Kabupaten Demak ini dikenal sebagai daerah dengan produktivitas padi tertinggi di Jawa Tengah, hasil panen 2023 di kabupaten tersebut menurun menjadi 564.962 ton akibat dampak banjir dan serangan hama. Hama merupakan hewan yang merusak tanaman atau hasil pertanian melalui aktivitas hidupnya, terutama saat mencari makanan. Petani menggunakan cara tradisional pengusir burung dan pestisida untuk mengatasi hama wereng. Kesalahan dalam teknik budidaya dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dan menurunkan produktivitas tanaman. Tim Lomba KRENOVA MAN Demak mengajukan kreasi inovasi berupa sarana dan prasarana pendukung perikanan dengan membuat ORYZA.ID alat sistem kontrol hama padi dan pemantauan sawah berbasis IoT. Teknologi ini menggunakan ultrasonik untuk mengusir hama wereng dan burung. Alat ini juga dilengkapi dengan aplikasi mobile yang memungkinkan pemantauan kondisi sawah, seperti unsur hara tanah, suhu, dan kelembapan tanah. Dengan fitur pemantauan real-time, petani dapat mengakses data dari sensor suhu, sensor NPK, sensor pH tanah, dan sensor kelembapan. Selain itu, aplikasi mobile tersebut memungkinkan kontrol jarak jauh, sehingga petani dapat mengatur suara speaker dan lampu UV LED, baik secara manual maupun otomatis. ORYZA.ID dirancang sedemikian rupa untuk pemantauan tanah dan pengusir hama otomatis dalam rangka membantu meningkatkan produktivias dan efisiensi bagi petani padi di kecamatan Wedung kabupaten Demak.
Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Dengan curah hujan yang tinggi serta sinar matahari sepanjang tahun, Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Selain itu, tanah di Indonesia sangat subur, menjadikannya ideal sebagai negara agraris (Asfani et al., 2022). Salah satu wilayah yang berpotensi besar sebagai sentra padi di Provinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Demak. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah dengan produktivitas padi tertinggi di Jawa Tengah, yang pada saat itu menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak, produksi padi di Kabupaten Demak pada tahun 2021 mencapai 677.010 ton dengan luas panen sebesar 100.355 hektar. Namun, pada tahun 2023, hasil panen di kabupaten tersebut menurun menjadi 564.962 ton akibat dampak banjir dan serangan hama. Hama merupakan hewan yang merusak tanaman atau hasil pertanian melalui aktivitas hidupnya, terutama saat mencari makanan. Hama burung adalah salah satu ancaman utama bagi petani padi karena lebih berbahaya dibandingkan hama lainnya. Serangan hama ini dapat mencapai ribuan ekor sekaligus, dan burung-burung tersebut cenderung berpindah-pindah serta hidup berkelompok. (Fahmi dan Ahmad, 2024). Wereng batang coklat merupakan hama utama pada tanaman padi yang merusak dengan menghisap cairan batang hingga tanaman mati. Petani menggunakan pestisida untuk mengatasi hama wereng, tetapi penggunaan berlebihan dapat menyebabkan kekebalan pada hama serta mencemari air dan tanah (Putri et al., 2022). Kualitas tanah perlu dijaga agar dapat menghasilkan tanaman yang optimal. Kesalahan dalam teknik budidaya dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dan menurunkan produktivitas tanaman. Salah satu faktor utama produktivitas padi adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang. Untuk menghasilkan beras berkualitas, padi membutuhkan nitrogen (80-120 kg/ha) yang mendukung pertumbuhan sehat dengan daun hijau dan batang kuat, fosfor (25-35 kg/ha) yang meningkatkan hasil panen melalui biji yang padat dan berat, serta kalium (50-75 kg/ha) yang mengatur keseimbangan air dalam sel, memperkuat batang, dan meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pemenuhan unsur hara ini secara optimal memastikan tanaman padi tumbuh dengan baik dan produktif (Gunawan et al., 2024). Dengan mengetahui batas optimal dari unsur hara tersebut, petani dapat mengatur pemupukan secara lebih akurat untuk memastikan tanaman padi memperoleh nutrisi yang memadai. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan sejumlah petani di Kabupaten Demak menunjukkan bahwa sebagian besar petani mengeluhkan penurunan produksi padi akibat ledakan hama. Mereka masih menggunakan metode manual dalam mengusir hama serta memantau unsur hara dan tingkat keasaman tanah. Pertanian. memiliki peluang besar untuk bertransformasi melalui penerapan teknologi IoT dan sensor, yang dapat meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi produksi pangan. Penggunaan IoT dalam pengendalian hama bisa menjadi alternatif yang lebih efektif dan ramah lingkungan dibandingkan pestisida untuk mengatasi hama wereng dan burung. Namun, kebijakan dan fasilitas di Kabupaten Demak belum mampu meningkatkan produktivitas panen, karena serangan hama wereng dan burung masih menjadi kendala, terutama di awal masa tanam dan pertengahan musim panen. Kondisi ini menunjukkan pentingnya penerapan teknologi IoT dan sensor dalam pertanian di Kabupaten Demak. Kami,Tim Lomba Krenova dari Madrasah Aliyah Negeri Demak, telah menciptakan ORYZA.ID alat sistem kontrol hama padi dan pemantauan sawah berbasis IoT. Teknologi ini menggunakan ultrasonik untuk mengusir hama wereng dan burung. Alat ini juga dilengkapi dengan aplikasi mobile yang memungkinkan pemantauan kondisi sawah, seperti unsur hara tanah, suhu, dan kelembapan tanah. Dengan fitur pemantauan real time, petani dapat mengakses data dari sensor suhu, sensor NPK, sensor pH tanah, dan sensor kelembapan. Selain itu, aplikasi mobile tersebut memungkinkan kontrol jarak jauh, sehingga petani dapat mengatur suara speaker dan lampu UV LED, baik secara manual maupun otomatis. Inovasi ini bertujuan utama untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian padi di Kabupaten Demak melalui penerapan teknologi IoT. Melalui penggunaan alat pengendali hama dan aplikasi mobile, diharapkan petani dapat mengurangi kerugian akibat serangan hama, mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, serta meningkatkan
ORYZA.ID merupakan alat pembasmi hama wereng dan burung otomatis yang dapat membantu petani padi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemberian pupuk. Alat ini mudah digunakan, akurat, tepat waktu, efisien, produktif, hemat energi, dan dilengkapi dengan fitur monitoring yang dapat membantu petani untuk memantau kondisi sawah dan pembasmi hama dari jarak jauh. Keunggulan dari alat ini yaitu: 1. Renewable energy solar cell untuk supply daya sehingga lebih ekonomis 2. Ramah Lingkungan 3. Mengurangi penggunaan pestisida kimia. 4. Mudah digunakan serta mudah perawatannya 5. Pengendalian hama otomatis. 6. Notifikasi peringatan hama melalui aplikasi. 7. Dapat digunakan di lahan kering dan basah. 8. mampu membasmi hama wereng dan belalang pada radius 6m dalam waktu 4 jam. 9. Modern karena menggunakan IoT 10. Satu sensor mencakup 7 pengukuran
Nama | : | Eni Zulfiyanti |
Alamat | : | No. 27 Wonosalam, Jl. Diponegoro,Wonosalam, Rw. 1, Jogoloyo, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571 |
No. Telepon | : | 082135317745 |