DESCAS 4.0 : Determination of Starch in Cassava Tubers Berbasis Website Mendukung Ketahanan Pangan Sektor Pertanian Singkong

Indonesia merupakan salah satu produsen singkong terbesar di dunia, khususnya di wilayah Asia. Namun, produktivitas singkong menurun akibat keterbatasan teknologi, modal, manajemen budi daya, serta lemahnya posisi tawar petani terhadap tengkulak. Petani umumnya menggunakan metode konvensional untuk menentukan kualitas dan kadar pati singkong, seperti mematahkan atau menggigit umbi. Untuk mengatasi hal ini, dikembangkanlah inovasi website DESCAS ver4.0, sebuah sistem berbasis metode specific gravity dan starch content yang memungkinkan pengukuran kadar pati secara akurat, cepat 2-3 menit, dan efisien di lapangan. DESCAS ver4.0 dilengkapi fitur multibahasa, marketplace, history data, serta tampilan baru, yang memberikan solusi modern bagi petani dan industri tapioka dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk singkong, serta mendukung pertanian berkelanjutan.

Kata Kunci: DESCAS, rendemen pati, singkong, tapioka

Menurut Sabarella (2017), produsen singkong terbesar di dunia didominasi oleh negara negara di Asia. FAO (2016) menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara penghasil singkong di dunia. Peringkat yang lima besar penghasil singkong terbesar dunia antara lain Nigeria, Thailand, Indonesia, Brazil, dan Ghana. Sementara negara importir singkong terbesar dunia adalah China dengan pangsa 78% diikuti Thailand, Vietnam, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, nilai produksi singkong mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 produksi singkong di Indonesia mencapai 19.053.748 ton, sedangkan pada tahun 2018 nilai produksi singkong mencapai. 19.341.233 ton.  Sentra produksi singkong di Indonesia berada di enam provinsi yaitu Lampung dengan kontribusi 33,99% dari produksi nasional, selanjutnya provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 16,74%, 15,46%, dan 9,08%(Sabarella., 2017). Pada provinsi Jawa Tengah produksi ubi kayu sebanyak 3.571.593,00 ton. Salah satu penghasil singkong di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang dengan produksi sebesar 106.292,00 ton (BPS, 2015).

Produktivitas singkong semakin menurun disebabkan antara lain oleh keterbatasan penguasaan teknologi industri, keterbatasan modal usaha tani, manajemen budi daya yang belum efisien, serta tidak adanya jaminan pasar yang menyebabkan lemahnya insentif harga yang diterima petani akibat dari posisi tawar petani terhadap pabrik yang sangat rendah  (Hapsari, 2016). Pada Gapoktan Sekapuk, keseluruhan kelompok tani menjual hasil tanam singkongnya ke tengkulak. Menurut Sagala (Sagala, 2017), pemanenan singkong yang tepat akan menghasilkan singkong dengan kualitas baik dan rendemen yang tinggi. Waktu panen yang telalu cepat dapat menurunan kualitas tapioka karena bobot ubi dan kandungan pati singkong yang masih rendah. Selain itu, menurut Abbot dan Harker (2001) dan Wills et al. (2005) menyatakan bahwa pada umumnya dengan bertambahnya tingkat ketuaan umbi-umbian akan semakin keras teksturnya karena kandungan pati yang semakin meningkat, akan tetapi apabila terlalu tua kandungan seratnya bertambah sedang kandungan pati menurun. Ketidakjelasan dan kurang paham mengenai kualitas singkong yang bagus pada saat panen yang tepat menyebabkan petani memanen singkong atas dasar kebutuhan dan patokan waktu. Setelah proses pemanenan, tahap penjualan kepada tengkulak yang akan didistribusikan ke industri tapioka. Sebelumnya dilakukan tahap sortasi atau pemilihan singkong untuk mengukur kadar rendemen pati. Tahap sortasi dilakukan dengan mengambil beberapa sampel untuk dilakukan pengujian. Pengukuran rendemen oleh petani singkong dilakukan dengan menggunakan metode konvensional seperti mematahkan singkong, melihat kadar air yang terlihat dalam potongan singkong, menggigit singkong untuk mengetahui kekerasan singkong (Purwanto & Adom, 2020).

Adapun cara lain yaitu menggunakan metode kering dengan mengukur kekerasan menggunakan penetrometer. Kelemahan dari metode ini yaitu sulitnya kemampuan masuknya jarum pen etrometer ke dalam ubi kayu yang dikarenakan kerapatan antar granula pada ubi kayu tinggi (Nurdjanah, 2007). Melihat akan pentingnya proses penentuan kadar rendemen pati singkong oleh petani maupun industri tapioka melatarbelakangi inovasi website Determination of Starch in Cassava Tubers (DESCAS) ver4.0 dengan memformulasikan metode specific gravity dan starch content oleh PR China tahun 2008. Waktu proses penghitungan alat oleh PR China direntang waktu 15-30 menit setelah kami kembangkan waktu penghitungan menjadi 2-3 menit. DESCAS ver4.0 merupakan inovasi lanjutan DESCAS ver1.0, DESCAS ver2.0 hingga ver3.0. DESCAS ver 4.0 dilengkapi 6 fitur yang dilengkapi dengan fitur market place didalamnya. Selain itu, aplikasi terdapat fitur history yang memudahkan pengguna untuk menyimpan data hasil penghitungan rendemen singkong yang nantinya data dapat digunakan dalam penentuan harga beli singkong. Inovasi website DESCAS ver4.0 hadir dengan tampilan baru dan terdapat fitur multibahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Thai (Thailand). Inovasi ini sebagai wujud keberlanjutan ekonomi hijau sektor pertanian dengan skala global.

     Perbedaan metode DESCAS ver4.0 dengan metode lainya seperti metode kering dengan mengukur kekerasan menggunakan penetrometer. Kelemahan dari metode tersebut yaitu sulitnya kemampuan masuknya jarum penetrometer ke dalam singkong yang dikarenakan kerapatan antar granula pada ubi kayu tinggi, sehingga penggunaan alat ini sulit dilakukan pada umur panen ubi kayu yang semakin tua. Sedangkan inovasi website DESCAS ver4.0 menggunakan metode dengan prinsip specific gravity dan starch content, kelebihan metode ini yaitu lebih efisien karena menggunakan prinsip perbedaan air di udara dan di air sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. Selain itu, terdapat alat sejenis yaitu timbangan reimenn (Sungzikaw, 2008) harga mahal, belum diproduksi masal, tidak praktis dan alat ini menggunakan tenaga sambungan listrik oleh karena itu tidak memungkinkan pengecekan di lapangan. Berikut merupakan perbedaan dari inovasi-inovasi.

Selain itu, DESCAS 4.0 merupakan inovasi untuk menjawab DESCAS1.0 hingga DESCAS3.0 masing-masing memiliki kekurangan DESCAS1.0 berupa inovasi mobile App Mobile yang kurang efisien, meskipun sudah tidak memerlukan aliran listrik langsung, masih memiliki keterbatasan dalam fitur pendukung dengan harga Rp. 99.000, tersedia history data maksimal 10 perhitungan. Pada DESCAS 3.0 berupa protoype timbangan Arduiono yang mudah diterapkan pada petani tetapi memiliki kekurangan tidak dilengkapi dengan penyimpanan data, tidak ada fitu-fitur pendukung, harga relative mahal yaitu Rp. 599.000  masih membutuhkan aliran listrik dll. Kekurangan inilah yang menjadi dasar pembaruan dan penyempurnaan pada inovasi DESCAS4.0.dengan keunggulan sebagai berikut.

  1. Pengukuran kadar pati singkong yang cepat dan akurat dengan membutuhkan waktu 2–3 menit.
  2. Website DESCAS dirancang agar dapat digunakan di lapangan tanpa aliran listrik, sehingga mendukung fleksibilitas penggunaan bagi petani dan industri pada pengujian lapangan.
  3. Inovasi berbasis website sehingga dapat diakses melalui berbagai perangkat dengan antarmuka modern dan mudah digunakan.
  4. Terdapat fitur marketplace terintegrasi yang memungkinkan penjualan langsung dari petani ke pembeli tanpa tengkulak, sehingga meningkatkan pendapatan petani.
  5. Dilengkapi dengan fitur multibahasa yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, dan Thailand, mendukung adopsi lintas negara.
  6. Terdapat fitur history data & Cetak PDF yang memudahkan pelacakan, pembuktian data, serta pencetakan hasil untuk dokumentasi atau transaksi.
  7. Inovasi ekonomis hanya membutuhkan perangkat digital dan keranjang timbang sederhana, menjadikannya sangat terjangkau bagi petani kecil.
  8. Sudah diuji keakuratannya pada Laboratorium, pertanian singkong, dan industri tapioka dengan hasil 99,9%.
  9. Mendukung ekonomi hijau dengan menyesuaikan dengan prinsip pertanian berkelanjutan untuk ketahanan pangan di Indonesia

 

Nama : Wahyu Ilham Maula
Alamat : Desa Tireman RT 03/RW 01 Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
No. Telepon : +6289636235723