Kerusakan jalan menjadi masalah infrastruktur yang serius di Indonesia, mengakibatkan peningkatan angka kecelakaan dan kerugian ekonomi yang signifikan. Penelitian ini mengembangkan aplikasi AI-Enhanced Road Assessment untuk mendeteksi, mengklasifikasi, dan memetakan kerusakan jalan secara otomatis menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Sistem berbasis YOLOv11 diimplementasikan pada platform mobile dengan memanfaatkan TensorFlow Lite untuk optimasi kinerja pada perangkat dengan spesifikasi terbatas. Model AI ini dilatih menggunakan 513 gambar kerusakan jalan dari Kabupaten Batang yang telah diaugmentasi, sehingga mampu mengklasifikasikan kerusakan jalan ke dalam tiga kategori: rusak parah, rusak sedang, dan rusak ringan dengan akurasi mencapai 83%. Aplikasi ini menawarkan solusi inovatif bagi pemerintah daerah untuk memprioritaskan perbaikan infrastruktur berdasarkan data real-time, mengurangi biaya inspeksi manual, dan memungkinkan partisipasi aktif masyarakat melalui pendekatan crowdsourcing. Pengembangan aplikasi ini mendukung program "Zero Potholes 2030" Kementerian PUPR serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya pada infrastruktur tangguh dan permukiman berkelanjutan.
Kata Kunci : Jalan rusak, AI, YOLOv11
Kerusakan jalan merupakan masalah global yang memerlukan identifikasi cepat untuk mencegah kecelakaan dan kerugian ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi deep learning telah muncul sebagai solusi inovatif untuk otomatisasi deteksi kerusakan jalan melalui analisis citra digital. Salah satu model terbaru, YOLOv11 menawarkan keunggulan dalam kecepatan dan akurasi deteksi objek real-time berkat arsitektur backbone yang dioptimalkan dan penggunaan attention mechanisms (Wang et al., 2023). Dibandingkan dengan versi sebelumnya, YOLOv11 mampu mendeteksi hingga 50 jenis kerusakan jalan dalam satu gambar dengan akurasi yang tinggi (Redmon& Farhadi, 2023). Untuk implementasi di perangkat mobile, TensorFlow Lite digunakan sebagai framework optimasi model AI agar ringan dan kompatibel dengan hardware terbatas. Teknik quantization pada TensorFlow Lite mengurangi ukuran model hingga 75% tanpa mengorbankan akurasi signifikan, memungkinkan aplikasi berjalan offline di smartphone dengan kecepatan inferensi 30 FPS, bahkan di perangkat low-end (Zhao et al., 2023).
Dalam lima tahun terakhir, kerusakan jalan telah meningkat secara signifikan, terutama di negara berkembang. Menurut World Road Association (2023), 68% jalan di Asia Tenggara mengalami kerusakan struktural, dengan biaya perbaikan mencapai USD 120 miliar per tahun. Di Indonesia, data Kementerian PUPR (2023) menunjukkan bahwa 45% jalan nasional rusak, menyebabkan 12.000 kecelakaan per tahun (Korlantas Polri, 2022). Kerugian ekonomi akibat kerusakan jalan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 72 triliun per tahun (BPS, 2023). Di Jawa Tengah, Dinas PU Bina Marga Jawa Tengah (2023) melaporkan bahwa 38% jalan provinsi masuk kategori rusak, dengan kerusakan dominan di Kabupaten Semarang (42%) dan Batang (42,44%). Biaya perbaikan jalan di Jawa Tengah mencapai Rp 1,2 triliun per tahun, namun hanya 25% kerusakan yang tertangani tepat waktu. Dampak kerusakan jalan tidak hanya terbatas pada keselamatan dan ekonomi, tetapi juga lingkungan dan sosial, seperti peningkatan emisi CO? sebesar 15% akibat kendaraan yang melintas di jalan tidak rata (UNEP, 2021) serta penurunan kualitas hidup masyarakat akibat akses transportasi yang terhambat.
Penelitian sebelumnya telah mencoba mengatasi masalah kerusakan jalan dengan berbagai pendekatan, namun masih memiliki beberapa keterbatasan.Misalnya, (Koch&Brilakis,2021) menggunakan smartphone untuk deteksi kerusakan, tetapi hanya fokus pada retak longitudinal dan tidak terintegrasi dengan GPS. (Maeda et al. 2020) mengembangkan model CNN dengan akurasi 95%, tetapi hanya kompatibel di server dan tidak dioptimalkan untuk perangkat mobile. Sementara itu, (Fan et al. 2022) memetakan kerusakan jalan via drone, tetapi biaya implementasinya tinggi (USD 5.000 per unit) dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Inovasi dalam penelitian ini mengatasi keterbatasan tersebut dengan beberapa keunggulan, seperti deteksi kerusakan multi kategori (rusak parah, rusak sedang dan rusak ringan) menggunakan YOLOv11, optimasi model untuk perangkat mobile dengan ukuran dataset hanya sekitar 5 MB, serta integrasi GPS untuk menghasilkan heatmap kerusakan berbasis kepadatan lalu lintas dan prioritas perbaikan. Selain itu, model dilatih dengan 513 gambar jalan di Kabupaten Batang yang sudah di augmentasi, sehingga lebih adaptif untuk kondisi jalan di Jawa tengah khususnya di Kabupaten Batang.
Penelitian ini memiliki urgensi tinggi karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah daerah termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah memerlukan data real-time untuk alokasi anggaran perbaikan jalan yang tepat sasaran. Kedua, aplikasi ini memungkinkan partisipasi masyarakat melalui crowdsourcing, meningkatkan transparansi dan kecepatan respons. Ketiga, deteksi dini kerusakan dapat mengurangi biaya perbaikan hingga 50% dibandingkan perbaikan reaktif (World Bank, 2023). Keempat, penelitian ini mendukung program "Zero Potholes 2030" Kementerian PUPR dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 (Infrastruktur Tangguh) dan nomor 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan). Dengan skalabilitas yang tinggi, aplikasi ini dapat diadopsi dan dipergunakan oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah agar menjadikannya solusi yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Keunggulan Yang ditawarkan
Aplikasi AI-Enhanced Road Assessment memiliki beberapa elemen originalitas yang membedakannya dari solusi serupa.
AI-Enhanced Road Assessment mempelopori beberapa inovasi teknologi dalam konteks pengelolaan infrastruktur jalan di Indonesia.
Keberlanjutan AI-Enhanced Road Assessment didukung oleh beberapa faktor strategis. Dari sisi teknologi, model AI yang dikembangkan dirancang untuk terus belajar dan beradaptasi dengan data baru yang dikumpulkan, meningkatkan akurasi deteksi seiring waktu.
Dari aspek ekonomi, aplikasi ini menawarkan penghematan biaya signifikan bagi pemerintah daerah. Berdasarkan studi dari World Bank (2023), deteksi dini kerusakan jalan dapat menghemat hingga 50% biaya perbaikan dibandingkan perbaikan reaktif. Dengan biaya implementasi yang relatif rendah (hanya membutuhkan smartphone dan koneksi internet dasar), aplikasi ini menjadi solusi hemat biaya dengan ROI tinggi.
Keberlanjutan sosial ditunjang oleh pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam mengumpulkan data kerusakan jalan. Program edukasi dan insentif bagi pengguna aktif menciptakan ekosistem yang mendorong partisipasi berkelanjutan. Kemitraan dengan komunitas dan organisasi masyarakat sipil juga memperluas jangkauan dan adopsi aplikasi.
Dari perspektif institusional, integrasi aplikasi dengan sistem pengelolaan infrastruktur yang ada milik Dinas PUPR Provinsi Jawa Tengah memastikan data yang terkumpul dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan resmi. Kerja sama dengan lembaga akademis untuk pengembangan berkelanjutan dan evaluasi efektivitas menjamin peningkatan sistem secara kontinu.
Keberlanjutan lingkungan tercermin dari kontribusi aplikasi dalam mengurangi emisi CO? melalui perbaikan jalan yang lebih efisien dan tepat sasaran. Berdasarkan data UNEP (2021), kendaraan yang melintas di jalan rusak menghasilkan emisi 15% lebih tinggi dibandingkan jalan mulus.
Nama | : | Muhammad Ghofinda Prasetia |
Alamat | : | Jl. Raya Sidorejo - Pandansari, Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang |
No. Telepon | : | 087814073760 |