SMART OPT (Simple Method and Tool System for Optotype) Untuk Penderita Buta Huruf, Difabel Tuna Rungu, Tuna Wicara

Pemeriksaan ketajaman penglihatan merupakan langkah penting dalam deteksi dini gangguan visus. Namun, metode manual seperti Snellen Chart belum sepenuhnya inklusif bagi kelompok dengan keterbatasan literasi dan komunikasi, seperti penderita buta huruf, tunarungu, dan tunawicara. Permasalahan ini menghambat tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya pada program kesehatan indera. Keterbatasan ini berdampak pada tidak terpenuhinya hak masyarakat kelompok khusus dalam memperoleh layanan kesehatan mata, khususnya di daerah terpencil. Untuk menjawab tantangan tersebut, dikembangkanlah SMART OPT (Simple Method and Tool System for Optotype) Untuk Penderita Buta Huruf, Difabel Tuna Rungu, Tuna Wicara, sebuah inovasi sistem metode dan  alat bantu sederhana untuk  penggunaan Optotype Chart dalam pemeriksaan visus  yang terdiri atas dua metode dan dua komponen alat utama, yaitu alat bantu menulis dan alat bantu untuk mencocokkan  berupa Kartu Bantu Optotype Chart (KBOC). SMART OPT memungkinkan pemeriksaan non-verbal dan non-literasi, tanpa memerlukan listrik atau alat teknologi tinggi. Komponen SMART OPT meliputi: (1) alat tulis manual atau digital untuk menuliskan atau meniru simbol optotipe, dan (2) Kartu Bantu Optotype Chart (KBOC), yaitu kartu A4 berisi simbol optotipe yang dapat dicocokkan secara visual.Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif di Puskesmas Kecipir, Brebes, melibatkan tenaga kesehatan dan kelompok sasaran.Hasilnya menunjukkan bahwa SMART OPT mudah digunakan, bisa digunakan untuk semua jenis optotype, meningkatkan keakuratan deteksi, memperluas aksesibilitas, dan memberikan dampak signifikan terhadap perluasan layanan skrining visus inklusif. Inovasi ini membuktikan bahwa solusi sederhana, murah, dan portabel mampu mewujudkan pemeriksaan mata yang adil dan menjangkau semua kalangan, sejalan dengan prinsip "no one left behind" dalam pelayanan kesehatan.

Salah satu Jenis pemeriksaan mata yang digunakan untuk deteksi dini atau skrining kesehatan mata adalah Tes Ketajaman pengihatan (uji refraksi). Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek pada jarak tertentu. Tes ketajaman penglihatan umumnya dilakukan menggunakan kartu Snellen yang terdiri dari beberapa huruf dan angka dengan ukuran bervariasi (dr.Kevin Adrian, Tahun 2024 ).

Pada beberapa kondisi, yang menjadi kendala adalah terdapat beberapa orang yang tidak mampu menyebutkan obyek atau huruf tersebut bukan karena pandangan yang terganggu, namun dicurigai adanya ketidaktahuan obyek atau huruf tersebut (buta huruf). Kemungkinan lain adalah ketidakmampuan dalam menyebutkan huruf-huruf tersebut karena keterbatasan fisik (difabel tunarungu dan atau tunawicara). Kendala lainnya yang berkaitan dengan kodisi tersebut adalah tidak dilakukannya kegiatan skrining kesehatan mata dikarenakan tidak tersedianya alat yang sesuai. Hambatan lainnya termasuk ketidaktahuan petugas dalam menerapkan metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan skrining kesehatan mata. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode dan alat bantu yang tepat untuk mengatasi kendala kendala tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dikembangkanlah SMART OPT (Simple Method and Tool System for Optotype) bagi penderita buta huruf, difabel tuna rungu, tuna wicara sebagai solusi inovatif.

Awal mula pengembangan alat ini adalah saat puskesmas Kecipir melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit tidak menular di sekolah SMP/MTS dan siswa kelas 4,5,6 pada jenjang SD/MI. Salah satu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan adalah skrining visus. Hasil kegiatan menemukan terdapat beberapa siswa yang buta huruf, sedangkan alat yang tersedia hanya Snellen Chart. Inventor berhenti beberapa saat hingga akhirnya muncul ide agar siswa mengambil alat tulis dan menuliskan huruf yang ditunjuk petugas pada Snellen Chart. Di kegiatan lain, inventor sebagai ketua Tim CKG ( Cek kesehatan Gratis ) saat melakukan monitoring dan evaluasi menemukan beberapa peserta tidak dilakukan skrining kesehatan mata oleh petugas dengan alasan beberapa peserta menderita buta huruf sehingga petugas kesulitan melakukan skrining visus. Akhirnya inventor mencari metode pemeriksaan mata pada penderita buta huruf melalui google dan media lainnya. Hasil penelusuran hanya menemukan penggunaan E Chart dan Landort sebagai alat pemeriksaan visus pada penderita buta huruf tanpa alat bantunya, sehingga inventor membuat KBOC (Kartu Bantu Optotype Chart) yang berisi huruf/lambang/gambar pada semua jenis optotype agar peserta bisa mencocokan. KBOC ini juga membantu kelompok lansia yang mengalami kesulitan untuk menulis dalam skrining visus. Selain membantu penderita buta huruf dan kelompok lansia, inventor berpendapat bahwa sistem metode dan alat ini juga cocok digunakan untuk penderita difabel tuna rungu dan tuna wicara.

Dengan latar belakang tersebut, SMART OPT (Simple Method and Tool System for Optotype) Untuk Penderita Buta Huruf, Difabel Tuna Rungu, Tuna Wicara hadir sebagai inovasi yang menjawab kebutuhan riil di masyarakat, menjadi solusi yang efektif bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan skrining kesehatan mata pada populasi khusus, meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan. Sistem metode dan alat bantu ini juga merepresentasikan pendekatan inklusif dan humanis dalam pelayanan kesehatan mata, serta mendukung program nasional dan global dalam mewujudkan akses kesehatan yang adil dan merata, sesuai dengan prinsip "no one left behind" (WHO, 2019).

 

Keunggulan dari SMART OPT (Simple Method and Tool System for Optotype) Untuk Penderita Buta Huruf, Difabel Tuna Rungu, Tuna Wicara adalah:

  1. Biaya pengadaan atau pembuatan sangat murah
  2. Pengadaan maupun bahan pembuatan sangat mudah ditemukan
  3. Bisa dengan mudah dibeli ataupun diperbanyak sendiri
  4. Bentuknya sangat sederhana, bringable (Mudah dibawa)
  5. Bisa digunakan di dalam gedung maupun di luar gedung
  6. Tidak membutuhkan listrik atau teknologi tinggi.
  7. Dapat digunakan oleh Semua Tenaga Kesehatan
  8. petugas tidak perlu mengganti jenis optotype chart saat sedang melakukan pemeriksaan terdapat kelompok Khusus (Penderita buta huruf penyandang Difabel tunarungu tunawicara)
  9. Bisa digunakan sebagai alat bantu penggunaan semua jenis Optotype chart
  10. Mendukung skrining di daerah terpencil dan kegiatan massal

Nama : Ratna Panji Astuti, S.Kep.,Ns
Alamat : Jl. Cemara No. 47 Rt 005 Rw 013 Kelurahan Pasar Batang Kec. Brebes Kab. Brebes
No. Telepon : 082134593657