Azolla termasuk salah satu bahan pakan non konvensional yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu jenis bahan pakan alternatif yang bisa diguna kan menjadi bahan pakan ternak unggas, termasuk ayam lokal pedaging unggul (ALPU). Azolla atau paku air merupakan tanaman yang biasa hidup di atas permukaan air, dapat ditemukan pada semua persawahan di Indonesia. Petani masih banyak menganggap tanaman ini sebagai gulma. Tanaman ini tumbuh mengapung serta mengambang di per mukaan air kolam, selokan, dan sawah pada daerah beriklim tropis dan sub tropis. Kurangnya informasi mengenai pengenalan serta manfaat tumbuhan ini, sehingga pada beberapa daerah masih banyak petani yang menganggap tumbuhan Azolla sebagai tumbuhan gulma (pengganggu) (Sudjana, 2014). Seperti hijauan lainnya, kandungan nutrisi Azolla bervariasi bergantung pada lingkungan dimana tanaman air tersebut tumbuh. Azolla selain sebagai sumber protein dan energi juga sebagai sumber mineral. Menurut Basak et al. (2002) berdasarkan berat keringnya Azolla mengandung protein kasar 24 -30 %, lemak kasar 3 - 3,2%, abu 10 - 19%, kalsium 0,4 -1,0%, dan fosfor 0,5 - 0,9%. Salah satu bahan yang murah dan mudah untuk dapat dijadikan pakan berkualitas bagi entok adalah Azolla microphyla. Azolla merupakan tumbuhan paku air, mudah dibudidayakan, berkembang biak secara cepat dan memiliki kandungan protein tinggi yaitu 23-32% (Prawitasari dkk., 2012) Kandungan protein yang tinggi pada Azolla akan memberikan kontribusi untuk pemenuhan kebutuhan protein pada ternak unggas (ayam lokal pedaging unggul). Dengan menggunakan metode pengukusan azolla dan formulasi pakan yang lain diharapkan dapat di gunakan sebagai makanan pendamping ternak seperti sapi apabila dalam musim panas. Cuaca panas membuat rumput mulai mengering dan kita dapat memanfaatkan azolla sebagai pakan tambahan untuk ternak sapi atau kambing. Karena pengolahan pakan ternak sudah melalui tahap pengukusan untuk menghilangkan kandungan tanin dalam azolla sehingga dapat dikonsumsi hewan ruminasia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan Azolla sebagai bahan pakan dan sebagai pengganti sebagian ransum komersil dalam formulasi ransum serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi karkas ayam ALPU. Penggunaan azolla sebagai substitusi pakan ternak diharapkan dapat menghemat pengeluaran peternak sehingga meningkatkan keuntungan rata-rata 10%. Tercipta peluang usaha baru berupa produk olahan daging entok dan penetasan.

Keunggulan inovasi pakan ayam dengan campuran Azolla terletak pada kemampuannya untuk mengurangi biaya produksi pakan. Azolla, yang merupakan tanaman air dengan pertumbuhan cepat, dapat menggantikan sebagian bahan pakan impor yang harganya sering mahal. Dengan memanfaatkan Azolla, peternak ayam dapat menurunkan biaya pakan secara signifikan, menjadikannya pilihan yang lebih terjangkau, terutama bagi peternak kecil dan menengah. Selain itu, Azolla dapat tumbuh dengan mudah di berbagai kondisi, membuatnya menjadi sumber pakan yang lokal dan dapat diproduksi secara mandiri. Hal ini mengurangi ketergantungan pada pakan impor yang sering kali sulit dijangkau oleh peternak di daerah tertentu. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, peternak juga dapat mencapai kemandirian pakan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya memperkuat stabilitas usaha peternakan mereka. Azolla juga memberikan keuntungan lingkungan yang signifikan.

Sebagai tanaman yang tumbuh subur di perairan, Azolla berfungsi sebagai biofilter alami yang dapat menyerap kelebihan nutrisi dari limbah pertanian atau peternakan. Ini membantu menjaga kualitas air dan tanah, sehingga mendukung pertanian dan peternakan yang lebih berkelanjutan. Dari segi kandungan nutrisi, Azolla kaya akan protein, asam amino esensial, dan mikronutrien yang penting bagi ayam. Dengan mencampurkan Azolla ke dalam pakan ayam, kualitas pakan dapat meningkat, membantu ayam tumbuh lebih sehat dan optimal, untuk ayam petelur kuning telur bagian tengah warnanya kuning telur lebih pekat, lebih banyak mengandung nutrisi yang lebih tinggi seperti asam lemak omega 3 vitamin dan mineral. Secara keseluruhan, inovasi ini tidak hanya menguntungkan peternak dari sisi ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan lokal.