Sampah menjadi permasalahan utama yang sulit diatasi di Indonesia, dengan
sebagian besar sampah tidak terkelola dengan baik, sehingga menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Teknologi berbasis kecerdasan
buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) menawarkan solusi yang inovatif dalam
pengelolaan sampah melalui sistem "Sampah Cerdas". Sistem ini dirancang untuk
memilah sampah organik dan anorganik secara otomatis menggunakan sensor
inframerah, kamera AI Huskylens, dan sensor ultrasonik yang dikendalikan oleh ESP32.
Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam pemilahan sampah, tetapi juga
mengurangi biaya operasional dan risiko penyebaran penyakit akibat sampah yang tidak
terkelola. Dengan fitur pengiriman notifikasi melalui WhatsApp ketika tempat sampah
penuh, teknologi ini dapat diterapkan di berbagai sektor, termasuk sekolah, masyarakat,
dan industri. Implementasi "Sampah Cerdas" diharapkan mampu mendukung
pengelolaan sampah berkelanjutan, mengurangi timbunan sampah, serta membuka
peluang pengembangan kewirausahaan berbasis limbah.
Sampah menjadi salah satu masalah utama yang sulit diatasi di Indonesia. Dikutip
dari SIPSN (Sistem Informasi Penglolaan Sampah Nasional), timbunan sampah dari 366
Kabupaten atau kota di Indonesia mencapai 39 juta ton dengan 37,87% dari keseluruhan
totalnya tidak terkelola. Sampah yang tidak terkelola dapat mengakibatkan berbagai
macam masalah terutama pada masalah lingkungan yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit pada masyarakat seperti DBD (Demam Berdarah), diare, tipes, dan lain
sebagainya (Sholihah, et al., 2020). Kota Demak juga menjadi kota penyumbang angka
timbunan sampah di Indonesia. Menurut Portal Demak, masalah ini diakibatkan
rendahnya kesadaran masyarakat kota Demak terhadap pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pemilahan sampah organik dan anorganik
hingga mengolahnya menjadi barang yang bermanfaat (Nindya, S., et al., 2022).
Masalah pengelolaan sampah juga terjadi di lingkungan sekolah, termasuk di
daerah Demak. Salah satu masalah utamanya adalah rendahnya pemahaman dan
kesadaran siswa serta tenaga pendidik dalam membedakan antara sampah organik dan
anorganik. Sampah organik seperti, seperti sisa makanan dan dedaunan, seharusnya
dapat diolah kembali menjadi kompos. Sedangkan, sampah anorganik seperti, plastik
dan kertas, dapat di manfaatkan menjadi ecobrick, dan sebagainya. Namun, kurangnya
kesadaran siswa terhadap pengelolaan sampah menyebabkan tercampurnya sampah
organik dan anorganik, sehingga berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan
sekolah. Edukasi saja tidak cukup untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di
lingkungan sekolah, ketidakmampuan siswa dalam memilah sampah dengan benar
mempercepat akumulasi sampah yang pada akhirnya meningkatkan risiko pencemaran
lingkungan dan menciptakan masalah kebersihan yang berkelanjutan. Hal ini terbukti dari
masih maraknya perilaku membuang sampah sembarangan dan ketidakpatuhan
terhadap sistem pemilahan yang telah diterapkan, meskipun beberapa sekolah telah
menyediakan fasilitas tempat sampah terpisah untuk memisahkan sampah sesuai
jenisnya.
Kecerdasan buatan (AI) dapat dijadikan sebagai solusi masalah ini. Saat ini AI
semakin populer dalam bidang teknologi. Berbagai hal dapat dilakukan dengan AI, lebih
dari sekedar sistem informasi yang hanya digunakan untuk mengumpulkan dan
menyimpan data tetapi juga sebagai sistem cerdas yang dapat membuat keputusan,
membuat rekomendasi, dan mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya
membutuhkan intervensi manusia (Muzakir, et al., 2023). asyarakat yang masih
bermasalah dalam hal pengelolaan sampah terutama, pada pengelolaan sampah organik
ataupun anorganik yang perlu dipisahkan secara manual, yang dapat menambah
masalah lingkungan. Pengelolaan sampah yang efektif diperlukan yang dapat mengatasi
permasalahan pemilahan sampah diperlukan dalam menyelesaikan masalah ini.
Hal tersebut dikarenakan belum adanya ketersediaan alat untuk menyelesaikan
proses pemilahan sampah. Sehingga mengakibatkan munculnya masalah-masalah
penimbunan sampah yang mengakibatkan butuhnya waktu yang lebih lama dan sumber
daya manusia yang lebih banyak untuk menyelesaikan masalah penglolahan sampah.
Karena semua masalah tadi, diperlukan solusi alternatif yang lebih efektif, seperti
pemanfaatan teknologi yang dipadukan dengan IoT untuk mempermudah proses
pengelolaan sampah, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Oleh karena itu perlu adanya inovasi untuk mengatasi masalah tersebut. Kami dari
tim KRENOVA MAN Demak menginovasikan sebuah alat yang dilengkapi dengan
kamera berbasis AI yang dapat memilah sampah organik maupun anorgaik dengan
penerapan sistem IoT (Internet of Things).
Keunggulan
a. Mampu memilah sampah organik dan anorganik secara cepat akurat dengan
Artificial Intelligent berupa object detection yang sudah di training dan testing
b. Dapat mengetahui volume sampah penuh melalui aplikasi WhatsApp
c. Dapat dioperasikan secara mudah, aplikatif, portable
Nama | : | Mufi Ahmad Baehaqy |
Alamat | : | No. 27 Wonosalam, Jl. Diponegoro,Wonosalam, Rw. 1, Jogoloyo, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571 |
No. Telepon | : | 087709023348 |