PEMANFAATAN LIMBAH GARAM (BITTERN) DAN EKSTRAK LIMBAH KULIT ARI KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SABUN MANDI “SOUL B”

Tingkat Pengangguran Terbuka di kabupaten rembang pada tahun 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,24%. Hal ini disebabkan bertambahnya populasi dan munculnya angkatan tenaga kerja baru setiap tahunnya. Beberapa perusahaan besar diyang ada belum dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia. Untuk itu sangat diperlukan inovasi baru yang dapat pengembangan sektor-sektor potensial dan sumber daya alam untuk membuka lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta meningkatkan tingkat ekonomi kabupaten rembang

Kabuapetn Rembang menghasilkan limbah produksi garam (bittern) dan kulit ari kedelai dari produksi tempe dalam jumlah yang besar. Limbah garam (bittern) mengandung MgSO sedang limbah kulit ari kedelai mengandung zat isoflavon yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit, karena membantu meningkatkan kelembaban dan elestisitas kulit. Tim KIR SMP N 1 Rembang G-SPENSA mencova berinovasi bagaimana bisa mengkombinasikan limbah bittern dan kulit ari kedelai menjadi sabun mandi cair, dan bagaimana agar produk yang dihasulkan mampu membuka peluang usaha bagi Masyarakat dan meningkatkan perekonomian Masyarakat.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, untuk mengetahui apakah limbah garam (bittern) serta limbah kulit ari kedelai dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi. Uji organoleptik digunakan untuk mengetahui keunggulan ekstur, kenyamanan dan manfaat dalam penggunaan produk sabun yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan limbah garam dan kulit ari kedelai dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi cair. Inovasi pemanfaatan bitter dan kulit ari kedelai sebagai bahan pembuatan sabun mandi bersifat efektif karena menghasilkan produk yang bermanfaat, dapat diterima masyarakat dan dapat dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi sehingga memberikan tambahan pemasukan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kabupaten Rembang merupakan daerah yang berada di Pantai Pesisir Jawa Tengah. Rembang dikenal sebagai kota garam karena memiliki luas lahan garam yang signifikan dan merupakan salah satu wilayah penghasil garam tertinggi di Indonesia, khususnya di Jawa tengah. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 jumlah penduduk kabupaten rembnag mencapai 662,790 jiwa dengan 429,330 jiwa atau sekitar 64,78% penduduk di Kabupaten Rembang adalah kelompok produktif yang berusia 15-59 tahun.

Tingkat ekonomi masyarakat Kabupaten Rembang secara umum cukup beragam, dengan sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan masih mendominasi, namun sektor lain seperti industri dan jasa mulai menunjukkan pertumbuhan. Meskipun demikian, tingkat kemiskinan di Rembang masih tergolong tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Tengah. Dari tahun 2023 hingga 2024 terdapat peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka di kabupaten rembang sebesar 0,24%. Hal ini disebabkan bertambahnya populasi dan munculnya angkatan tenaga kerja baru setiap tahunnya. Jadi meskipun dikabupaten telah memiliki beberapa perusahaan besar yang dapat menyerap tenaga kerja, namun tingkat pengangguran di kabupaten belum sepenuhnya dapat diatasi bahkan mengalami peningkatan. Untuk itu sangat diperlukan inovasi-inovasi baru yang dapat pengembangan sektor-sektor potensial dan sumber daya alam di kabupaten rembang untuk membuka lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan tentunya meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat kabupaten rembang

1. Segi Inovasi

Pengolahan limbah garam (bittern) yang dikombinasikan dengan limbah kulit ari kedelai sebagai bahan dalam pembuatan sabun mandi cair belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga produk ini bisa dikatakan sebagai inovasi baru. Meskipun bittern dan limbah kulit ari kedelai sudah pernah dibuat sebelumnya, namun produk sebelumnya berupa sabun padat dan dalam komposisi yang terpisah atau belum dikombinasikan. Kulit ari kedelai yang digunakan dalam pembuatan sabun sebelumnya adalah tepung dari kulit ari kedelai. Sedangkan produk hasil penelitian ini adalah penambahan ekstrak kulit ari kedelai dalam sabun cair.

2. Segi kesehatan

Bittern mengandung berbagai mineral, mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat pembuatan garam. Mineral-mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi antara lain: magnesium (Mg), Natrium (Na) dan calsium (Ca). Manfaat garam / bittern untuk kecantikan meliputi : scrub alami untuk facial, detoksi kulit, toner alami, mengobati jerawat, menghaluskan kulit. Bittern umumnya selama ini belum banyak dimanfaatkan, sehingga cukup mudah diperoleh dan murah. Adapun fungsi dari bittern itu sendiri adalah untuk mengangkat sel kulit mati, memperbaiki kualitas kulit serta merangsang pembentukan kolagen (Raesta dkk, 2017)

Kulit ari kedelai mmiliki kandungan isoflavon yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan kulit, antara lain meningkatkan kekenyalan, mengurangi kerutan, mencerahkan dan melembabkan kulit serta mampu mengatasi iritasi/peradangan kulit.

3. Segi Lingkungan

Dengan memanfaatkan limbah garam (bittern) dan limbah kulit ari kedelai maka dapat membantu mengurangi efek negatif limbah pada lingkungan.

4. Segi ekonomi

Karena produk sabun mandi cair ini memanfaatkan limbah garam (bittern) dan limbah kulit ari kedelai yang ketersediannya melimpah maka biaya produksi dapat diperkecil sehingga meningkatkan nilai ekonomisnya. Proses pembuatan yang mudah membuat peluang produksi semakin tinggi baik dalam skala kecil maupun skala besar sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu juga dapat memberikan income tambahan bagi petani garam dan produsen tempe.

Nama : Widyastuti, S.Pd
Alamat : Jl. Gajah Mada No. 3 Kode Pos 59214 Rembang
No. Telepon : 082313965564