P-SON: Teknologi Sonic Bloom Portabel untuk Pertanian Modern dan Berkelanjutan

Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian Kabupaten Cilacap, berkontribusi sebesar 14,19% terhadap PDRB tanpa migas pada tahun 2024. Namun, sejak 2020 hingga 2024, produksi hortikultura dan tanaman pangan mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan terhadap pupuk kimia yang mahal serta rendahnya efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman (BPS, 2025).

P-SON (Portable Sonic Bloom) hadir sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Perangkat ini berbasis teknologi Sonic Bloom, yang memanfaatkan pemaparan gelombang suara frekuensi 3.000 – 4.500 Hz selama 30 menit hingga 3 jam guna merangsang penyerapan nutrisi oleh tanaman. Teknologi ini telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen berbagai komoditas seperti cabai, padi, jagung, mentimun, dan tomat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Sejak dikembangkan pada tahun 2018, P-SON telah diterapkan oleh berbagai komunitas petani di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Cilacap, serta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hingga tahun 2024, produk ini telah memasuki tahap pemasaran, membuka peluang lebih luas bagi petani untuk mengadopsi teknologi ini dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pertanian.

Dengan pendekatan pertanian berbasis teknologi, P-SON diharapkan menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan hasil pertanian, mengurangi biaya produksi, serta mendukung pertanian berkelanjutan di tingkat lokal, regional, dan nasional.

Pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional serta pengembangan ekonomi di Kabupaten Cilacap. Sektor ini tidak hanya menjadi penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, tetapi juga menjadi penyerap tenaga kerja serta sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Dalam perekonomian daerah, sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Cilacap. Pada tahun 2024, sektor pertanian menyumbang 14,19% terhadap PDRB Tanpa Migas (BPS, 2025), menunjukkan peran vitalnya dalam pembangunan ekonomi daerah.
Salah satu subsektor yang memiliki peran penting dalam pertanian Kabupaten Cilacap adalah hortikultura dan tanaman pangan. Komoditas hortikultura mencakup tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat, sementara tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, serta kacang hijau. Namun, sejak tahun 2020 hingga 2024, produksi komoditas hortikultura dan tanaman pangan mengalami tren penurunan yang memerlukan solusi berbasis inovasi dan keberlanjutan.
Data dari BPS dalam Kabupaten Cilacap dalam Angka Tahun 2025 menunjukkan pola penurunan produksi yang mempengaruhi ketahanan pangan serta kesejahteraan petani. Tren ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan iklim, keterbatasan akses pupuk bersubsidi, serta produktivitas lahan yang belum optimal (Triatmojo, 2024). Berdasarkan Permentan No 1/2024, pupuk subsidi hanya diberikan untuk tanaman tertentu seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih,tebu rakyat, kakao, dan kopi, sehingga komoditas lain harus mengandalkan pupuk nonsubsidi yang lebih mahal.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan modernisasi pertanian melalui penerapan teknologi inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas dengan lebih efisien. Salah satu teknologi yang menjanjikan adalah Sonic Bloom, sebuah metode yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi 3.500 – 5.000 Hertz untuk merangsang pembukaan stomata pada daun, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi, dan mempercepat pertumbuhan tanaman (Carlson, 2001).
Teknologi Sonic Bloom merupakan teknik yang menggabungkan gelombang suara frekuensi tinggi dengan nutrisi organik untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Teknologi ini telah terbukti mampu meningkatkan tinggi tanaman, lebar daun, diameter batang, panjang akar, serta mempercepat panen. Penelitian menunjukkan bahwa pemaparan bunyi dengan frekuensi 3.000 Hz – 4.500 Hz selama 30 menit hingga 3 jam dapat meningkatkan produksi tanaman seperti cabai, kentang, kangkung, padi, jagung, mentimun, tomat, dan sawi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia (Nio Song Ai, 2021).
Sebagai implementasi teknologi Sonic Bloom, dikembangkan P-SON (Portable Sonic Bloom), sebuah perangkat inovatif yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Sejak tahun 2018, perangkat ini telah diterapkan oleh pengusul di berbagai komunitas petani di wilayah Jawa Tengah khususnya kabupaten Cilacap dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hingga tahun 2024, P-SON telah memasuki tahap pemasaran, membuka peluang lebih luas bagi petani untuk memanfaatkan teknologi ini dalam meningkatkan hasil pertanian secara efisien dan ramah lingkungan.
Dengan penerapan teknologi ini, sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Penerapan teknologi pertanian modern seperti Sonic Bloom menjadi langkah konkret dalam mewujudkan pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan bagi masa depan.

 1. Sistem Otomatisasi Paparan

Produk ini dilengkapi dengan RTC DS3231 yang terintegrasi dengan Arduino Nano, memungkinkan jadwal paparan Sonic Bloom berjalan secara otomatis setiap hari tanpa perlu intervensi manual. Hal ini memberikan kemudahan bagi pengguna karena tidak lagi perlu menekan tombol daya secara berulang, berbeda dengan Audio Bio Harmonik (ABH) yang masih mengandalkan sistem manual.

2. Efisiensi Energi yang Optimal

Produk ini dirancang dengan penggunaan komponen yang efisien dan sesuai kebutuhan lapangan, sehingga konsumsi daya dapat diminimalkan hingga hanya 5,5 watt. Hal ini menjadikannya lebih hemat energi dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, seperti smartRUF, yang masih memiliki konsumsi daya lebih tinggi.

3. Biaya Produksi yang Terjangkau

Dengan optimalisasi penggunaan komponen yang tepat guna, biaya produksi per unit tetap ekonomis, yaitu di bawah 1 juta rupiah. Hal ini menjadikan produk lebih terjangkau bagi petani dibandingkan dengan solusi lain yang ada di pasaran, tanpa mengurangi efektivitas dan keandalan teknologi yang digunakan.

4. Peningkatan Efektivitas Gelombang Sonic Bloom

Teknologi ini menggunakan speaker berkualitas tinggi dan pengaturan frekuensi yang lebih presisi dibandingkan dengan produk sebelumnya. Dengan rentang frekuensi 3.000 – 5.000 Hz, produk ini mampu mengoptimalkan pembukaan stomata tanaman, sehingga penyerapan nutrisi lebih efisien dan pertumbuhan tanaman lebih maksimal.

5. Desain yang Lebih Ringkas dan Tahan Cuaca

Produk ini dikembangkan dengan bodi yang lebih ringkas dan material tahan cuaca, sehingga lebih mudah dipasang di berbagai kondisi lahan pertanian, baik di lahan terbuka maupun di dalam greenhouse. Dibandingkan dengan produk sebelumnya, perangkat ini lebih praktis dan memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap faktor lingkungan seperti hujan dan debu.

6. Fleksibilitas Penggunaan untuk Berbagai Jenis Tanaman

Berbeda dengan teknologi sebelumnya yang lebih spesifik untuk beberapa jenis tanaman, produk ini telah diuji pada beragam komoditas hortikultura dan tanaman pangan, seperti cabai, tomat, padi, dan jagung, dengan hasil peningkatan pertumbuhan yang signifikan.

Dengan berbagai inovasi ini, produk Portable Sonic Bloom menjadi solusi modern dan berkelanjutan bagi petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara lebih efisien, hemat biaya, dan ramah lingkungan.

Nama : Muhammad Ikhtiarur Rizqi,S.M
Alamat : Jalan H. Ma’ruf RT 03 RW 13 Kalisabuk, Kesugihan, Cilacap
No. Telepon : 085600857716