Cowekk Sebagai Alternatif Camilan Pendamping Stunting

ABSTRAK

COWEKK SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN 

PENDAMPING STUNTING

 

Stunting dapat diidentifikasi sebagai masalah gizi kronis pada anakyang disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan yaitu tinggi badan anak tidak sesuai dengan standart usianya.Pemenuhan kebutuhan gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dalam tubuh dapat dilakukan untuk menangani stunting. Salah satu sumber pangan hewani yaitu ikan kembung (Rastrelliger sp) yang merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial karena nilai produksinya tinggi. Saat ini , pemanfaatan ikan kembung belum dilakukan secara optimal. Selain itu sumber bahan pangan nabati yang tidak kalah penting dari kandungan gizinya yaitu daun kelor (Moringa Oleifera). 

 Kandungan gizi yang tinggi pada ikan kembung dan daun kelor dapat dimanfaatkan menjadi suatu olahan produk pangan, seperti cookies. Untuk melengkapi kandungan serat dan penyerapan nutrisi pada cookies kami menambahkan ampas wortel sebagai bahan tambahan cookies. Berdasarkan perhitungan gizi berdasar Bahan Makanan Penukar (BMP) dan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) di setiap peaces (1,5 gram) Cowekk mengandung sekitar 6,03 Kkal; 0,72 gr karbohidrat; 0,12 gr protein; 0,29 gr lemak; 0,02 mg seng; 0,04 mg zat besi dan 1,27 mg kalsium. Dengan kandungan gizi tersebut diharapkan Cowekk ( cookies amas wortel, ikan kembung dan kelor) dapat menjadi alternatif camilan pendamping stunting yang praktis, menarik, dan harga terjangkau dengan memanfaatkan potensi lokal.

 

Kata Kunci: cookies, stunting, ikan

Stunting menjadi masalah gizi anak yang krusial karena dikaitkan dengan resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar, resiko penyakit tidak menular di kemudian hari akibat gangguan metabolisme, perkembangan kognitif yang buruk dan menurunnya kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia masalah stunting telah menjadi perhatian serius, perbandingan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki permasalahan yang signifikan dalam hal ini. Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5 %, dan masih masuk kategori tinggi untuk masalah kesehatan masyarakat (>20%) (WHO,2024). Salah satu Kabupaten yang terus melakukan usaha keras untuk menurunkan angka stunting adalah Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia tahun 2023 persentase stunting di Kabupaten Rembang sebesar 19,5%. Meskipun angka stunting mengalami penurunan tetapi angka tersebut masih belum sesuai dengan target nasional sebesar 14,0 %

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi yang kritis pada anak yang menyebabkan postur tubuh pendek dan memicu gangguan lain seperti penurunan daya tahan tubuh dan kecerdasan (Berawi, 2019). Pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang tidak tepat menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting (Christian et al., 2023). Anak dengan usia di bawah 2 tahun membutuhkan zat gizi makro dan mikro dalam jumlah yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan (Savarino, et al., 2021). Pada usia lebih dari 6 bulan, ASI sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi bayi sehingga membutuhkan makanan pendamping ASI (MP ASI) untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Biskuit merupakan salah satu MP ASI yang sering diberikan kepada anak (WHO, 2023). Biskuit memiliki empat kategori yaitu cookies, crackers, wafer dan biskuit keras. Cookies adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, renyah dan bila dipatahkan penampangnya tampak bertekstur kurang padat dengan ciri aroma yang khas, rasa gurih, manis, tekstur renyah, rapuh, kering dan berwarna kuning kecoklatan (Badan POM, 2022). Cookies dapat dijadikan MP ASI untuk bayi dengan keunggulan dapat dijadikan finger food yang dapat membantu meningkatkan perkembangan motorik anak dengan cara meningkatkan kemampuan menggenggam dan menggigit (Remijn et al., 2019).

Salah satu bahan pangan lokal yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kandungan gizi pada cookies adalah ikan kembung. Ikan kembung mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, natrium, tembaga dan seng (Nalendrya, et al., 2016) . Bahan lain yang dapat digunakan untuk menambah nilai gizi cookies adalah daun kelor. Daun kelor merupakan sumber bahan pangan yang memiiki kandungan gizi yang kompleks. Daun kelor mengandung protein nabati yang cukup tinggi (6,7 /100 gram), lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dari katuk, kangkung dan bayam (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Menurut penelitian Muliawati dkk (2019) penggunaan daun kelor memiliki manfaat terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Sedangkan berdasarkan penelitian Yuniastuti dkk (2022), pemberian makanan tambahan berbasis daun kelor dan ikan laut memiliki dampak positif terhadap kadar zinc dan tinggi badan balita stunting. Mengingat potensi gizi dan ketersediaan bahan yang cukup banyak di Rembang maka  kami ingin membuat inovasi cookies dengan penambahan ikan kembung, kelor dan ampas wortel. Ampas wortel yang kami gunakan merupakan limbah dari proses pembuatan cold pressed juice. Meskipun limbah, ampas wortel mengandung sekitar 4-5 % protein, 8-9 % gula, 5-6 % mineral dan 37-48% serat. Dengan penambahan bahan tersebut, cookies ini diharapkan dapat menjadi camilan yang berkualitas dan digemari balita.

Cowekk adalah cookies yang terbuat dari bahan utama ampas wortel dan tepung terigu yang dicampur dengan ikan kembung, bubuk daun kelor, butter, telur, brown sugar, gula pasir vanili, kayu manis dan soda kue sebagai pengembang. Produk kami merupakan pengembangan dari penemuan-penemuan sebelumnya berupa cookies ikan dan daun kelor, yaitu dengan penambahan ampas wortel.

Ikan kembung kaya akan protein, omega-3, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti imunitas tubuh, kesehatan otak dan pencegahan anemia. Menurut Mahmud et al. (2018) dalam 100 gram daging ikan kembung mengandung 21,30 gram protein dan 3,40 gram lemak. Protein hewani memiliki asam amino aromatik diantaranya fenialanin, tirosin dan triptofan yang terbukti dapat meningkatkan kadar serum IGF-1 yang lebih tinggi dibandingkan asam amino non aromatik pada protein nabati. Disamping itu, protein hewani juga mengandung mikroprotein yang berhubungan dengan pertumbuhan seperti zat besi, seng, selenium, kalsium dan vitamin B12 sehingga akan lebih memiliki pengaruh terhadap stunting jika dibandingkan protein nabati. Protein hewani juga memiliki asam amino esensial yang menyintesis beberapa hormon pertumbuhan seperti hormon tiroid dan Human Growth Hormon (HGH). Selain dari ikan kembung, sumber protein hewani lain produk cookies kami adalah telur.

Selain mengandung protein  hewani, Cowekk juga mengandung protein nabati yang berasal dari daun kelor, ampas wortel dan tepung terigu. Daun kelor mengandung protein, vitamin C, vitamin A dan berbagai mineral seperti  kalsium, zat besi dan magnesium. Penambahan ampas wortel pada cookies merupakan daya tarik tersendiri dari Cowekk. Perbandingan penggunaan ampas wortel dan tepung terigu adalah 1,5 : 1. Dengan perbandingan ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan tepung terigu. Ampas wortel mengandung serat yang dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan, membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, mencegah sembelit dan meningkatkan kesehatan bakteri baik di usus. Dengan perpaduan bahan-bahan tersebut diharapkan Cowekk dapat dijadikan sebagai bahan makanan pendamping stunting yang dapat dikonsumsi sehari- hari untuk camilan yang mudah dikonsumsi dan digemari anak, yang dapat disinergikan dengan buah dan sayur sehingga dapat memberikan gizi tambahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Keunggulan lain dari Cowekk adalah dari segi bahan baku. Ampas wortel yang digunakan merupakan limbah dari pembuatan cold pressed juice yang biasanya tidak dimanfaatkan lagi. Untuk pasokan ikan kembung diperoleh dari  nelayan di Rembang. Ikan kembung merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang banyak ditemukan di laut jawa yang mudah ditangkap. Ikan ini  termasuk salah satu komoditas perikanan laut yang penting di Rembang, dengan nilai produksi cukup tinggi. Produksi ikan kembung di Rembang bisa mencapai 47.050 Kg.

Nama : Humaidah Syifaul Asywaq
Alamat : Jl Gajah Mada No 5 Rembang, Desa Magersari,Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang
No. Telepon : 088225437129