X-ANTUK SMARTBAND: GELANG ANTI KANTUK TERINTEGRASI SMARTPHONE

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih menjadi masalah yang cukup serius karena dapat menimbulkan korban jiwa. Mengantuk merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan seorang pengendara hilang kesadaran yang berujung pada kecelakaan. Antisipasi pemerintah melalui himbauan menepi saat mengantuk dalam berkendara ternyata tidak efektif. Beberapa teknologi antisipasi kantuk saat berkendara juga telah dikembangkan namun alat tersebut dirasa tidak praktis, efektif dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat X-antuk Smartband dengan indikator saturasi oksigen, denyut jantung dan konduktivitas kulit berbasis IoT sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alat antisipasi kantuk saat berkendara. Alat ini dikembangkan dengan metode ADDIE sehingga diperoleh sebuah teknologi yang berhasil di ujicobakan kepada pengguna dengan memanfaatkan teknologi mikrokontroler arduino nano dan wemooz.

Hasil pengukuran fisiologis pengendara saat mengenakan alat ini dapat diakses melalui smartphone yang diprogram dengan Blynk. Notifikasi saat pengendara mengantuk dapat muncul pada smartphone pengguna secara pop up. Hasil penelitian menunjukkan Xantuk Smartband memiliki tingkat akurasi alat secara umum sebesar 99,878%. Alat ini dapat mengukur kadar oksigen pengendara dengan tingkat akurasi sebesar 99,69%, denyut jantung 99,979% dan konduktansi kulit sebesar 99,965%.

Hasil analisis statistik dengan uji wilcoxon menunjukkan bahwa pengukuran denyut jantung alat ini idak berbeda signifikan degan pengukuran menggunakan oxymeter. Hasil uji tingkat kesukaan pengguna menunjukkan bahwa alat ini sangat layak dikembangkan dengan skor sebesar 82%.

Kata kunci: anti kantuk, Smartband, mikrokontroler, wemooz, tingkat akurasi, tingkat kesukaan pengguna.

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih menjadi salah satu permasalahan serius yang menimbulkan dampak luas terhadap masyarakat. Kecelakaan adalah suatu rentetan kejadian tidak disengaja terjadi di jalan umum yang digunakan untuk kegiatan berlalu lintas yang biasanya mengakibatkan luka ringan, luka berat hingga menyebabkan kematian  (Habibu, et.,al., 2021). Data statistik di Provinsi Jawa Tengan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 3508 jiwa, luka berat sebanyak 48 jiwa dan luka ringan sebanyak 24495 jiwa (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2024).  Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu: faktor manusia, sarana prasarana dan lingkungan. Data laporan KNKT yang dikumpulkan dari tahun 2021 hingga 2024 menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor utama penyebab kecelakaan di Indonesia (KNKT, 2024).

Mengantuk saat berkendara merupakan salah satu contoh faktor yang seringkali menyebabkan kecelakaan dari faktor manusia. Mengantuk (Drownsiness) merupakan suatu keadaan yang menunjukan gejala fisik seseorang saat ingin tidur yang terjadi saat siang atau malam hari (Pinatih et.al.,2021). Tingginya aktivitas manusia, gaya hidup yang tidak sehat dan tuntutan pekerjaan saat ini dapat membuat berkurangnya waktu tidur seseorang sehingga menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat membuat efek samping kantuk pada seseorang. Kondisi mengantuk ini dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan kinerja fisik yang menimbulkan hilangnya kesadaran saat berkendara (microsleep) yang dapat berujung pada kecelakaan lalu lintas.

Microsleep adalah kondisi seseorang yang mengalami hilangnya kesadaran antara keadaan terjaga dan tertidur namun dalam waktu yang singkat yaitu hanya dalam waktu 3 - 15 detik. National Sleep Foundation menjelaskan bahwa sekitar 32% dari pengemudi memiliki setidaknya satu pengalaman mengemudi dalam keadaan microsleep dalam satu bulan, dan 4% lainnya menjelaskan bahwa mereka sudah jatuh tertidur saat berkendara (Suradi et.,al.,2023). Upaya pemerintah dalam mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk melalui berbagai himbauan diketahui tidak berjalan dengan optimal. Rasa kantuk pada seseorang dapat terjadi secara tiba-tiba sehingga upaya lain seperti pengembangan teknologi pendeteksi rasa kantuk sangat diperlukan sebagai antisipasi kecelakaan lalu lintas.

Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa saat ini terdapat berbagai teknologi untuk mengantisipasi kantuk diantaranya: deteksi kelopak mata dengan OPENCV dan DLIB PYTHON (Zein, 2018); Analisis Rasio Mata Menggunakan Computer Vision (Suradi et.,al.,2023); helm pencegah kantuk dengan getaran dan alarm (Sitorus, 2023); Eye Aspect Ratio Dengan Metode Facial Landmark (Nggiku et.,al.,2022). Berdasarkan studi pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian mengenai alat pendeteksi rasa kantuk saat berkendara telah banyak dikembangkan, namun alat-alat tersebut masih memiliki kekurangan diantaranya: tidak praktis saat digunakan, tingkat akurasi data yang rendah dan penggunaannya mengganggu justru pengendara. Oleh karenanya diperlukan pengembangan alat lain yang lebih baik dibandingkan dengan alat sebelumnya.

Penelitian mengenai smart band (wristband) sebagai alat pendeteksi kantuk telah dikembangkan sebelumnya oleh Zakiyatudin et.,al.,(2018) namun peneliti tersebut hanya menggunakan satu variabel pengamatan yaitu detak Nadi dengan tingkat galat sebesar 1.98%. Rasa kantuk saat berkendara dapat diidentifikasikan dengan beberapa metode diantaranya melalui pengukuran berbasis kendaraan, pengukuran perilaku, dan pengukuran fisiologis (Watling et.,al.,2021). Masing-masing pengukuran rasa kantuk dengan metode tersebut memiliki keterbatasan, sehingga pengamatan rasa kantuk melalui kombinasi indikator diharapkan dapat meningkatkan efektivitas suatu alat (Watling,et.,al.,2021). Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan gelang pintar pendeteksi kantuk bagi pengendara dengan mengkombinasikan variabel pengamatan berupa detak Nadi dan konduktansi kulit pengendara. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dikembangkang gelang pintar yang efektif dan nyaman digunakan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi yang mengantuk

Perbedaan inovasi X-Antuk SmartBand dengan inovasi serupa (Wristband KANMURU penghilang kantuk dengan sensor detak jantung berbasis IoT) yaitu pada inovasi sebelumnya menggunakan 1 jenis sensor sedangkan inovasi X-Antuk SmartBand menggunakan 2 jenis sensor dan telah teruji kenyamanannya melalui uji tingkat kesukaan. Alat ini juga sudah memperoleh sertifikan HKI dari kementerian Hukum dan HAM RI

Nama : BETTY SHINTA INDRIANI,S.Si.,M.Pd.,,
Alamat : DS BANJARSARI RT 5/2 KEC. GABUS KAB PATI JAWA TENGAH
No. Telepon : 085173242134