KONSELITA (Konseling On The Air)

Dalam situasi bencana atau wilayah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau, layanan komunikasi seluler sering kali terputus atau tidak tersedia. Kondisi ini menjadi kendala serius dalam memberikan layanan konseling psikososial kepada masyarakat terdampak yang membutuhkan dukungan mental dan emosional. Untuk menjawab tantangan tersebut, dikembangkan KONSELITA (Konseling On The Air), yaitu layanan konseling yang menggunakan radio komunikasi dua arah, seperti Handy Talky (HT), sebagai media utama. KONSELITA hadir sebagai alternatif solusi yang memungkinkan konselor dan klien tetap dapat terhubung meskipun tanpa jaringan seluler. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang, konsep, serta implementasi KONSELITA dalam konteks penanganan psikososial di daerah terdampak bencana atau terpencil. Hasil temuan menunjukkan bahwa penggunaan radio dua arah efektif dalam menjembatani komunikasi antara konselor dan penyintas, serta mampu memberikan dukungan emosional yang signifikan dalam kondisi darurat. Dengan pendekatan ini, KONSELITA dapat menjadi bagian penting dari sistem layanan konseling tanggap darurat yang adaptif, fleksibel, dan mudah diakses.

Kata kunci: KONSELITA, konseling on the air, radio dua arah, HT, bencana, komunikasi darurat, layanan psikososial
 

Konseling adalah proses interaksi antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu klien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Dalam perkembangan teknologi komunikasi, metode konseling tidak lagi terbatas pada tatap muka, tetapi dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya adalah radio komunikasi. Penggunaan radio komunikasi dalam konseling memberikan akses yang lebih luas, terutama bagi individu yang berada di daerah terpencil atau sulit dijangkau. Di suatu daerah yang jaringan GSM-nya cukup besar, sistem informasi kebencanaan sudah digantikan oleh teknologi canggih yang dikembangkan protokol GSM. Namun bila terjadi gangguan telekomunikasi via handphone saat bencana, atau adanya gangguan jaringan listrik, dalam ketiadaan komunikasi regular, atau saat semua infrastruktur komunikasi jatuh dan juga kondisi geografis daerah yang tidak terjangkau jaringan publik. Maka salah satu media yang efektif dalam upaya menciptakan sistem informasi yang ideal adalah komunikasi radio, yang mana banyak dipakai para anggota Amatir Radio yang tersebar luas di Indonesia. Radio, merupakan media elektronik yang tidak hanya murah, tetapi juga dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, bahkan daya jangkau siaran Radio sampai ke segala penjuru daerah terpencil yang minim fasilitas. Maka penelitian ini dilakukan untuk menggunakan transmisi gelombang radio pada spectrum VHF dengan frekuensi 144 MHz sebagai media transmisi untuk melewatkan sinyal informasi (“Sistem Mitigasi Bencana Tanah Longsor Berbasis Gelombang Radio,” 2023) 

Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan spesifik yang menjadi alasan penggunaan komunikasi radio dalam media konseling adalah:
1.    Terbatasnya Akses ke Layanan Konseling Tatap Muka
Banyak individu yang tinggal di daerah terpencil atau pedesaan sulit mengakses layanan konseling secara langsung karena minimnya tenaga profesional dan fasilitas kesehatan mental di wilayah mereka
2.    Stigma terhadap Konseling Psikologis
Masih ada stigma di masyarakat terkait dengan layanan konseling dan kesehatan mental. Sebagian individu enggan datang langsung ke pusat layanan konseling karena takut dikaitkan dengan masalah psikologis. Radio dapat menjadi solusi karena memungkinkan individu mendapatkan informasi dan bimbingan secara anonim.
3.    Efektivitas Biaya dan Kemudahan Akses
Komunikasi radio relatif murah dibandingkan dengan layanan konseling berbasis video atau tatap muka yang membutuhkan infrastruktur lebih kompleks. Radio juga lebih mudah diakses oleh masyarakat luas tanpa memerlukan perangkat khusus selain pesawat radio.
4.    Daya Jangkau yang Luas
Radio memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media lain, terutama di daerah yang belum terjangkau oleh internet atau memiliki keterbatasan teknologi komunikasi lainnya. Dengan menggunakan siaran radio, konseling dapat menjangkau lebih banyak orang secara simultan.
5.    Interaksi Tidak Langsung yang Nyaman bagi Klien
Melalui komunikasi radio, individu yang membutuhkan konseling dapat berpartisipasi secara tidak langsung, misalnya melalui siaran interaktif dengan mengirim pertanyaan atau curhatan tanpa harus bertemu langsung dengan konselor. Hal ini membuat individu merasa lebih nyaman dan tidak terintimidasi.
 

 1. Akses di Wilayah Tanpa Internet atau Jaringan Seluler
Konseling tetap bisa dilakukan meskipun tidak ada sinyal GSM atau internet.

Cocok untuk daerah pedalaman, pegunungan, atau laut.

2. Komunikasi Real-time & Langsung
Respon langsung (two-way), seperti berbicara langsung tanpa delay.

Efektif untuk konseling cepat, seperti dukungan psikologis dalam keadaan darurat.

3. Bisa Diandalkan Saat Bencana
Saat jaringan internet atau seluler mati (gempa, banjir, dll.), radio tetap bisa digunakan.

Mendukung kegiatan psychological first aid pasca-bencana.

4. Sifat Komunal (Group Listening)
Bisa dilakukan dalam jaringan komunitas (misal ORARI, RAPI), memudahkan edukasi atau konseling kelompok.

Mendorong rasa solidaritas dan dukungan sosial.

 5. Hemat Energi & Tahan Lama
Perangkat radio HT cukup hemat daya, bisa dijalankan dengan baterai cadangan/portable.

Bisa dipakai terus walau listrik padam.

6. Jangkauan Luas dengan Repeater
Dengan bantuan repeater, jangkauan komunikasi bisa puluhan bahkan ratusan kilometer.

Konseling bisa menjangkau banyak wilayah tanpa infrastruktur kompleks.

7. Keamanan & Privasi Relatif Baik
Meski tidak sekuat enkripsi digital, beberapa frekuensi atau sistem DCS/CTCSS bisa membatasi gangguan pihak luar.

Cocok untuk konseling privat dengan etika komunikasi yang dijaga.

8. Biaya Operasional Rendah
Setelah perangkat tersedia, tidak perlu pulsa atau paket data.

 

Nama : Wulan Anggraeni, S.Pd.Kons
Alamat : Jl. Mawar RT.003 RW.005 Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kab.Tegal Jawa Tengah
No. Telepon : 085641205741