Air hujan yang turun merupakan sumber air paling besar. Inovasi Resti diciptakan untuk mempermudah akses data hujan. inovasi ini menggabungkan alat penakar curah hujan yang sederhana dengan 2 software sebagai alat olah data dan analisa. Metode analisa menggunakan 2 (dua) Software yaitu ArcGIS dan EPA - SWMM. ArcGIS untuk data spasial, sedangkan SWMM untuk Sumberdaya air.
Inovasi ini memecahkan berbagai masalah antara lain : Ketersediaan data curah hujan. SWMM mampu menganalisa untuk problematika genangan atau banjir. Software ini dihasilkan data debit harian, bulanan dan tahunan serta debit terukur, debit rencana serta debit puncak banjir dan simulai/pemodelan hidrolika (bersifat Time Investigation), dengan input data hujan alat penakar. ArcGIS sendiri menghasilkan data spasial berupa peta tematik misalnya peta rawan bencana banjir (Evaluation System). ArcGIS ini juga nantinya akan ditambahkan data default untuk memecahkan masalah kebutuhan data spasial dan atribut untuk indikator kinerja pemerintah.
Metode inovasi ini diawali dengan membuat alat penakar hujan dari galon bekas dan pipa PVC. SWMM untuk olah hidrolika/Sumberdaya air (Tim Investigation) dengan input curah hujan dari alat penakar, ArcGIS menghasilkan spasial data pendukung indikator kinerja pemerintah (Evaluation System). Google Site RESTI berfungsi sebagai media untuk menampilkan dan mendownload data. Stakeholder mengambil data sesuai kebutuhan atau berkomunikasi untuk sinkronisasikan data analisa sesuai kebutuhan.
Dampak inovasi adalah tersedianya data, baik curah hujan, spasial dan hidrolika, dimana data tersebut dibutuhkan untuk perencanaan/analis pemerintah dan rekayasa infrastruktur termasuk dunia pendidikan/mahasiswa/peneliti. Indikator kinerja pemerintah daerah, baik di Rencana Kerja/RKPD/Renstra/RPJMD adanya data inovasi RESTI ini, karena inovasi ini menambah pilihan data dukung.
Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat penting bagi kehidupan. Pengamatan curah hujan menurut World Meteorological Organization (WMO) dapat dilakukan secara langsung menggunakan penakar hujan observasi dan penakar hujan otomatis. BMKG melakukan pengamatan curah hujan langsung menggunakan penakar hujan observasi (PH Obs) ketinggian standar 1,2 meter dari permukaan tanah. Data curah hujan yang tepat memainkan peran vital dalam berbagai aspek diantaranya pertanian, perencanaan dalam dunia konstruksi, sistim evaluasi suatu jaringan jalan, jaringan irigasi, jaringan drainase.
Menurut Esti Kristanti dkk. (BMKG Kelas I Kalsel, 2022) Penakar Hujan Observasi (PH Obs) dari berbagai ketinggian memiliki nilai korelasi >0,98 dan nilai COE >0,81 terhadap PH Obs standar WMO. Hasil analisis error menunjukkan bahwa PH Obs dengan ketinggian 2 meter memiliki nilai kesalahan terkecil. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa PH Obs dengan ketinggian rentang 1,2 meter hingga 2,5 meter dan PH Obs modifikasi masih representatif untuk digunakan sebagai penakar hujan alternatif di berbagai kondisi topografi.
Direktorat Data dan Komputasi BMKG dalam rilisnya, untuk area tegal dan sekitarnya/Region II hanya ada satu stasiun curah hujan yakni Stasiun Meteorlogi Maritim Tegal dengan Nomor 96797 dengan Kelas Unit pelaksana Teknis (UPT). Dari kondisi diatas bisa menjadi Gambaran akan terbatasnya data hujan, apalagi untuk perencanaan, terlebih lagi untuk perencanaan konstruksi dan perencanaan pengembangan wilayah. Pedoman kerapatan jaringan minimum dibeberapa daerah yang disebutkan oleh Shaw, 1988 (dalam Eza dkk. 2019). Triatmodjo, 2008 menyebutkan bahwa jumlah stasiun yang dipasang dalam DAS/Wilayah jangan terlalu banyak yang berakibat mahalnya biaya, ataupun terlalu sedikit yang menyebabkan hasil pencatatan hujan tidak dapat dipercaya. Dari latar belakang di atas inovasi RESTI menjadi jawaban untuk mengatasi ketidaklengkapan data curah hujan, jenis data hujan dan sisi kerapatan jaringan curah hujan khususnya di Kota Tegal. Tak sampai disitu data curah hujan bisa di spasialkan dan dikombinasikan dengan data dukung lain. Kombinasi antara data numerik dan olah proses ArcGIS dan SWMM bisa menjadi pendukung dalam analisa indikator kinerja daerah.
Inovasi RESTI menawarkan produk inovasi yang di butuhkan di Wilayah Kota Tegal antara lain Penyediaan data primer (curah hujan harian, bulanan, tahunan dan memungkinkan dalam suatu kasus jam-jaman). Data hujan ini menjadi data dasar dalam melakukan olah proses evaluasi (Evaluation System) dalam beberap sub bidang (Sumberdaya air, kewilayahan, sosial, kebencanaan). RESTI juga memungkinkan untuk pencegahan, mitigasi dan peramalaman/pemodelan. Inovasi RESTI ini dalam tahapannya bersifat investigasi misalnya Mitigasi banjir/genangan/rawan bencana sekaligus melakukan pemodelan/peramalan (Time of Investigation).
Inovasi RESTI ini berawal dari dorongan untuk menciptakan suatu aplikasi yang terintegrasi, dimana inovasi tersebut bisa menjangkau antara data primer dan data sekunder serta keluaran yang dibutuhkan oleh para analis/pengambil kebijakan di pemerintah daerah. Disisi lain Inovasi ini juga di butuhkan oleh peneliti/mahasiswa/dosen serta stakeholder. Maka mengawali histori inovasi ini diciptakan alat penakar hujan yang sederhana dan pengintegrasian dalam software ArcGIS dan SWMM yang berfungsi sebagai Evaluation dan Investigation.
Keunggulan Inovasi RESTI adalah :
a. Kemudahan Penggunaan dan Aksesibilitas (Tidak Perlu Coding, Integrasi yang Mulus dengan Ekosistem Google, Akses Dimana Saja, Kapan Saja).
b. Biaya Rendah atau Bahkan Gratis (Gratis untuk Pengguna Google, Tidak Perlu Hosting Terpisah).
c. Kolaborasi dan Berbagi yang Efisien (Kolaborasi Real-time, Kontrol Izin yang Fleksibel, Responsif dan Ramah Seluler, Desain Responsif Otomatis, Keamanan dan Pemeliharaan, Dikelola oleh Google).
Nama | : | MOHAMMAD LUTFI ARIWIBOWO, S.Si., MT |
Alamat | : | Jalan Rembang No. 14 Kelurahan Debong Tengah RT. 5 RW 4 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal 52132 |
No. Telepon | : | 087821768345 |