ABBI "Ayo Belajar Bahasa Isyarat"

“ABBI: Ayo Belajar Bahasa Isyarat” merupakan sebuah produk media pembelajaran bahasa isyarat yang menerapkan teknologi augmented reality sehingga menarik dan interaktif. Produk ini dapat digunakan oleh para penyandang tunarungu dan tunawicara serta masyarakat umum untuk mempermudah dalam belajar bahasa isyarat. Pada dasarnya, pembuatan inovasi produk ini dilatar belakangi oleh 2 permasalahan utama, yaitu terkait dikeluarkannya PP Nomor 13 Tahun 2020 yang mengakibatkan adanya keharusan bagi semua sekolah untuk mampu memberikan pembelajaran yang layak kepada penyandang disabilitas, serta jenis disabilitas yang paling sering dijumpai adalah tunarungu dan tunawicara, sehingga sangat diperlukan suatu upaya untuk mempermudah mengenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat secara luas, terutama di lingkungan sekolah. Salah satunya yaitu dengan melakukan pengembangan media pembelajaran Bahasa isyarat ABBI ini. Hardware dari media pembelajaran ini dirancang sedemikian rupa agar menarik, mudah digunakan, serta mempermudah dalam memahami bahasa isyarat, dimana terdapat 3 sekat utama, yaitu sekat untuk belajar angka, sekat untuk belajar huruf, serta sekat yang berisi kuis interaktif. Pada masing-masing sekat dilengkapi dengan kartu berbasis teknologi augmented reality yang dapat discan untuk memproyeksikan obyek 3D-nya. Pada bagian atas media juga dilengkapi dengan intruksi cara penggunaan alat. Selain itu, media ini juga dilengkapi dengan saklar yang dapat digunakan untuk mempermudah menggerakkan media pembelajaran ini. Media ini juga sudah diuji validitasnya, yang mana mendapatkan persentase rata-rata sebesar 91,7% (kategori sangat layak untuk digunakan). Dengan demikian, inovasi produk media pembelajaran bahasa isyarat yang dikembangkan ini diharapkan mampu menjadi solusi alternatif pilihan masyarakat dalam belajar bahasa isyarat.

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta jiwa, dimana 17,95 jutanya merupakan penduduk dengan usia 15 tahun ke atas atau pada usia produktif (BPS, 2022). Dengan kata lain, sebanyak 8,8% dari total penduduk usia kerja di Indonesia merupakan penyandang disabilitas.

Sebagai upaya pemerintah dalam mengimplimentasian sila ke-5 pancasila, yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya pada bidang Pendidikan terhadap penyandang disabilitas, maka dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 yang menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menerima dan menyediakan akomodasi yang layak bagi peserta didik penyandang disabilitas serta memberikan metode yang sepadan dengan kemampuan belajar dan penyediaan alat bantu belajar (Pemerintah Indonesia, 2020). Dengan adanya peraturan pemerintah tersebut, maka setiap sekolah diwajibkan untuk menerima dan tidak diperbolehkan untuk menolak apabila terdapat siswa disabilitas yang mendaftar di sekolah tersebut. Selain itu pihak sekolah juga dituntut untuk mampu memberikan pembelajaran yang layak, yang mana disesuaikan dengan kondisi penyandang disabilitas tersebut.

Dari berbagai jenis disabilitas yang ada, tunarungu dan tunawicara merupakan 2 jenis disabilitas yang paling sering dijumpai (Siregar, 2024). Tunarungu dan tunawicara merupakan kondisi dimana seseorang mengalami hambatan dalam pendengaran dan berbicara (Mutiara et al., 2023). Kondisi seperti itu mengakibatkan adanya perbedaan perilaku saat berinteraksi dan berkomunikasi. Para penyandang tunarungu dan tunawicara biasanya berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, yaitu sebuah bahasa yang dilakukan menggunakan gerakan tangan (Utomo et al., 2024).

Berdasarkan 2 permasalahan utama tersebut, yaitu terkait keharusan sekolah untuk mampu memberikan pembelajaran yang layak kepada penyandang disabilitas, serta jenis disabilitas yang paling sering dijumpai adalah tunarungu dan tunawicara, maka diperlukan suatu upaya untuk mempermudah mengenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat secara luas, terutama di lingkungan sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran bahasa isyarat. Terkait hal tersebut, terciptalah sebuah inovasi produk media pembelajaran untuk mempermudah dalam belajar bahasa isyarat, yang bernama ABBI (Ayo Belajar Bahasa Isyarat). Media ini dilengkapi dengan teknologi augmented reality yaitu sebuah teknologi yang mampu memproyeksikan sebuah obyek menjadi 3 dimensi, sehingga menjadikan media ini lebih menarik dan interaktif. Hardware dari media ini dirancang sedemikian rupa agar menarik, mudah digunakan, serta mempermudah dalam memahami bahasa isyarat, dimana terdapat 3 sekat utama yang terdiri dari sekat untuk belajar angka, sekat untuk belajar huruf, serta sekat yang berisi kuis interaktif. Pada masing-masing sekat dilengkapi dengan kartu berbasis teknologi augmented reality yang dapat discan untuk memproyeksikan obyek 3D nya. Pada bagian atas media juga dilengkapi dengan intruksi cara penggunaan alat. Selain itu, media ini juga dilengkapi dengan saklar yang dapat digunakan untuk mempermudah menggerakkan media pembelajaran ini. Diharapkan inovasi produk media pembelajaran bahasa isyarat yang dikembangkan ini diharapkan mampu menjadi solusi alternatif pilihan masyarakat dalam belajar bahasa isyarat.

Beberapa keunggulan dari produk ini adalah :

  • Menggunakan teknologi augmented reality yang mampu memproyeksikan objek menjadi bentuk tiga dimensi, sehingga media ini tampil lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

  • Perangkat keras dirancang secara estetis dan ergonomis, dengan tiga sekat utama yang memuat materi angka, huruf, dan kuis interaktif, yang membuat pembelajaran Bahasa Isyarat menjadi lebih terstruktur dan menyenangkan.

  • Dilengkapi dengan fitur pembelajaran yang lengkap, mulai dari pengenalan angka dan huruf dalam Bahasa Isyarat, hingga kuis yang dapat melatih daya ingat dan penguasaan materi secara aktif.

  • Tidak memerlukan instalasi aplikasi tambahan karena dapat langsung digunakan melalui fitur cam scanner bawaan yang tersedia di hampir semua jenis smartphone.

  • Desainnya praktis dan efisien, ringan, serta mudah dipindahkan, sangat cocok digunakan di ruang kelas, rumah, maupun tempat umum lainnya.

  • Bersifat inklusif, karena dapat dimanfaatkan oleh penyandang tunarungu, tunawicara, guru, siswa reguler, hingga masyarakat umum yang ingin belajar dan memahami Bahasa Isyarat.

  • Telah melalui uji validitas oleh para ahli dan mendapatkan skor 91,7%, yang menunjukkan bahwa produk ini termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan secara luas.

  • Mudah dalam perawatan dan penyimpanan, serta dibuat dari bahan yang aman dan tahan lama, sehingga cocok untuk penggunaan jangka panjang.

Nama : Ryuichi Agave
Alamat : Jl. Sidomulyo No.14 Wonosobo Timur, Wonosobo, Jawa Tengah 56317
No. Telepon : 085703909436