SENTOLO

Perlintasan kereta api tanpa palang pintu masih menjadi titik rawan kecelakaan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kurangnya sistem peringatan dini dan terbatasnya infrastruktur keselamatan menyebabkan banyak kecelakaan lalu lintas yang merugikan masyarakat secara fisik dan ekonomi.

Permasalahan utama yang ingin dipecahkan adalah bagaimana menyediakan sistem peringatan dini yang andal, hemat biaya, dan dapat beroperasi di wilayah yang tidak memiliki akses listrik PLN maupun jaringan internet. Selain itu, dibutuhkan solusi yang mudah dipasang, mampu menjangkau area luas, dan bisa digunakan secara berkelanjutan tanpa memerlukan operator.

Inovasi yang dikembangkan adalah SENTOLO (Sensor Peringatan Kereta Api Otomatis LoRa Berbasis Mesh Network), sebuah sistem yang menggabungkan sensor getar, suara, dan jarak dengan komunikasi nirkabel LoRa Mesh Network. Sistem ini dirancang untuk bekerja otomatis dan mandiri dengan dukungan energi dari panel surya, serta mengaktifkan sirine dan lampu strobo saat kereta terdeteksi mendekat.

Hasil uji coba di lokasi nyata menunjukkan bahwa SENTOLO mampu memberikan peringatan dini secara efektif tanpa ketergantungan pada infrastruktur internet dan listrik, serta dapat menjangkau lebih dari 2 km antar node. Dampak inovasi ini tidak hanya meningkatkan keselamatan masyarakat, tetapi juga mendorong pemanfaatan energi terbarukan, menciptakan peluang kerja lokal, dan membuka potensi komersialisasi teknologi keselamatan berbasis IoT yang skalabel dan tepat guna.

Perlintasan kereta api tanpa palang pintu merupakan salah satu titik paling rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Banyak perlintasan yang tidak dilengkapi sistem pengamanan atau peringatan dini, sehingga pengendara kerap tidak menyadari adanya kereta yang akan melintas. Hal ini diperparah oleh keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk membangun palang otomatis atau menugaskan petugas jaga di setiap titik perlintasan. Akibatnya, angka kecelakaan dan korban jiwa di perlintasan sebidang terus meningkat dari tahun ke tahun. Masyarakat membutuhkan sistem peringatan yang murah, efisien, dan dapat bekerja otomatis tanpa ketergantungan pada infrastruktur mahal atau jaringan internet.

Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, dikembangkanlah SENTOLO (Sensor Peringatan Kereta Api Otomatis LoRa Berbasis Mesh Network), sebuah sistem peringatan dini yang menggunakan kombinasi sensor getar, suara, dan jarak untuk mendeteksi keberadaan kereta secara otomatis. Sinyal dari sensor dikirim melalui jaringan LoRa Mesh Network ke unit pusat yang akan mengaktifkan sirine dan lampu peringatan di perlintasan kereta. Sistem ini dirancang mandiri, tidak bergantung pada listrik PLN maupun internet, karena ditenagai oleh panel surya dan mengandalkan komunikasi jarak jauh berbasis LoRa yang hemat energi.

Ide pengembangan SENTOLO bermula dari diskusi di lingkungan sekolah kejuruan (SMK) dalam mata pelajaran Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi, setelah menanggapi kasus kecelakaan kereta di perlintasan tanpa palang di daerah setempat. Inovasi ini awalnya berupa proyek tugas sekolah berbasis IoT, kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui riset, pembuatan prototipe, dan uji coba lapangan. Semangat untuk memberikan kontribusi nyata terhadap keselamatan masyarakat mendorong tim pengembang untuk mengembangkan SENTOLO sebagai produk inovasi teknologi yang dapat diterapkan secara luas, khususnya di wilayah-wilayah dengan keterbatasan infrastruktur.

SENTOLO menawarkan pembaruan signifikan dalam sistem peringatan dini di perlintasan kereta api tanpa palang pintu dengan menggabungkan teknologi sensor multivariabel (getar, suara, dan jarak) serta komunikasi nirkabel LoRa berbasis Mesh Network. Pembaruan utama yang ditawarkan adalah kemampuannya untuk beroperasi secara mandiri tanpa memerlukan listrik PLN dan jaringan internet, karena ditenagai oleh panel surya dan menggunakan komunikasi LoRa yang hemat energi serta mampu menjangkau lebih dari 2 km antar perangkat. Selain itu, sistem ini dirancang modular dan fleksibel, sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kondisi lapangan serta diperluas jangkauannya sesuai kebutuhan.

SENTOLO lebih efisien, murah, dan mudah diimplementasikan. Sistem sebelumnya cenderung membutuhkan infrastruktur besar, biaya tinggi, serta konsumsi listrik yang besar, sementara SENTOLO hanya membutuhkan komponen-komponen ringan, mudah dirakit, dan dapat dipasang di lokasi terpencil. Selain itu, pendekatan mesh network yang digunakan memungkinkan adanya jalur komunikasi cadangan, meningkatkan keandalan sistem dalam kondisi darurat atau gangguan sinyal. Inovasi ini tidak hanya menghadirkan solusi teknis, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan, keterlibatan masyarakat, dan potensi pengembangan ke arah sistem transportasi cerdas berbasis IoT.

Nama : Hanum Sulistya Ningtyas
Alamat : SMK NEGERI 5 SUKOHARJO, TIYARAN, BULU, SUKOHARJO
No. Telepon : 085624587285