Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rancang bangun kompor (burner) berbahan bakar oli bekas, beserta spesifikasinya dan mengetahui hasil pengujian menggunakan kompor (burner) pembakaran oli bekas. Berangkat dari kurangnya pemanfaatan limbah oli bekas dan belum adanya alat yang baik untuk memanfaatkan oli bekas tersebut. Disisi lain apabila digunakan sebagai bahan
bakar, oli bekas tidak menghasilkan pembakaran sempurna.
Dalam penelitian dan pengembangan kompor alternatif ini, kami menggunakan metode perancangan sistematis berdasarkan pendekatan rekayasa produk. Penelitian ini disimpulkan bahwa kompor (burner) yang dirancang memiliki bentuk yang besar dibandingkan pada burner pada umumnya.
Kompor alternatif dengan bahan bakar oli bekas mampu menghasilkan panas kurang lebih 1000° C dan mampu mendidihkan air dalam waktu 1,5 menit, namun api yang dihasilkan dari pembakaran belum bisa dikatakan sempurna karena api belum berwarna biru.
Kompor ini di buat untuk memberikan alternatif lain kepada masyarakat untuk menyikapi adanya kebijakan dari pemerintah mengenai pembatasan distribusi gas LPG, yang mengakibatkan kelangkaan pada masyarakat.
Mengingat gas LPG sudah menjadi kebutuhan pokok di masyarakat, maka dari itu kami berupaya memperkenalkan metode baru dalam mengatasi kelangkaan gas LPG tersebut.
Energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk menunjang berbagai kebutuhan sehari-hari. Tanpa adanya energi, manusia akan kesulitan melakukan aktivitas seperti memasak, bekerja, berkendara, hingga menjalankan kegiatan industri. Energi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern, dan salah satu bentuk penggunaan energi yang paling umum dan penting adalah sebagai bahan bakar untuk memasak, terutama dalam skala rumah tangga.
Saat ini, sebagian besar bahan bakar yang digunakan masyarakat untuk memasak berasal dari minyak bumi, khususnya gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang diproduksi dan disalurkan oleh pemerintah. Gas LPG dikenal sebagai bahan bakar yang praktis, bersih, dan mudah digunakan, sehingga sangat diminati masyarakat. Namun, karena penggunaan LPG yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya alam yang mencukupi, maka pasokannya semakin hari semakin terbatas. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga yang cukup signifikan dan dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah.
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan, sebelum tanggal 9 September 2024 harga eceran gas LPG 3 kg masih berada di kisaran Rp18.000. Namun setelah tanggal tersebut, harga eceran mulai mengalami kenaikan bertahap, yaitu menjadi Rp20.000 hingga Rp23.000 per tabung. Kenaikan harga ini mengikuti kebijakan yang tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 540/20 Tahun 2024 tentang penyesuaian harga LPG bersubsidi. Tidak menutup kemungkinan harga ini akan terus naik di kemudian hari, seiring dengan semakin menipisnya ketersediaan minyak bumi dan meningkatnya permintaan energi dari masyarakat.
Melihat kondisi ini, sangat penting untuk mencari dan mengembangkan bahan bakar alternatif yang lebih terjangkau, ramah lingkungan, dan mudah diperoleh. Salah satu alternatif yang mulai dilirik adalah pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar. Beberapa individu maupun kelompok telah mencoba mengolah oli bekas menjadi sumber energi panas, misalnya untuk keperluan industri kecil atau pekerjaan bengkel. Namun penggunaannya masih terbatas dan belum banyak diterapkan untuk keperluan rumah tangga.
Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk merancang dan membuat kompor yang menggunakan bahan bakar dari oli bekas sebagai pengganti gas LPG. Dengan adanya inovasi ini, kami berharap dapat memberikan solusi nyata bagi masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga gas, sekaligus membantu mengurangi limbah oli yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Mungkin produk serupa sudah banyak di internet tetapi setelah kita cari lewat internet dan toko-toko online, tidak ditemukan bentuk yang serupa karena kita memanfaatkan barang-barang yang sudah tak terpakai (recycle).
Alat ini merupakan inovasi kompor alternatif menggunakan bahan bakar oli bekas, alat ini memang bukan satu-satunya alat yang pernah dibuat, ide ini pertama kali muncul pada tahun 2022. Kompor ini diciptakan oleh Setia Budi, mantan TKI Korea dan perantau asal makassar. Pengembangan kompor dari oli bekas ini mulai dilakukan beberapa tahun belakangan ini.
Perawatan alat ini sangat mudah dilaksanakan dan tanpa dengan
biaya mahal. Kotoran hasil pembakaran sangat mengganggu dan menciptakan bau yang kurang enak. Maka sangat dianjurkan alat ini digunakan sebagai alat alternatif disaat sedang terjadi kelangkaan gas LPG, apabila tidak ada alternatif lain maka kompor ini sangat dianjurkan untuk digunakan.
Nama | : | MB25 |
Alamat | : | JALAN RAYA KARANGDOWO NO. 09 KEC. KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN |
No. Telepon | : | 085876175899 |