Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nanas terbesar di dunia yang menduduki peringkat ke empat dengan jumlah produksi nanas sebesar 2.196.456 ton pada tahun 2022. Limbah tanaman nanas biasanya akan dibuang atau dibakar oleh petani setelah masa panen, sehingga menghasilkan emisi gas Karbon dioksida (CO2) yang memperburuk fenomens pemanasan global. Limbah daun nanas mengandung serat sebanyak 69,6% -71%, sehingga memungkinkan untuk dilakukan ekstraksi.
Serat daun nanas memiliki sifat yang panjang, halus dan kuat, sehingga berpotensi untuk dijadikan bahan baku tekstil yang dikombinasikan dengan ZnO sebagai agen UV protection yang aman bagi kulit. Serat daun nanas berfungsi sebagai benang pakan dan dikombinasikan dengan serat katun sebagai benang lusi, kemudian diproses penenunan menjadi menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).
Pada penelitian ini digunakan tiga sampel penelitian dengan variasi serat daun nanas dan katun pada masing - masing sampel adalah 0%:100%, 50% : 50%, dan 25%:75%. Pengujian dilakukan dengan uji tarik, uji kapilaritas ( daya serap air) dan uji anti UV menggunakan spektrofotometer. Hasil uji terbaik didapatkan pada sampel 50%:50% dengan hasil uji tarik arah pakan sebesar 220.725 N sesuai dengan batas bawah SNI 08-0276-2009 untuk kain tekstil, uji kapilaritas terbaik untuk kelompok kain tenun sebesar 0,036 cm/s dan nilai ketuaan warna kain sebesar 0,61. Sehinnga, Zinc oxide (ZnO) secara efektif dapat digunakan sebagai agen anti-UV dalam tekstil serat daun nanas.
Tanaman nanas saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk diambil buahnya. Buah nanas memiliki kandungan bromelain dan protease sistein yang dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik maupun suplemen makanan (Soeprijanto, 2023). Sedangkan bagian lain seperti daun dan tangkai terbuang menjadi limbah karena setelah dua hingga tiga kali panen, tanaman nanas akan diganti dengan tanaman baru. Limbah nanas biasanya akan dikembalikan ke lahan setelah masa panen untuk dijadikan pupuk atau dibakar oleh petani. Proses pembakaran justru akan menghasilkan emisi gas CO2 yang memperparah pemanasan global.
Pada limbah daun nanas mengandung serat alami yang serat potensinya belum dimanfaatkan masyarakat. Serat alami dapat berfungsi sebagai bahan baku dalam pembuatan tekstil, kertas maupun komposit. Sedangkan pada serat alami yang dihasilkan dari daun nanas berbentuk panjang dan mengandung serat sebanyak 69,6% -71%, sehingga memungkinkan untuk dilakukan ekstraksi untuk dipisahkan seratnya dan dijadikan bahan baku dalam pembuatan tekstil (Milenia, 2022).
Saat ini, perkembangan industri tekstil semakin meningkat karena kekhawatiran terhadap paparan radiasi sinar UV yang dapat merusak kesehatan kulit. Sinar matahari mengeluarkan tiga jenis sinar UV, yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C dengan spektrum panjang gelombang 400-700 nm yang dapat menimbulkan resiko kerusakan pada kulit (Komalasari dan Bambang, 2013). Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka perlu adanya inovasi dalam pengolahan limbah tanaman nanas agar dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat sekitar dan tidak menjadi masalah bagi kesehatan lingkungan.
Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan serat alami daun nanas untuk dijadikan bahan baku pembuatan tekstil. Kain tekstil yang dihasilkan pada penelitian ini akan disisipkan material Zinc Oxide (ZnO) sebagai UV protection yang dapat diaplikasikan pada bahan tekstil yang kita gunakan sehari-hari untuk menghindari paparan sinar UV agar tidak langsung berhubungan dengan kulit.
Perbedaan inovasi tekstil berbahan dasar serat daun nanas dengan inovasi serupa yang menggunakan serat alami lainnya terletak pada penambahan Zinc Oxide (ZnO) sebagai agen perlindungan sinar UV. ZnO memiliki sifat menyerap dan memantulkan sinar UV, sehingga kain yang dihasilkan dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara lebih efektif. Inovasi ini tidak hanya menjadikan serat daun nanas sebagai bahan tekstil alternatif, tetapi juga meningkatkan fungsinya dengan memberikan perlindungan tambahan terhadap bahaya radiasi UV.
Keunggulan inovasi ini adalah menghasilkan kain yang kuat, nyaman, ramah lingkungan dan memiliki perlindungan anti UV. Serat daun nanas juga merupakan limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga dalam industri tekstil dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kain berbahan sintetis.
Tekstil berbahan dasar serat daun nanas dengan penambahan ZnO telah melalui berbagai tahap pengujian, di antaranya uji tarik untuk mengukur kekuatan kain, uji kapilaritas untuk mengetahui daya serap terhadap air, serta uji anti-UV menggunakan spektrofotometer untuk menilai efektivitas perlindungan terhadap sinar UV. Hasil pengujian menunjukkan bahwa komposisi 50% serat daun nanas dan 50% serat kapas memiliki kekuatan tarik yang memenuhi batas bawah SNI 08-0276-2009 untuk bahan tekstil,uji kapilaritas optimal sebesar 0,36 cm/s, serta nilai ketuaan warna sebesar 0,61, yang mengindikasikan bahwa kain ini memiliki potensi sebagai bahan tekstil dengan perlindungan UV yang baik.
Nama | : | Amnah Nur Alfiah, S.Pd. |
Alamat | : | Ds. Penambuhan RT 004 RW 005 Kec. Margorejo Kab. Pati |
No. Telepon | : | 082338474104 |