Trico AI Assistant sebagai platform modular “dua wajah”: Trico AI Assistant untuk pendamping suara interaktif skala rumahan, dan Trico Chatbot untuk layanan teks cepat. Dengan pendekatan hybrid front end centric, semua logika inti disimpan di browser sehingga pengguna cukup membuka URL. Inovasi ini mengintegrasikan dua mode operasi: online memanfaatkan dua tahap validasi OpenRouter untuk respons tepat dan human like; serta offline fallback rule based/TinyML ringan agar percakapan tetap mengalir meski tanpa koneksi. Privasi diletakkan di atas segalanya, dengan riwayat chat disimpan hanya di localStorage perangkat. AI Assistant dan Trico Chatbot: menghadirkan sahabat digital yang merekam, meringkas, dan memberi jawab tanpa repot. Trico menyimpan logika di browser dan dua tahap validasi via OpenRouter demi respons human like, plus fallback TinyML saat offline
Pekalongan kota batik yang kaya warisan budaya memasuki era di mana begitu banyak kesempatan terbuka lewat teknologi, namun pemanfaatannya masih terkungkung pada lingkup industri besar dan institusi pendidikan. Di lapisan masyarakat akar rumput, akses dan pemahaman tentang kecerdasan buatan (AI) masih minim. Fenomena ini menciptakan jurang digital antara kemampuan teknologi modern dan kebutuhan sehari hari warga, sehingga solusi cerdas kerap kalah bersaing dengan tradisi manual yang sudah mendarah daging.
Lebih jauh, di tingkat Provinsi Jawa Tengah, literasi digital relatif rendah dibandingkan rata rata nasional. Data terakhir menunjukkan kurangnya program AI yang benar benar menyentuh masyarakat umum sebanyak 70% pengguna internet lokal masih sekadar menggunakan media sosial tanpa eksplorasi teknologi lanjutan. Kondisi ini diperparah oleh sebagian besar inovasi AI yang dikembangkan berskala korporasi, meninggalkan kebutuhan komunitas seperti pendampingan pribadi, pemandu wisata, atau notulensi rapat RT.
Di saat yang sama, pemerintah mendorong adaptasi teknologi AI untuk menyelesaikan persoalan publik. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan, “Di negara negara lain, pemerintahnya sudah mulai melakukan ini, anak anak mudanya didorong untuk adaptasi dengan AI,” sebagai bagian dari upaya mengurai kemacetan mudik hingga penanganan bencana. Pernyataan ini menegaskan urgensi agar setiap lapisan masyarakat tak terkecuali warga Pekalongan dapat merasakan manfaat AI secara langsung.
Namun, tantangan tak hanya pada akses dan literasi. Implementasi AI yang membutuhkan perangkat khusus (seperti server mahal atau Raspberry Pi rumit) menjadi hambatan praktis: banyak warga enggan mencoba karena takut ribet dengan hardware. Akibatnya, potensi AI untuk meningkatkan efisiensi kegiatan sehari hari mulai dari mengingatkan jadwal kegiatan, memandu rute wisata batik, hingga menyalin rapat musyawarah belum tergarap optimal.
Proyek Sistem Kecerdasan Buatan Terintegrasi ini memiliki sejumlah keunggulan yang membedakannya dari solusi sejenis, antara lain:
Nama | : | Muhammad Rafif Sadid |
Alamat | : | Pringlangu gg4 no.21 RT04 RW13 |
No. Telepon | : | 085803537375 |