Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian pada tahun 2015 menyatakan bahwa wilayah Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan pertanian yang sangat luas 7.6 juta hektar. Cangkang kepiting bakau memiliki kandungan kalsium karbonat 53,70-78,40%. Metode sintetis yang digunakan adalah metode presipitasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) Proses sintetis serbuk cangkang kepiting bakau; 2) Kandungan proksimat, FTIR, XRD, microbial biomass C; 3) Tingkat efektivitas serbuk cangkang kepiting bakau. Bahan yang digunakan dalam penelitian: Cangkang kepiting bakau, aquadest, H3PO4 85% dan asam aseton. Alat penelitian: Blender, oven, gelas bekker, timbangan, mortar, magnetic stirrer, furnance, kompor, pengaduk 30 rpm. Sampel yang digunakan menggunakan variasi suhu furnace untuk sampel A1 (500?); A2 (600?); A3 (700?); A4 (800?); A5 (900?). Tahapan penelitian ini diantaranya: 1) pengumpulan alat dan bahan; 2) pembuatan kalsium oksida; 3) sintetis metode presipitasi; 5) uji laboratorium: Proksimat, FTIR, XRD, microbial biomass C serta laju pertumbuhan tanaman. Adapun sampel terbaik adalah A1, uji FTIR terkandung gugus fungsi ?CO?_3^( 2-) dengan bilangan gelombang 1471.55 cm-1, serta ?PO?_4^( 2-) sebesar 1074.06 cm-1 dan 1031.94 cm-1. Sementara uji XRD sampel A1, terbentuk sudut 2? pada 30,85810; 29,53950; serta 29,21990. Laju pertumbuhan tanaman pada sampel A1 paling tinggi pada tanah andosol, podsolik merah kuning, serta gambut. Uji Microbial Biomass C sampel A1 memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu pada tanah andosol 16,57; podsolik merah kuning 2,64; gambut 270,09. Sehingga, produk nanohidroksiapatit ini terbukti efektif untuk meningatkan mikrobioma pada tanah.
Menurut data dari Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, kebutuhan pupuk nasional di tahun 2015 mencapai 16 juta ton, meningkat sebesar 2.4% di setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pupuk menjadi salah satu faktor penting untuk pertumbuhan tanaman yang berperan sebagai penyedia unsur hara utama (Yuniawati dkk, 2012). Akan tetapi, penggunaan pupuk pada sistem pertanian Indonesia pada saat ini menyebabkan masalah, yaitu produktivitas tanah menurun karena tanahnya tercemar oleh pupuk (Hayati, 2010). Hal ini disebabkan oleh tingkat penyerapan kandungan pupuk ke tanaman yang rendah (Bappenas, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian K. Sundarrao et al. (1991) menunjukkan bahwa pada kepiting bakau Scylla serrata asal Papua New Guiena, terkandung 1,36 % lemak dan 8,81 % protein. Sebelas persen (11 %) dari total lemaknya merupakan EPA (eicosapentaenoic acid) dan 5,2 – 6,6 % DHA (docosahexaenoic acid). Selain itu, Anil Mohapatra et al. (2009) juga melaporkan bahwa kepiting Scylla serrata mengandung kalsium 11,5 mg/100 g, besi 19,1 mg/100 g dan seng 13,0 mg/100g. Namun demikian, penelitian mengenai kandungan lemak total, Ca, Fe, dan Zn pada kepiting cangkang lunak jenis Scylla serrata masih terbatas.
Mikrobioma tanah, terutama dalam pertanian, berperan besar dalam kesuburan tanaman yang tumbuh di atasnya, dan penggunaan mikroba lokal telah membuktikan tidak menyebabkan kerusakan ekosistem lokal (Sudiana dkk., 2010). Mikroorganisme rizosfer memiliki peran penting dalam memberikan nutrisi, melindungi tanaman dari patogenik, dan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan hasil panen (Sumarsih, 2003). Kalsium (Ca) merupakan kation divalen yang diserap tanaman dari tanah dalam bentuk ion kalsium (Ca2+). Kalsium sebagian besar berasal dari sumber geologis pelapukan material tanah dan merupakan ion utama dalam pertukaran kation tanah (Rao, 2009).
Maka dari itu, kami memiliki inovasi untuk membuat serbuk cangkang kepiting bakau guna meningkatkan mikrobioma dalam pemeliharaan nutrisi tanah menggunakan metode presipitasi.
Keunggulan dari produk nano hidroksiapatit melalui metode presipitasi ini adalah:
Nama | : | Najwa Shabrina Misbah |
Alamat | : | Desa Rejosari RT 4 RW 3 Kec. Brangsong |
No. Telepon | : | 085842202693 |