Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016, penyandang disabilitas merupakan orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, serta sensorik dalam jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif. Penyandang disabilitas memiliki beberapa jenis salah satunya yaitu disabilitas intelektual.
Disabilitas intelektual sendiri berarti seseorang yang memiliki masalah kemampuan mental umum dan mempengaruhi fungsi intelektual atau kecerdasan dan fungsi adaptasi dalam perkembangan seseorang. Hal ini dapat menjadi sebuah kondisi yang membatasi kecerdasan. Hal itu dapat mengganggu kemampuan untuk hidup secara mendiri dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Serta mempunyai kesulitan dalam kemampuan akademik, sosial dan komunikasi. Disabilitas intelektual dintandai dengan keterlambatan tumbuh kembang, memiliki msalah dalam berbicara, keterampilan dasar sulit dikuasai, memiliki masalah dalam berperilaku, memiliki kesulitas belajar, dan sulit memahami konsekuensi dari sebuah perilaku. Disabilitas intelektual berdasarkan tingkat kecerdasannya dibagi menjadi empat, dan yang kami gunakan sebagai objek observasi kami adalah anak-anak yang mengalami disabilitas intelektual ringan. Disabilitas intelektual biasa disebut dengan istilah tuna grahita, anak tuna grahita memiliki tingkat kecerdasan 55-70.
Anak tuna grahita mengalami kesulitan dalam merawat diri. Hal ini perlu penanganan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. Anak tuna grahita memerlukan pendidikan khusus yang dapat mengembangkan kemampuan pada diri anak secara optimal. Sarana penunjang yang digunakan juga harus disesuaikan dengan kemampuan anak. Penanganan ini dapat berupa melatih kemampuan merawat diri untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Activity of Daily Living/ADL).
Oleh karena itu untuk menyokong perkembangan intelektual dalam hal kemampuan akademik, sosial, dan komunikasi adalah dengan menggunakan APE (Alat Peraga Edukasi). APE merupakan salah satu media pembelajaran visual yang dapat digunakan untuk memberikan edukasi bagi anak usia dini. Bermain akan lebih bermakna dan menarik bagi anak apabila ada media atau alat permainan yang tersedia. Alat permainan untuk anak akan lebih baik bila mengandung unsur-unsur edukatif agar dapat mengoptimalkan kemampuannya.
Kami membuat APE yang dapat melatih kemandirian para penyandang tuna grahita ringan, karena kemandirian merupakan aspek penting dalam kehidupan. Kemandirian ini perlu dilatih sejak dini agar anak tidak memiliki ketergantungan yang berlebih dengan orang lain.
Permainan “SI RIAN” memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1. APE berbentuk permainan
2. Dilengkapi buku panduan
3. Kemasan praktis
4. Warna menarik
5. Dapat dimainkan anak non tuna grahita
6. Dilengkapi maskot
Nama | : | Kanaya Putri Arianto |
Alamat | : | Perumahan Alam Hijau Blok B1 RT3 RW1 Kel. Pagerkukuh Kec. Wonosobo Kab Wonosobo |
No. Telepon | : | 0813-9245-2529 |