Indonesia yang merupakan negara dengan sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak rakyat tentu tidak terlepas dari tantangan dan ancaman. Di Kabupaten Sukoharjo, wabah penyakit khususnya penyakit Rabies dan Penyakit Mulut Kuku (PMK) menjadi perhatian serius. Pemerintah Daerah selama ini melakukan pemantauan dan penyemprotan disinfektan untuk pencegahan penyebaran virus lebih lanjut. Wabah PMK khususnya berdampak pada peternak dan sektor peternakan di daerah dikarenakan tingginya tingkat penularan dan kematian pada hewan. Sampai saat ini virus PMK masih menjadi tantangan pada sektor peternakan dan terus diupayakan solusinya. Kewaspadaan dan deteksi awal seharusnya dilakukan karena menimbang faktor negatif yang sangat merugikan. Dibutuhkan sebuah langkah pencegahan awal guna mendeteksi gejala adanya penyakit rabies dan PMK pada hewan. Oleh sebab itu, melalui inovasi "SADAR" ( Sistem Pendeteksi Dini Hewan dengan Penyakit Rabies dan Penyakit Mulut Kuku Berbasis Arduino Projek) diharapkan mampu dalam menekan resiko penularan melalui deteksi sensor amonia dan kekentalan liur hewan.
Inovasi SADAR merupakan sebuah alat deteksi penyakit hewan berbasis Arduino Projek dengan menggunakan 2 sensor serta mikro kontroler Arduino. dari alat ini akan meghasilkan sesuah sistem pendekteksi dini terhadap penyakit Rabies dan PMK pada hewan. Inovasi SADAR memiliki beberapa nilai ekonomis diantaranya fleksibel, real time, biaya produksi yang murah, dan dengan sistem deteksi SADAR akan mempermudah mobilisasi pada saat mendeteksi sampel air liur hewan.
Sektor peternakan memiliki peran positif dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Schneider et al., 2021) terutama Indonesia yang merupakan negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak, hal ini tentu tidak terlepas dari faktor ekonomi yang menjadi faktor pendorong utama. Bagi masyarakat Indonesia khususnya peternak rakyat, beternak bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi, melainkan juga sebagai bentuk aset tabungan atau investasi yang dapat diuangkan ketika diperlukan pada saat membutuhkan dana ataupun pada kondisi darurat (Antari et al., 2023). Namun, munculnya penyakit hewan menular menjadi tantangan dan ancaman bagi peternak khususnya peternak rakyat di Indonesia.
Munculnya penyakit hewan menular tidak hanya mengancam produktivitas ternak, tetapi juga dapat mempengaruhi sektor ekonomi dan kesehatan masyarakat (Lysholm et al., 2025). Penyakit menular hewan yang menjadi sorotan dunia akibat urgensinya adalah rabies di indonesia yang pernah mengalami kejadian luar biasa rabies di Pulau Timor serta penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia yang perlu ditanggulangi guna untuk mencegah penularan (Tangkonda et al., 2024).
Penularan penyakit mulut dan kuku di Jawa Tengah mengalami transmisi yang serius di awal tahun 2025. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah. Pada data tersebut tercatat 2.026 sapi telah terinfeksi setelah naik dari 1.638 kasus sebelumnya.
Selain itu, Berdasarkan data laporan zoonosis bulanan tahun 2024 melaporkan 185.359 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan 122 kematian akibat rabies pada manusia. Sejak awal tahun hingga tanggal 7 Maret 2025 telah dilaporkan 13.453 kasus GHPR dan 25 kematian akibat rabies pada manusia. Hal ini menjadikan pemerintah fokus dalam pengendalian kejadian luar biasa di Pulau Timor. Sehingga, pemerintah mengambil tindakan cepat dalam mengatur regulasi dan melayangkan surat edaran Kementerian Kesehatan nomor HK.02.02/C/508/2025 tentang Kewaspadaan Kasus Rabies.
Permasalahan pokok penyakit menularhewan merupakan hal urgensi dan wajib terus digencarkan. Kewaspadaan dan deteksi awal terhadap hewan ternak dan peliharaan seharusnya dilakukan pada saat pra-gejala, selain itu melihat banyaknya faktor negatif, permasalahan penyakit menular hewan terus diupayakan penyelesaiannya. Penelitian dilakukan untuk menekan risiko penularan melalui sensor deteksi gas amonia dan kekentalan udara liur. Sensor deteksi penyakit menular hewan menggunakan arduino projek untuk memudahkan dalam deteksi dini serta penekanan anggaran.
Perancangan alat deteksi pernah dilakukan oleh I Nyoman Parta Yasa (2022) yang berjudul Aladin Rabies : Alat Pendeteksi Dini Gejala Sapi Rabies yang mendapatkan hasil alat pendeteksi sapi rabies dengan menggunakan air liur sapi melalui sensor gas dengan interval gas amonia tertentu yang dapat ditampilkan melalui LCD sebagai output hasil. Pada penelitian alat deteksi memiliki kekurangan yaitu hanya fokus pada penyakit rabies, kekurangan penelitian selanjutnya adalah sensor gas amonia yang terlalu mahal, menjadikan tidak mudahnya masyarakat khususnya petani rakyat dalam menggunakan sensor serta menekan jumlah anggaran tak terduga. Maka pada penelitian ini, akan mengadopsi teknologi yang melalui sensor gas amonia dan itu sangatlah penting untuk diteliti. Bersandarkan data banjir dan penelitian sejenis, maka dalam penelitian ini peneliti membuat alat deteksi SADAR.
SADAR merupakan sistem pendeteksi dini hewan dengan rabies dan penyakit mulut kuku (pmk) berbasis arduino projek. SADAR menggunakan 2 parameter sensor sebagai pendeteksi, yaitu sensor MQ135 dan sensor LDR. Pada alat deteksi, sensor akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler dan akan diproses serta akan mengirimkan output hasil ke layar LCD. Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti sangat tertarik untuk berinovasi dalam bentuk Sadar : Sistem Pendeteksi Dini Hewan Dengan Penyakit Rabies dan Penyakit Mulut Kuku Berbasis Arduino Projek.
Sistem pendeteksi dini hewan Dengan penyakit rabies dan penyakit mulut kuku berbasis Arduino Projek (SADAR) memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
Nama | : | fajar amir syaifuddin |
Alamat | : | jalan Sapen-Jati, Sapen, Mojolaban, Sukoharjo |
No. Telepon | : | 085877265227 |