Pukobonas (Pupuk Kohe Bonggol Damen dan Limbah Nanas)

Tanaman padi adalah tanaman yang umum ditanam oleh petani. Pada masa panen, tanaman padi menyisakan limbah berupa bonggol jerami. Bonggol jerami ini sulit terurai dan bahkan menghambat laju pertumbuhan tanaman lain. Pada bulan Ramadhan buah nanas lebih banyak digunakan dari hari biasanya oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai pelengkap es buah. Sehingga limbah dari buah nanas seperti kulit,daun, dan mahkotanya menjadi semakin menumpuk dan menjadi masalah bagi lingkungan sekitar.

Namun pemanfaatan limbah kulit nanas dan bonggol jerami selama ini belum maksimal dilakukan.Kulit nanas dan bonggol jerami masih bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis misalnya dengan dijadikan pupuk organik.

 Oleh karena itu, diciptakanlah inovasi  pengolahan bonggol jerami dan limbah nanas menjadi pupuk organik. Tujuan dari pembuatan produk ini adalah untuk menambah nilai guna daripada bonggol jerami dan limbah nanas itu sendiri. Pupuk organik tersebut dapat digunakan oleh masyarakat  pada umumnya dan para petani pada khususnya tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Sehingga, produk inovasi ini diharapkan dapat terealisasi sebagai wujud sarana pertanian

Dalam dunia pertanian, padi tentunya tanaman yang umum di tanam oleh para petani. Selain karena menjadi sumber makanan pokok, padi juga dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Saat ini tak hanya padinya saja yang bisa dimanfaatkan , jerami  padi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Banyak petani yang memanfaatkan jerami itu untuk dijual kepada masyarakat yang memiliki ternak seperti sapi.

     Namun dilain sisi, dari tanaman padi juga dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi para petani .Pengaruh itu ada pada bagian paling bawah tanaman padi, atau dikenal dengan bonggol jerami. Bonggol jerami memiliki ketahanan hidup yang baik. Walaupun bagian jerami nya sudah dipotong, pada bagian bonggol tetap akan  tumbuh lagi jeraminya yang oleh masyarakat sekitar biasa disebut singgang , sehingga hal itu tentu dapat menyulitkan para pentraktor dalam melakukan proses pembajakan sawah. Selain itu, biasanya setelah tanaman padi mereka selesai dipanen , petani akan kembali menanam tanaman, baik itu jagung maupun yang lain. Akan tetapi jika bonggol jerami nya masih ada pada area sawah, mekanisme pertumbuhan tanaman yang lain justru dapat terganggu. Karena, tanah harus bekerja lebih ekstra untuk membantu pertumbuhan antara tamanan jagung sekaligus bonggol jerami yang masih tumbuh, alhasil pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat tanah yang tidak terarah pada satu tanaman.

     Upaya pelestarian lingkungan memang terus dilaksanakan. Namun terkadang masih terjadi pencemaran, seperti pencemaran udara yang disebabkan oleh limbah ternak dan buah. Buah memang makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Selama bulan ramadhan, masyarakat cenderung mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dari biasanya. Salah satunya yaitu buah nanas yang dijadikan sebagai pelengkap pada es buah atau dibuat selai isian nastar. Namun tidak semua bagian nanas dapat diolah seperti daun, kulit dan mahkota. Limbah nanas tersebut menghasilkan bau menyengat (busuk) dan merusak estetika (keindahan) sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dari masalah tersebut kami berfikir untuk berinovasi dengan memanfaatkan bonggol jerami dan limbah nanas menjadi suatu pupuk organik yang dimanfaatkan oleh para petani/pekebun serta dapat mengurangi pengaruh negatifnya pada masyarakat

A. Kandungan

Bonggol Jerami

     Bonggol jerami mengandung kalium yang merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman. Hal ini menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan pengabdian berupa pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku pupuk organik kompos. Kompos nantinya dapat digunakan oleh petani dalam proses pemupukan pada budidaya tanaman. Dalam penelitian kim dan Dale pada tahun 2004 manfaat pupuk kompos jerami padi memiliki kandungan C organik yang tinggi. Menurut Tirtoutomo 2006 pemanfaatan jerami padi merupakan salah satu alternatif dalam mengurangi pupuk kimia.Kandungan hara pada jerami pada saat panen bergantung pada kesuburan tanah. Di indonesia rata-rata kadar hara jerami ialah 0,4% N, 0,02% P, 1,4%K, dan 5,6% Si. Dalam satu ton gabah (GKG) tanaman padi menghasilkan 1,5 ton gabah jerami yang mengandung 9kg N, 2kg P, 25kg K, 2 kg S, 70 kg si, 6 kg Ca dan 2kg Mg.

Kohe Sapi dan Kambing

     Kohe sapi merupakan salah satu bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos. Kotoran sapi mengandung unsur hara antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, kalsium 0,26%. Pupuk ini terdiri dari 44% bahan padat dan 6,3% bahan cair. Komposisi unsur hara yang terkandung didalam pupuk kandang sapi yaitu 1,36% N, 0,27% P dan 0,44% K, 0,57% Ca, 0,11% Mg. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis.

    Sementara, kohe kambing kaya akan kandungan unsur hara mikro maupun makro yaitu fosfor, nitrogen, kalsium dan kalium, memperbaiki struktur tanah sehingga memudahkan penetrasi akar dan akan merangsang pertumbuhan batang dan daun, membuat tanah menjadi lebih gembur. Kandungan hara pupuk yang menggunakan kotoran kambing di kisarkan memiliki kandungan air 64%, bahan organik 31%, nitrogen 0,7%, P2O5 0,4%, K2O 0,25%, CaO 0,4% dan rasio C/N sebesar 20-25%.

Limbah Nanas

     Limbah nanas, yaitu kulit, bisa dijadikan bahan campuran dalam pembuatan pupuk kompos. Limbah kulit nanas mengandung nitrogen total sebanyak 0,88%. Unsur nitrogen ini nantinya akan membantu merangsang pertumbuhan pada tanaman terutama pada pertumbuhan vegetatif seperti pada daun tanaman.

Limbah Tebu

     Limbah tebu yang diaplikasikan pada kompos mengandung C Organik 13,61%, N 0,706%, P 0,417%, K 0,081% serta rasio C/N 19. Penambahan pupuk kompos ampas tebu pada tanah ultisol ternyata mampu memperbaiki sifat biologi, kimia dan fisika tanah.

B. Bahan Baku

     Dalam pembuatan Pupuk [Nama Pupuk], bahan dasar yang diperlukan tergolong sangat mudah ditemukan.Untuk menemukan bahan-bahan seperti bonggol jerami, kohe, limbah nanas, dan limbah tebu, tentu saja biaya yang dikeluarkan sedikit. Bagi para petani yang ingin menerapkan pun, dapat membantu mengurangi biaya pengeluaran.

C. Daya Simpan

     Apabila melalui penyimpanan yang baik, pupuk kompos bisa disimpan dalam jangka waktu 6-12 bulan, yang artinya, dapat digunakan untuk 2-3 kali masa tanam para petani.

 D. Aspek Ekonomi

     Pupuk kompos memberikan banyak manfaat di bidang ekonomi, seperti menghemat pengeluaran dalam mencari bahan baku pupuk, menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah, mengurangi volume / ukuran limbah, dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

Nama : Lusi Annafi Fauza D
Alamat : Rt 02, Rw 01, Desa Banjurpasar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen
No. Telepon : 083123998581