Sampah organik seperti sisa dapur, pangkasan pohon, dan limbah kebun masih sering dianggap sebagai beban. Di sisi lain, tanah di lingkungan pertanian dan perkotaan terus kehilangan kesuburannya akibat rendahnya kandungan bahan organik. Celah ini menunjukkan belum terhubungnya antara potensi limbah dengan kebutuhan tanah. Masalah ini tidak hanya berdimensi lingkungan, tapi juga sosial karena menyangkut pola pikir, keterampilan, dan akses teknologi warga dalam mengelola sumber daya terdekatnya.
Wirus Tribio hadir sebagai pendekatan pengolahan biomassa tuntas berbasis komunitas. Gagasan intinya sederhana: mengolah semua jenis biomassa menjadi satu produk padat yang bisa digunakan langsung untuk memperbaiki tanah. Komposit pupuk ini merupakan hasil sinergi dari berbagai bahan seperti kompos, biochar, abu organik, dan cairan mikroba yang diramu untuk menjawab kebutuhan lokal, sekaligus menciptakan peluang usaha skala kecil yang berbasis lingkungan.
Proses dilakukan dengan pendekatan klasifikasi bahan: biomassa keras menjadi arang, lunak menjadi kompos, dan busuk diekstrak cairannya. Seluruh proses dipadukan menggunakan teknologi sederhana seperti Jet Aerator DIY untuk efisiensi fermentasi cair. Sistem ini dijalankan di lingkungan warga, bank sampah, dan kelompok tani, serta dikembangkan melalui pelatihan langsung dan edukasi digital agar mudah direplikasi.
Pada uji penerapan tahun 2021, sistem ini berhasil mengelola lebih dari 301 ton biomassa, menghasilkan ±37 ton komposit padat, dan menyerap tenaga kerja lokal. Wirus Tribio bukan hanya menjawab persoalan sampah, tapi juga membangun semangat gotong royong, menyuburkan tanah, dan memperkuat ekonomi sirkular dari akar rumput.
Masalah yang Ingin Diselesaikan
Timbulan sampah biomassa dari pangkasan pohon, limbah dapur, dan kerja bakti lingkungan terus meningkat dan belum tertangani optimal. Sampah ini menjadi beban TPA dan sumber emisi karbon. Berdasarkan data SIPSN 2024, timbulan sampah di Jawa Tengah mencapai 3.530.896,21 ton, dengan kontribusi sampah biomassa sebesar 51,81%, bersumber dari sisa makanan 40,21% dan biomassa kayu/ranting 11,6%. Di sisi lain, lahan pertanian mengalami degradasi karena ketergantungan pada pupuk kimia, rendahnya kandungan C-organik (<2%), dan kurangnya edukasi pengolahan biomassa.
Tawaran Solusi
Wirus Tribio menawarkan pendekatan ekonomi sirkular dengan klasifikasi biomassa: keras menjadi biochar, mudah busuk menjadi pupuk cair (POC), dan lunak menjadi kompos. Ketiganya disinergikan menjadi komposit pupuk pembenah tanah 5-in-1 terdiri atas: kompos, biochar, POC, abu organik, dan mikroba. Inovasi ini meningkatkan efisiensi usaha tani dan kandungan C-organik tanah (2%–3%), serta menurunkan emisi GRK. Teknologi Jet Aerator mempercepat fermentasi POC dari 30 hari menjadi 5–7 hari.
Sejarah Pengembangan
Dimulai tahun 2018 di Cilacap, inovasi ini berkembang melalui uji coba pengomposan, pembuatan biochar, dan reaktor POC. Tahun 2021, dinobatkan sebagai salah satu dari "113 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif -2021" oleh BIC. Tahun 2022 berlanjut pada proyek Kali Bleder dan pameran di HUT BUMN. Tahun 2023 memenangi Juara 1 Krenova Cilacap dan difasilitasi pelatihan penulisan HKI. Tahun 2024 mengikuti pameran dalam rangka PPI Jawa Tengah. Tahun 2025, inovasi ini meraih Juara 3 Krenova Kabupaten Cilacap kategori masyarakat dengan judul: Pendekatan Wirus Tribio dalam Pengolahan Biomassa Tuntas, dengan kebaruan reaktor POC aerobik, dan varian produk.
"Pendekatan Wirus Tribio dalam Pengolahan Biomassa Tuntas” memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya unik dan aplikatif. Sistem ini menerapkan prinsip zero waste, di mana seluruh biomassa yang masuk akan terolah tuntas tanpa menghasilkan limbah. Proses pengolahan didukung oleh Jet Aerator DIY, sebuah teknologi lokal yang sederhana namun efisien, serta mudah direplikasi oleh komunitas. Sinergi lima komponen utama yang terdiri atas kompos, biochar, pupuk cair (POC), abu organik, dan mikroba yang saling melengkapi untuk menciptakan produk pertanian berkualitas tinggi, menjadi fitur andalan.
Produk akhir bersifat multifungsi, dapat digunakan sebagai pupuk, pembenah tanah, tanah tiruan, bahkan untuk reklamasi lahan. Model implementasinya dirancang berbasis komunitas, sehingga sangat cocok diterapkan oleh UMKM, kelompok tani, bank sampah, hingga karang taruna. Di samping itu, dampak lingkungannya juga signifikan, melalui penggunaan biochar, sistem ini mampu menyimpan karbon dalam tanah selama berabad-abad, sekaligus mendukung upaya mitigasi perubahan iklim secara nyata.
Model Kolaborasi dan Inklusivitas Inovasi (Pendekatan Pentahelix)
Pengembangan dan replikasi inovasi “Wirus Tribio” tidak berdiri sendiri, melainkan tumbuh melalui kolaborasi lintas sektor berbasis pendekatan pentahelix. Dari sisi pemerintah, inovasi ini didukung oleh Kelurahan Tambakreja sebagai pemangku wilayah, Dinas Lingkungan Hidup dalam hal pengelolaan sampah, serta Bidang Riset dan Inovasi Daerah (Rinov BRIDA Cilacap) yang mendukung penguatan kreativitas dan inovasi masyarakat, Bussiness Innovation Center (BIC) yang telah mereview projek proposal wirausaha sosial pengolahan sampah organik.
Dalam lingkup akademisi, kolaborasi telah terjalin dengan akademisi Politeknik Negeri Cilacap melalui program PKM, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dalam pendampingan kewirausahaan, serta Akademisi UGM yang memberikan edukasi online teknis pada rute dan klasifikasi pengolahan biomassa.
Dari sektor dunia usaha dan CSR, dukungan datang dari PT. Solusi Bangun Indonesia melalui edukasi Sekula Kompos kepada komunitas bank sampah binaannya, serta Pertamina Integrated Terminal Cilacap melalui replikasi program Masdarling (Masyarakat Sadar Lingkungan).
Kolaborasi di tingkat masyarakat sangat luas, termasuk implementasi di BSM Subur, pelibatan sekolah-sekolah (SMKN Ambal - Kebumen, SMAN 1 Majenang, SD Tambakreja, SD Bias Cilacap dan Sampang), KWT Sida Megar, serta komunitas seperti Bank Sampah Banyumas, warga binaan lapas, dan peserta kunjungan dari berbagai daerah.
Sementara itu, dari sisi praktisi pertanian, inovasi ini mendapat dukungan dan partisipasi aktif dari komunitas tani Jaga Bumi, Komunitas Trilogi Biomassa, hingga petani perorangan yang mengadopsi pendekatan biomassa tuntas di lahan mereka.
Nama | : | Haidar Arief Prasetyo |
Alamat | : | Jalan Semangka RT.005 RW.008, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap |
No. Telepon | : | 08883992600 |