PAPARAZZI : Pengembangan Alat Pendeteksi Kebakaran Lahan dengan Algoritma Sensor Asap dan Espcam berbasis IoT

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang terjadi di berbagai negara setiap tahun. Salah satunya adalah Indonesia, kebakaran hutan atau lahan mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena merugikan secara ekologi, social bahkan ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat bencana kebakaran hutan yang tinggi. Kerugian yang dialami mencapai 209 Triliun pada tahun 2015. Kebakaran hutan dan lahan telah menjadi masalah tahunan yang serius pada musim kemarau di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Jawa Tengah. Pada saat musim kemarau, wilayah Jawa Tengah menghadapi ancaman serius berupa kebakaran hutan dan lahan milik masyarakat. Perkembangan teknologi saat ini seharusnya dapat memberikan antisipasi dalam penanganan kebakaran hutan secara maksimal. Dari masalah tersebut peneliti merancang sebuah alat yang dapat mendeteksi kebakaran melalui sensor asap dan pantauan kamera berbasis IoT. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan dan menerapkan alat pendeteksi kebakaran hutan dengan algoritma sensor asap dan espcam berbasis iot. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode RnD menurut borg and gall. Prinsip kerja dari alat ini adalah ketika sensor asap mendeteksi adanya asap pada area lahan maka system akan mengirimkan data dan hasil video dari espcam ke server iot agar memberikan notifikasi ke petugas maupun masyarakat. Selain itu system juga dilengkapi dengan alarm berupa sirine untuk memberikan peringatan bahwa terdeteksi asap pada hutan maupun lahan. System ini  dapat dipantau melalui web atau aplikasi server oleh semua pihak dalam pengawasan dan pencegahan kebakaran hutan dengan memanfaatkan teknologi.

Kebakaran lahan merupakan bencana alam yang terjadi di berbagai negara setiap tahun. Salah satunya adalah Indonesia. Kebakaran mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena merugikan secara ekologi, sosial, bahkan ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat bencana kebakaran lahan yang tinggi. Kerugian yang dialami mencapai 209 triliun rupiah pada tahun 2015. Kebakaran lahan telah menjadi masalah tahunan yang serius pada musim kemarau di Indonesia, tak terkecuali di provinsi Jawa Tengah. Menurut data BMKG, Jawa Tengah menempati posisi ke-3 di Indonesia dalam hal jumlah kasus kebakaran lahan, dengan total 16 kasus yang tercatat. Ini menunjukkan bahwa provinsi ini menghadapi ancaman serius terhadap keberlanjutan lingkungan dan keselamatan masyarakat, terutama saat musim kemarau.

Dikutip dari Mahira dkk tahun 2024 menyatakan terjadinya bencana kebakaran lahan dapat dipicu oleh dua faktor utama yang berperan, yaitu karena alam atau aktivitas manusia. Untuk faktor alam dipicu kemarau yang ekstrim sehingga rumput kering atau daun kering dapat memicu kebakaran. Dari faktor manusia karena ketledoran manusia dalam beraktivitas seperti membuang puntung rokok di sekitar lahan kering atau lahan. Ada beberapa tantangan dalam pencegahan kebakaran, termasuk kurangnya perhatian, kurangnya kemampuan pengawasan yang memadai, dan terbatasnya cakupan wilayah.

Penggunaan teknologi berbasis satelit dalam memantau lahan sekitar masyarakat menjadi keterbatasan badan penanggulangan bencana karena dibutuhkan biaya yang besar.Perkembangan teknologi saat ini dapat mempermudah masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran dengan cara yang lebih mudah dan lebih murah. Dengan memanfaatkan sensor asap dan teknologi internet of things pemantauan kebakaran lahan dapat dilakukan.

Dari masalah tersebut peneliti merancang sebuah alat yang dapat mendeteksi kebakaran melalui sensor asap dan pantauan kamera berbasis IoT dengan judul PAPARAZZI :  Pengembangan Alat Pendeteksi Kebakaran lahan dengan Algoritma Sensor Asap dan Espcam Berbasis IoT. Inovasi ini akan aktif ketika sensor asap mendeteksi adanya asap pada area lahan maka system akan mengirimkan data dan hasil video dari espcam ke server IoT agar memberikan notifikasi ke petugas maupun masyarakat. Selain itu system juga dilengkapi dengan alarm berupa sirine untuk memberikan peringatan bahwa terdeteksi asap lahan ataupun lahan. System ini dapat dipantau melalui web atau server telegram oleh semua pihak dalam pengawasan dan pencegahan kebakaran lahan dengan memanfaatkan teknologi

PAPARAZZI tentunya memiliki keunggulan. Pertama, harga dari inovasi ini sangat terjangkau dan ekonomis. Inovasi ini dirancang dengan efisiensi biaya, sehingga dapat dijual sebesar Rp 200.000,00 yang dimana dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa harus memberatkan masyarakat dengan harga yang mahal. Kedua, PAPARAZZI mudah dibawa dan praktis untuk dibawa kemana-mana. Dengan Tinggi 7 Cm, Lebar 10 Cm dan panjang 15 Cm, mempermudah pengguna untuk membawa serta memasangnya di segala tempat. Ketiga, PAPARAZZI memiliki panel surya agar memungkinkan pengisian baterai dan juga ramah lingkungan karena menggunakan sumber daya terbarukan.

Nama : Shafiya Evelyn Ardiya
Alamat : Jl. Apel 1/2 No.1 RT 03/02, Jajar, Laweyan, Kota Surakarta
No. Telepon : 089603573036