TETAS CERDAS "Penetas Telur berbasis IOT dengan aplikasi Blynk"

TETAS CERDAS "Penetas Telur berbasis IOT dengan aplikasi Blynk" merupakan alat penetas telur berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan aplikasi Blynk. Inovasi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan penetasan telur di Kabupaten Brebes, yang dikenal sebagai sentra produksi telur asin di Jawa Tengah. Berangkat dari permasalahan yang dihadapi peternak lokal yaitu tingkat keberhasilan penetasan telur yang belum optimal karena penggunaan penetas konvensional yang tidak stabil dalam menjaga suhu dan kelembaban, serta masih mengandalkan konsistensi pemantauan berkala secara manual. Selain itu, fluktuasi cuaca dan keterbatasan akses teknologi menjadi kendala terutama bagi peternak kecil di wilayah pedesaan. Tetas Cerdas menggabungkan sensor DHT22, mikrokontroler ESP8266, motor, kipas, dan lampu sebagai aktuator. Sistem dikendalikan secara otomatis dan dapat dipantau melalui smartphone secara real-time menggunakan aplikasi Blynk. Inovasi ini juga menambahkan fitur notifikasi dini untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang tidak ideal. Tetas Cerdas menawarkan keunggulan berupa pemantauan dan pengaturan otomatis suhu dan kelembaban, kontrol jarak jauh melalui aplikasi tanpa harus melakukan pemantauan berkala, biaya produksi alat tergolong rendah yaitu sekitar Rp405.000,00, serta mudah dibuat dan digunakan oleh peternak lokal. Tetas Cerda telah diuji coba di skala rumah tangga dan menunjukkan hasil yang positif berupa peningkatan keberhasilan penetasan telur dari 80% menjadi 95%. Dalam jangka panjang, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kegagalan penetasan, serta mendorong adopsi teknologi tepat guna di kalangan peternak di Kabupaten Brebes pada khususnya. Pengembangan sekala penerapan Tetas Cerdasa secara luas dapat menjadi solusi praktis dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak unggas lokal.

Kabupaten Brebes merupakan salah satu sentra utama produksi telur ayam dan itik di Jawa Tengah. Data BPS tahun 2024 menunjukkan bahwa populasi ayam petelur mencapai lebih dari 1,3 juta ekor dengan produksi telur sebanyak lebih dari 10 ribu ton, sedangkan itik sekitar 191 ribu ekor dengan produksi telur sebanyak 1.690 ton. Komoditas ini menjadi andalan ekonomi masyarakat, terutama karena mendukung industri telur asin yang tersebar luas di wilayah seperti Kecamatan Bulakamba, Wanasari, dan sekitarnya. Desa Kluwut yang merupakan  salah satu desa pesisir di Brebes dan dikenal sebagai produsen telur asin, terdapat sekitar 20–30 peternak skala rumah tangga, dan masih melakukan penetasan secara manual atau menggunakan alat sederhana yang tidak memiliki sistem pengaturan otomatis suhu dan kelembaban. Permasalahan umum penggunaan alat penetas telur konvensional adalah  fluktuasi suhu dan kelembaban yang tidak terkontrol dan berdampak pada rendahnya daya tetas telur hanya sebesar 80%. Ketergantungan tinggi pada pemantauan manual secara berkala yang menyita waktu dan tenaga, adanya risiko penyebaran penyakit  terutama bila kandang atau inkubator tidak higienis, serta tidak adanya sistem peringatan dini jika terjadi kondisi lingkungan penetasan ekstrem, seperti suhu terlalu tinggi atau kelembaban turun drastis.

Berangkat dari permasalahan dan tantangan bagi peternak kecil dan menengah, dibutuhkan inovasi berbasis teknologi tepat guna yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penetasan telur. Inovasi tersebut adalah Tetas Cerdas yang merupakan penetas telur berbasis Internet of Things ( IoT). Tetas Cerdas menggunakan sensor suhu dan kelembaban (seperti DHT22), mikrokontroler ESP8266, dan aplikasi pemantau jarak jauh berupa Aplikasi Blynk yang dapat diunduh di handphone, mudah penggunaannya serta tidak berbiaya. Peternak dapat mengendalikan proses penetasan secara otomatis dan real-time. Alat ini juga dapat memberikan notifikasi jika terjadi kondisi tidak ideal, sehingga memungkinkan tindakan cepat untuk mencegah kegagalan. Inovasi ini tidak hanya menawarkan kemudahan dan efisiensi, tetapi juga menjawab tantangan lokal yang nyata. Dengan biaya pembuatan yang terjangkau dan desain yang sederhana, alat ini sangat potensial untuk diadopsi oleh peternak rumah tangga di Brebes dan menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Sejarah inovasi ini berangkat dari adanya keluhan pada peternak karena tingkat keberhasilan penetasan telur yang tidak optimal. Pemilihan ide dan pengembangan produk dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, Berbekal bahan baku yang dapat diperoleh di sekitar dan pembelian di toko online, dilakukan pengembangan produk dan kemudian dilakukan uji coba kepada peternak di Desa Kluwut. Keberhasilan uji coba produk menunjukkan bahwa produk dapat dikembangkan secara luas untuk mengatasi permasalahan penggunaan alat penetas telur konvensional.

  • Terintegrasi dengan Teknologi IoT
    Memungkinkan pemantauan dan pengendalian suhu serta kelembaban secara otomatis dan real-time melalui smartphone.

  • Pengoperasian Otomatis
    Tiga aktuator (lampu, kipas, dan motor pemutar telur) bekerja otomatis berdasarkan data dari sensor, tanpa perlu intervensi manual.

  • Mudah Digunakan dan Dibuat
    Desain sederhana dan bahan mudah didapat membuat alat ini bisa dirakit sendiri oleh peternak kecil di rumah.

  • Biaya Terjangkau
    Total biaya pembuatan hanya sekitar Rp405.000, jauh lebih murah dibanding mesin penetas komersial.

  • Fleksibel dan Dapat Disesuaikan
    Pengaturan suhu dan kelembaban bisa disesuaikan untuk berbagai jenis telur unggas hanya dengan mengubah kode program.

  • Mobilitas dan Aksesibilitas Tinggi
    Dapat dipantau dari mana saja dengan koneksi internet, memberikan keleluasaan bagi peternak dalam mengelola waktu dan lokasi kerja.

Nama : Akhmad Nurul Mu'min
Alamat : Desa Tengki RT 2 RW 4 kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes
No. Telepon : 082137148258