratif Multi-Stakeholder
Melibatkan kolaborasi antara pemuda, komunitas UMKM, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan swasta untuk membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan.
Akselerasi UMKM Go Digital
Dengan mendorong pemerataan penggunaan QRIS dan digitalisasi pembayaran, TIKUM mempermudah UMKM menjangkau pasar yang lebih luas serta efisien dalam transaksi.
Strategi Supply Chain Terintegrasi dan Transparan
TIKUM menyediakan sistem informasi dan manajemen logistik sederhana berbasis digital yang membantu pelaku UMKM mengatur distribusi produk secara efisien dan transparan.
Marketplace Lokal yang Berdampak Sosial
Tidak sekadar platform jual beli, TIKUM menekankan nilai keberlanjutan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian produk-produk lokal khas daerah.
Fokus pada Literasi Digital dan Kewirausahaan
Menyelenggarakan pelatihan rutin berbasis kebutuhan UMKM dan pemuda agar mampu bersaing di era industri digital melalui pelatihan branding, e-commerce, hingga pengelolaan keuangan digital.
Fleksibilitas Skalabilitas Wilayah
Model TIKUM dapat direplikasi dengan menyesuaikan potensi khas masing-masing daerah, sehingga membuka peluang ekspansi regional yang luas tanpa kehilangan identitas lokal.
Nama | : | Hellen Alfia Kurnia |
Alamat | : | Jalan Mangga II, Procot, Slawi, Kabupaten Tegal |
No. Telepon | : | 089606138126 |