KABISAT

KABISAT (Komunitas Anak, Balita, Ibu Sehat) merupakan inovasi kesehatan berbasis masyarakat yang dikembangkan oleh Desa Paseban, Kecamatan Bayat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui pendekatan holistik dan terintegrasi sepanjang siklus kehidupan. Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka balita kurus, stunting, remaja dengan KEK dan anemia, serta rendahnya PHBS dan pemberdayaan masyarakat sejak tahun 2016. KABISAT mengintegrasikan berbagai layanan dan edukasi untuk ibu hamil, balita, remaja, pasangan usia subur, hingga lansia, yang dilaksanakan rutin oleh kader, bidan, dan penggerak desa, didukung dana desa dan swadaya masyarakat.

Hingga tahun 2023, KABISAT menunjukkan capaian signifikan seperti penurunan ibu hamil KEK dan anemia, bayi lahir pendek, serta peningkatan partisipasi Posyandu. Namun tantangan stunting masih ada. Oleh karena itu, KABISAT dikembangkan menjadi payung inovasi dengan program turunan, antara lain: DASSAT (Dapur Sehat KABISAT), Kelas Yoga Ibu Hamil, Posyandu Siklus Hidup (SIGAP), KABISAT EMAS, dan Paseban EMAS. Program-program ini menggabungkan intervensi gizi, edukasi keluarga, dan pemberdayaan masyarakat.

KABISAT terbukti adaptif, partisipatif, dan memberdayakan. Inovasi ini telah menjadi rujukan studi tiru nasional dan berkontribusi menurunkan risiko stunting. Keberhasilannya menunjukkan bahwa sistem layanan berbasis komunitas mampu menciptakan transformasi desa sehat, mandiri, dan berkelanjutan. KABISAT tidak hanya menyentuh aspek medis, tetapi juga sosial, edukatif, dan lingkungan, sehingga layak direplikasi di wilayah lain dengan karakteristik serupa.

Permasalahan gizi dan kesehatan ibu-anak merupakan isu serius yang masih menjadi tantangan di banyak daerah Indonesia, tak terkecuali di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Berdasarkan data tahun 2016, ditemukan tingginya prevalensi balita kurus dan stunting, remaja dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) serta anemia, dan ibu hamil yang masuk kategori risiko tinggi. Selain itu, rendahnya praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), minimnya edukasi kesehatan, dan belum optimalnya pemberdayaan masyarakat menyebabkan situasi kesehatan semakin kompleks. Persoalan-persoalan tersebut menjadi keprihatinan bersama sekaligus momentum bagi pemerintah desa untuk menyusun strategi penanganan secara lebih sistematis dan berkelanjutan. 

Sebagai bentuk komitmen menjadikan kesehatan sebagai prioritas pembangunan, Pemerintah Desa Paseban mulai mengalokasikan dana desa untuk mendukung program-program kesehatan lintas usia, mulai dari bayi hingga lansia. Namun, upaya ini disadari tidak cukup hanya dengan dukungan anggaran. Kolaborasi antar sektor, keterlibatan aktif masyarakat, serta penguatan peran kader, bidan desa, PKK, dan Puskesmas menjadi kunci keberhasilan. Dukungan sumber daya manusia lokal yang diberdayakan dan dilatih menjadi penggerak utama dalam menciptakan perubahan di tingkat akar rumput.

Sejak 2013, penguatan kapasitas kader dilakukan melalui pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), penyuluhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan berbagai bentuk pendampingan. Namun, pendekatan yang masih parsial belum memberi dampak maksimal terhadap penurunan kasus gizi buruk. Maka, dibutuhkan terobosan inovatif berbasis komunitas yang terintegrasi.

Inovasi itulah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk KABISAT (Komunitas Anak, Balita, Ibu Sehat), yaitu model layanan kesehatan masyarakat desa yang menyatukan berbagai program lintas usia. Tidak hanya itu, KABISAT berkembang menjadi payung besar yang melahirkan berbagai inovasi turunan seperti DASSAT (Dapur Sehat KABISAT), Yoga Ibu Hamil, Posyandu Siklus Hidup (SIGAP), KABISAT EMAS (Eliminasi Anak Stunting), dan Paseban EMAS (Edukasi Masyarakat dan Akses Sehat). Program ini terbukti efektif dalam menurunkan risiko stunting, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, serta menciptakan sistem layanan kesehatan desa yang berkelanjutan, adaptif, dan berbasis gotong royong.

Inovasi KABISAT memiliki sejumlah keunggulan yang membedakannya dari program kesehatan masyarakat lainnya. Keunggulan utamanya terletak pada pendekatan yang holistik, partisipatif, dan berbasis siklus kehidupan. Tidak hanya menyasar satu kelompok usia tertentu, KABISAT mencakup seluruh tahapan kehidupan mulai dari bayi, balita, remaja, ibu hamil, pasangan usia subur, hingga lansia. Semua layanan tersebut diintegrasikan dalam satu sistem yang terstruktur melalui Posyandu Siklus Hidup (SIGAP), yang dilaksanakan secara rutin dan konsisten. KABISAT juga unggul dalam menggabungkan layanan promotif, preventif, dan kuratif ringan berbasis komunitas. Selain memberikan edukasi dan penyuluhan, program ini menyediakan layanan nyata seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), yoga ibu hamil, konseling gizi, kunjungan rumah, serta skrining kesehatan dasar. Inovasi turunan seperti DASSAT (Dapur Sehat KABISAT) bahkan menghadirkan menu makanan bergizi yang dirancang oleh ahli dan dimonitor oleh tenaga profesional, menjadikan dapur sehat ini terstandar dan berbasis bukti. Dari segi metode edukasi, KABISAT menggunakan pendekatan yang inklusif dan interaktif. Edukasi tidak hanya disampaikan melalui ceramah formal, tetapi juga melalui permainan keluarga, diskusi santai, dan kegiatan kunjungan rumah yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Hal ini meningkatkan pemahaman masyarakat dan mempercepat perubahan perilaku. Selain itu, KABISAT membangun ekosistem kader yang kuat dan berkelanjutan, serta mampu melahirkan inovasi lanjutan yang relevan dengan tantangan lokal. Keberhasilan ini menjadikan KABISAT sebagai model unggulan yang telah direplikasi dan menjadi inspirasi di berbagai daerah.

Nama : Tri Puji Lestari
Alamat : Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten
No. Telepon : 085741944361