Sabun spray tanpa bilas berbasis ecoenzyme dari limbah kulit nanas

Kabupaten Pekalongan menghasilkan limbah kulit nanas dalam jumlah besar akibat industri makanan dan pertanian. Sayangnya, limbah ini sering terbuang tanpa pemanfaatan yang optimal. Di sisi lain, kebutuhan akan produk kebersihan praktis terus meningkat, terutama di kalangan traveler dan pekerja lapangan yang membutuhkan solusi higienis tanpa akses air. Oleh karena itu, sabun tanpa bilas berbasis ecoenzyme dari limbah kulit nanas hadir sebagai inovasi ramah lingkungan yang menggabungkan manfaat antiseptik alami dan pelembap kulit.

Produk ini memiliki berbagai manfaat, di antaranya mampu membersihkan kulit tanpa air, membunuh bakteri Staphylococcus aureus, menjaga kelembapan kulit dengan kandungan gliserin, serta lebih aman dibanding antiseptik berbasis alkohol yang dapat menyebabkan iritasi. Formulasi sabun ini menggunakan ecoenzyme yang dihasilkan dari fermentasi kulit nanas, gula jawa, dan air suling, dengan tambahan gliserin, aluminium sulfat, dan essential oil untuk meningkatkan efektivitas dan kenyamanan pemakaian. Produk ini dikemas dalam botol spray 100 mL yang praktis untuk dibawa bepergian.

Dari segi ekonomi, biaya produksi satu botol sabun ini sekitar Rp 5.820, sedangkan harga jualnya ditetapkan sebesar Rp 20.000 per botol. Dengan margin keuntungan 42,8% dan permintaan pasar yang terus meningkat, produk ini memiliki peluang bisnis yang besar, terutama di sektor traveler, pekerja lapangan, serta masyarakat yang membutuhkan produk kebersihan instan dan ramah lingkungan.

Dengan kombinasi inovasi, manfaat kesehatan, serta prospek bisnis yang menjanjikan, sabun tanpa bilas berbasis ecoenzyme dari limbah kulit nanas dapat menjadi solusi alternatif yang tidak hanya berkontribusi dalam industri kebersihan, tetapi juga dalam upaya pengelolaan limbah organik secara lebih berkelanjutan.

Tahukah Anda bahwa tangan yang terlihat bersih belum tentu bebas dari bakteri berbahaya? Staphylococcus aureus, salah satu patogen paling umum, bisa bertahan di kulit dan menyebabkan berbagai infeksi serius. Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan berbagai infeksi serius pada manusia, termasuk bakteremia, endokarditis infektif, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi terkait perangkat medis. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi strain yang resisten terhadap berbagai antibiotik, sehingga pengendalian infeksinya menjadi tantangan tersendiri dalam dunia medis.

Kebersihan kulit merupakan garis pertahanan pertama dalam mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Praktik kebersihan yang baik, seperti mandi secara rutin, efektif dalam mengurangi risiko infeksi. Namun, di situasi atau lokasi dengan keterbatasan akses air bersih, penggunaan antiseptik menjadi alternatif praktis untuk menjaga kebersihan kulit dan mencegah penyebaran patogen. Namun, penggunaan antiseptik dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa individu, terutama jika digunakan secara berlebihan atau pada kulit yang sensitif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit. Oleh karena itu, diperlukan alternatif antiseptik yang efektif namun lebih lembut di kulit.

Di sisi lain Kabupaten Pekalongan menghasilkan limbah organik dalam jumlah signifikan. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan menunjukkan bahwa pada tahun 2021, volume sampah yang dihasilkan mencapai 3.000 m³ per hari. Limbah organik, seperti kulit buah termasuk kulit nanas, merupakan komponen utama dari sampah tersebut. Umumnya, limbah kulit nanas langsung dibuang tanpa melalui proses pengolahan lanjut. Padahal, kulit nanas mengandung beberapa komposisi antara lain adalah selulosa 24,16%, hemiselulosa 20,4%, dan lignin 6,5% (Jahid, 2018). Hal tersebut menunjukkan bahwa kulit nanas mengandung banyak rantai karbo dan nutrisi sehingga nanas dapat digunakan sebagai bahan utama ecoenzyme.

Ecoenzyme adalah cairan hasil fermentasi limbah organik dengan gula dan air melalui proses enzimatik yang melibatkan mikroorganisme alami. Produk fermentasi ini menghasilkan enzim yang bersifat antibakteri, antioksidan, serta memiliki daya pembersih alami yang dapat diaplikasikan dalam produk pembersih rumah tangga dan personal care (Rahmawati & Setyowati, 2020). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ecoenzyme dari kulit nanas memiliki potensi antibakteri yang efektif melawan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang sering menjadi penyebab infeksi kulit dan masalah kebersihan (Setiawan et al., 2022)

Dengan memanfaatkan limbah kulit nanas sebagai bahan dasar sabun tanpa bilas berbasis ecoenzyme, tidak hanya menciptakan produk antiseptik alami yang ramah di kulit, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi limbah organik dan menjaga kelestarian lingkungan. Inovasi ini menjadi langkah kecil dengan dampak besar bagi kesehatan dan keberlanjutan ekosistem.

Nama : Endis Ayunda Nikmanena
Alamat : DS. PEDAWANG RT 02 RW 02, KEC. KARANGANYAR
No. Telepon : 085756945832