SINAR SIBINTANG (Sabun Cuci Tangan Kertas dari Kulit Siwalan, Belimbing Wuluh, dan Daun Ketapang) Berbasis Ramah Lingkungan

Produksi siwalan di Rembang mencapai angka 916,38 ton dengan jumlah luas area sekitar 450 ha. Pohon siwalan biasanya dimanfaatkan buah dan niranya saja sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan dengan maksimal dan menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Kulit siwalan mengandung selulosa yang tinggi yaitu 68,94%. Selulosa/serat adalah bahan baku pembuatan kertas.

SMAN 2 Rembang memiliki jumlah pohon ketapang kurang lebih 70 biji di area sekolah yang pemanfaatannya kurang begitu maksimal. Menurut Santi et al., (2020) dalam daun ketapang terdapat kandungan flavonoid 20-25%, tannin 11- 23%, saponin 20% dan fitosterol 10-15%. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antibakteri, antioksidan, antiinflamasi dan antiseptik.

Buah belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. Mekanisme flavonoid dan tanin sebagai bakterisidal yaitu dengan cara merusak membran sitoplasma dan dinding sel bakteri. Saponin membentuk busa dan mengandung aglikon polisiklik yang berikatan satu atau lebih gula (lemak). Alkaloid untuk menghentikan pertumbuhan bakteri dengan memicu lisis sel dan perubahan bentuk bakteri.

Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan membuat ekstrak sabun dari blimbing wuluh dan daun ketapang, selanjutnya mengoleskan esktrak pada kertas yang dibuat dari kulit siwalan.

Uji yang digunakan yaitu uji pH, mikrobiologi, organoleptik dan minat konsumen. Uji pH menunjukan pH sabun 5. Uji mikrobiologi golongan coliform menunjukan air yang diberi sabun kertas menjadi positif memenuhi syarat air bersih (bakteri ≤50/ 100 ml). Uji organoleptik untuk mengetahui mutu produk dari aroma, busa, tekstur, keamanan dan kepraktisan. Uji minat konsumen menunjukan sebanyak 40% konsumen sangat suka produk Sinar Sibintang.

 

Kata Kunci: Kulit Siwalan, Belimbing Wuluh, Daun Ketapang, Sabun Kertas, Ramah Lingkungan

Berdasarkan data BPS pada tahun 2022, produksi siwalan di Rembang mencapai angka 916,38 ton dengan jumlah luas area sekitar 450 ha. Pohon siwalan paling banyak di produksi di daerah Kecamatan Sulang yang mana biasanya hanya dimanfaatkan buah dan niranya. Buah siwalan dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena memiliki nilai gizi yang tinggi sedangkan nira siwalan difermentasi menjadi legen dan toak, serta diolah menjadi gula merah.  Banyak warga masyarakat yang belum mengetahui manfaat kulit siwalan secara menyeluruh. Kulit siwalan kurang begitu diminati dan akhirnya terbuang menjadi limbah pertanian. Jika limbah tersebut tertimbun maka dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kerusakan alam. Menurut Masuri et al., (2018) serabut siwalan mengandung 68,94% selulosa, 5,37% lignin, 14,03% hemiselulosa dan 0,6% lilin. Selulosa atau serat adalah salah satu bahan baku pembuatan kertas. Berdasarkan penelitian tersebut, maka kulit siwalan mempunyai kandungan serat yang tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk kertas bernilai ekonomis.

Pohon ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan jenis tumbuhan pesisir yang dapat tumbuh secara liar. SMA Negeri 2 Rembang merupakan salah satu sekolah di daerah pesisir yang memiliki jumlah pohon ketapang kurang lebih 70 biji di area sekolah. Selain sebagai tanaman peneduh, pemanfaatan pohon ketapang di sekolah kurang begitu maksimal. Menurut Jony et al., (2013) daun ketapang telah banyak diketahui dapat digunakan sebagai obat antidiabetik, antibakteri, antifungi, dan lainnya. Menurut Santi et al., (2020) dalam daun ketapang terdapat kandungan flavonoid 20-25%, tannin 11- 23%, saponin 20% dan fitosterol 10-15%. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, antiseptik, dan dapat digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional maupun modern. Selain itu, daun ketapang juga mengandung senyawa lain seperti alkaloid, steroid, dan kuinon yang juga memiliki manfaat kesehatan.

Belimbing wuluh merupakan tanaman jenis buah dan obat tradisional yang banyak ditemukan di Indonesia serta dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Ekstrak metanol buah belimbing wuluh diantaranya mengandung alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenol, dan triterpenoid. Selain itu juga diketahui bahwa ekstrak metanol buah belimbing wuluh memiliki aktivitas antioksidan (Hasanuzzaman et al., 2013). Mekanisme flavonoid dan tanin sebagai bakterisidal yaitu dengan cara menyebabkan kerusakan pada membran sitoplasma dan dinding sel bakteri. Antibakteri merupakan zat yang dapat. Saponin adalah jenis senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman yang merupakan fitomikia yang mempunyai karaktristik berupa mempunyai kemampuan membentuk busa dan mengandung aglikon polisiklik yang berikatan satu atau lebih gula (lemak). Alkaloid memiliki kemampuan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif dengan memicu lisis sel dan perubahan bentuk bakteri.

 Sabun merupakan produk pembersih yang seharusnya selalu tersedia untuk membersihkan tubuh seperti mandi, buang air atau cuci tangan saat sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan atau minuman. Apabila seseorang mengabaikan cuci tangan setelah melakukan aktivitas maka ia akan mengalami gangguan kesehatan. Mencuci tangan saja tidak cukup, oleh karena itu penggunaan sabun diperlukan disini untuk menghilangkan bakteri dan kuman yang dapat masuk melalui mulut. Menurut Widawati et al., (2024) cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air dan sabun sehingga menjadi bersih. Cuci tangan pakai sabun merupakan cara sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit. Perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan kejadian kasus diare dan ISPA.

Pada umumnya sabun dapat berbentuk padat dan cair, saat ini muncul inovasi sabun cuci tangan dalam bentuk kertas. Sabun cuci tangan kertas (Handsoap Paper) merupakan salah satu inovasi sediaan sabun cuci tangan cair yang dimodifikasi dengan cara mengoleskan sabun cair pada kertas tipis (Water soluble paper). Sabun kertas ini di gunakan sekali pakai yang akan mengeluarkan busa pada saat di gosokkan ke tangan. Di Indonesia sabun kertas sudah banyak beredar namun sabun kertas yang terbuat dari bahan alami masih sulit ditemukan. Selain fungsinya yang tidak kalah efektif dengan sabun pada umumnya, sabun kertas juga lebih ramah lingkungan dan praktis dibawa kemanapun.

Setelah mengkaji dari permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk membuat produk sabun kertas dari bahan-bahan alami seperi siwalan, daun ketapang dan belimbing wuluh. Sabun kertas akan sangat memudahkan orang-orang yang hendak bepergian karena efektif dan mudah dibawa. Sabun kertas dapat menjadi suatu produk sabun cuci tangan yang praktis dan efektif dengan memanfaatkan limbah kulit siwalan menjadi kertas sebagai media penghantar, lalu daun ketapang dan buah belimbing wuluh sebagai media pembersih. Sehingga dengan kombinasi dari bahan alami tersebut, terbentuklah produk ”SINAR SIBINTANG” (Sabun Cuci Tangan Kertas dari Kulit Siwalan, Belimbing Wuluh dan Daun Ketapang) Berbasis Ramah Lingkungan.

Beberapa keunggulan dari produk ini adalah sebagai berikut:

1. Ramah Lingkungan

Sinar Sibintang diproduksi dari bahan alami yang mudah ditemukan seperti limbah kulit siwalan, daun ketapang dan buah belimbing wuluh serta dikombinasikan dengan gliserol, texapon serta NaOH. Gliserol berasal dari lemak nabati dan hewani, texapon berasal dari turunan minyak kelapa yang ramah lingkungan dan mudah terurai. NaOH yang digunakan kurang dari 0.1%, hal ini sesuai Standar SNI 3532:2016 yang menyatakan bahwa kadar alkali sabun kurang dari 0,1% agar tidak menyebabkan iritasi kulit. Pada saat Sinar Sibintang digunakan lebih dari 1 minggu, respon dari konsumen tidak menunjukkan efek samping pada kulit.

2. Praktis

Sinar Sibintang yang peneliti buat menawarkan produk sabun cuci tangan yang praktis, minimalis dan efektif untuk dibawa/ digunakan di mana saja. Bentuknya yang berupa lembaran tipis sangat praktis digunakan sekali pakai sehingga mengurangi adanya sentuhan tangan dan mencegah penularan penyakit. Tak hanya itu, produk ini juga dilengkapi dengan gantungan kunci yang bisa dipasangkan pada tas atau menjadi aksesoris tambahan.

3. Daya Tahan

Dengan menyimpannya dalam kondisi kering atau suhu ruang produk SINAR SIBINTANG akan memiliki daya tahan yang cukup lama kurang lebih 15 minggu.

4. Harga

Satu wadah sabun seberat 7 gram dijual dengan harga Rp 5.000,- sangat ramah dikantong.

5. Varian

Variasi terhadap aroma seperti kopi, cokelat, permen karet, anggur dan mangga yang sudah disesuaikan dengan minat konsumen.

Nama : Muhammad Iqbal Fatkhurrohman
Alamat : Jalan Gajah Mada No. 2, Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
No. Telepon : 082226161626