Inovasi produk kebersihan dengan pemanfaatan sumber daya lokal dan limbah merupakan langkah krusial dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. "CASIFORE" Sabun Cair 2 in 1 hadir sebagai solusi inovatif yang memanfaatkan limbah ampas teh dan ekstrak daun adas (yang melimpah di Boyolali) sebagai bahan aktif utama. Inovasi ini secara konkret mengimplementasikan konsep Ekonomi Sirkular dengan mengubah bahan yang sebelumnya berpotensi menjadi buangan (ampas teh) atau belum termanfaatkan secara optimal (daun adas) menjadi produk bernilai tinggi yang berfungsi ganda sebagai sabun cuci tangan dan sabun cuci piring. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik, mengevaluasi potensi CASIFORE sebagai sabun 2 in 1, mengukur tingkat kesukaan konsumen, dan menganalisis kelayakan biaya produksi. Dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia Industri dan Laboratorium Pengawasan Mutu Hasil Pertanian pada Januari 2025, penelitian eksperimental ini melibatkan lima perlakuan variasi konsentrasi ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik (perlakuan 2) menghasilkan pH 7,0, bobot jenis 1,117 gr/ml, viskositas 726 cPs, serta memenuhi standar SNI, termasuk cemaran mikroba angka lempeng <10 kol/g dan uji iritasi yang tidak mengiritasi kulit. Tingkat kesukaan rata-rata responden mencapai 3,60 (kategori 'Suka'). Analisis biaya menunjukkan bahwa pembuatan sabun cair CASIFORE cukup menguntungkan dengan R/C rasio sebesar 1,39. Keberhasilan inovasi ini tidak hanya menawarkan alternatif sabun yang aman dan efektif, tetapi juga berpotensi mendorong pengembangan home industry di Boyolali, menciptakan peluang usaha baru, meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal, dan menguatkan citra daerah dalam mendukung daya saing daerah melalui inovasi berbasis sumber daya sirkular. Kata kunci: Sabun cair, Ampas teh, Daun adas, Ekonomi Sirkular, Daya Saing Daerah. |
Pertumbuhan pesat bisnis teh modern, khususnya minuman es teh kekinian, telah menjamur di seluruh Indonesia, termasuk di berbagai sudut Kabupaten Boyolali. Fenomena ini, meskipun menggerakkan ekonomi, turut berkontribusi pada peningkatan volume limbah teh. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada Januari 2025, setiap penjual es teh di Boyolali dapat menghasilkan sekitar 150-200 gram limbah teh per hari. Secara nasional, dari total produksi teh 150 ribu ton per tahun, sekitar 30% di antaranya akan menghasilkan ampas. Jumlah limbah teh yang melimpah ini sangat disayangkan apabila hanya dibuang, mengingat pemanfaatannya hingga saat ini masih sangat terbatas dan berskala kecil. Limbah ampas teh sebenarnya masih kaya akan senyawa bermanfaat seperti polifenol, tanin, vitamin, dan elemen mikro, yang memiliki potensi antioksidan dan antibakteri, serta aroma khas yang dapat menyerap bau tidak sedap. Di sisi lain, Kabupaten Boyolali juga memiliki kekayaan sumber daya alam lain, yaitu tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill), yang tumbuh subur, khususnya di Kecamatan Cepogo dan Selo. Meskipun daun adas memiliki aroma khas yang menarik dan mengandung senyawa metabolit sekunder (flavonoid, fenolik) dengan khasiat sebagai antioksidan, antialergi, dan antibakteri yang telah teruji, pemanfaatannya dalam industri hilir masih belum optimal dan harga jualnya cenderung murah karena umumnya hanya diolah menjadi makanan. Melihat permasalahan limbah ampas teh yang belum termanfaatkan secara maksimal dan potensi daun adas yang belum terangkat nilai ekonomisnya, serta didorong oleh tren masyarakat modern yang semakin beralih ke sabun cair karena kepraktisan dan higienitasnya, kami berinovasi menciptakan "CASIFORE" Sabun Cair 2 in 1. Produk ini memanfaatkan ekstrak ampas teh dan ekstrak daun adas sebagai bahan aktif, tidak hanya sebagai sabun cuci tangan, tetapi juga sebagai sabun cuci piring. Inovasi CASIFORE ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan Pengembangan Ekonomi Sirkular di Boyolali. Kami mengubah limbah ampas teh menjadi bahan baku bernilai tinggi, sekaligus meningkatkan nilai ekonomis daun adas yang melimpah. Dengan demikian, CASIFORE tidak hanya mengatasi masalah lingkungan akibat limbah, tetapi juga menciptakan produk bernilai tambah yang dapat membuka peluang usaha rumahan (home industry). Hal ini secara langsung akan mendukung daya saing daerah Boyolali melalui pemanfaatan sumber daya lokal secara efisien, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan sektor industri kreatif berbasis bio-ekonomi. CASIFORE diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat citra Boyolali sebagai daerah yang inovatif. |
Inovasi "CASIFORE" Sabun Cair 2 in 1 memiliki serangkaian keunggulan kompetitif dan kebaharuan yang signifikan, membedakannya secara menonjol dari produk sabun sejenis yang ada di pasaran. Keunggulan ini secara fundamental berkontribusi pada Pengembangan Ekonomi Sirkular dan Dukungan Daya Saing Daerah, menjadikan CASIFORE bukan hanya produk yang efektif, tetapi juga model inovasi yang bertanggung jawab. 1. Sisi Kebaharuan dan Inovasi Unik: A. Pemanfaatan Bahan Aktif dari Limbah dan Tanaman Lokal. B. Produk Multifungsi 2 in 1. C. Formulasi Alami Tanpa Bahan Kimia Berbahaya.
2. Keunggulan dalam Mendukung Ekonomi Sirkular: A. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah. B. Peningkatan Nilai Ekonomis Produk Lokal. C. Bahan Baku Mudah Diperoleh & Berkelanjutan. D. Potensi Home Industry.
3. Keunggulan Kompetitif dalam Mendukung Daya Saing Daerah: A. Kualitas Produk Berstandar SNI dan Aman. B. Harga Lebih Kompetitif. C.. Kandungan Aktif Alami & Multifungsi. D. Peningkatan Citra Daerah. |
Nama | : | Sri Hesti Handayani |
Alamat | : | Simo, Simo, Boyolali |
No. Telepon | : | 082329557445 |