PENGEMBANGAN SAKOMI DARI MINYAK JELANTAH YANG SEHAT UNTUK KULIT

Inovasi ini mengembangkan SAKOMI (Sabun Minyak Jelantah), sebuah produk sabun ramah lingkungan yang dibuat dari limbah minyak jelantah rumah tangga. Inovasi ini bertujuan untuk menjawab permasalahan aktual berupa pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan, sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi dan edukatif. Proyek ini dimulai sejak tahun 2020 dan terus dikembangkan, salah satunya melalui integrasi dalam kurikulum pembelajaran tematik “Hidup Berkelanjutan” di SMPN 1 Ambarawa. Siswa dilibatkan langsung dalam proses pengumpulan minyak jelantah, pembuatan sabun, pengemasan, hingga pemasaran. Produk SAKOMI telah diuji di laboratorium Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan dinyatakan memenuhi standar SNI, sehingga aman digunakan sehari-hari.

Selain memberi solusi atas limbah rumah tangga, inovasi ini juga meningkatkan efisiensi produksi karena menggunakan bahan baku yang tersedia secara lokal dan gratis, serta proses yang sederhana dan dapat direplikasi. Pada tahun 2024, dilakukan pengembangan lebih lanjut berupa varian baru bernama Sareung (Sabun Minyak Sereh dan Jagung), sebagai diversifikasi produk alami berbahan lokal. Inovasi ini telah menyerap lebih dari 300 siswa sebagai pelaksana langsung, memberikan dampak positif terhadap kesadaran lingkungan, keterampilan kewirausahaan, dan potensi ekonomi lokal. Produk dipasarkan melalui koperasi sekolah dan pameran, dengan harga terjangkau Rp5.000 per pcs.

SAKOMI menunjukkan bahwa pengolahan limbah berbasis sekolah tidak hanya memungkinkan terciptanya lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga membentuk pola pikir dan perilaku generasi muda yang peduli lingkungan, inovatif, dan produktif.

Kata kunci : Sakomi, minyak jelantah, sabun ramah lingkungan, edukasi siswa

Sejak tahun 2020, harga minyak goreng mengalami kenaikan yang signifikan dan ketersediaannya menjadi sulit di pasaran. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif dalam memanfaatkan minyak jelantah, yang biasanya hanya dianggap sebagai limbah dan dibuang begitu saja. Melihat peluang ini, kami mengembangkan produk sabun ramah lingkungan dari minyak jelantah yang dinamakan Sakomi (Sabun Minyak Jelantah). Minyak jelantah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang cukup banyak jumlahnya. Jika tidak dikelola dengan baik, minyak jelantah dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Menurut Faradilla dan Lestari (2020), minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air dan tanah. Kurniawan dan Setiawan (2021) juga menyatakan bahwa penggunaan minyak jelantah dalam produksi sabun tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat melalui produksi sabun berbasis komunitas. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2022) telah mengeluarkan pedoman untuk pengelolaan limbah minyak jelantah, mendorong penerapan teknologi yang aman dan berkelanjutan dalam pengolahannya.

Melalui inovasi Sakomi, kami berusaha mengubah persepsi masyarakat tentang minyak jelantah dari yang awalnya dianggap sebagai limbah menjadi bahan baku yang bernilai ekonomis. Kerjasama dengan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dalam uji laboratorium memastikan bahwa produk Sakomi memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga aman dan layak digunakan. Program penerapan Sakomi di masyarakat dimulai dari lingkungan sekolah, khususnya di SMPN 1 Ambarawa, di mana siswa diajari cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun, mulai dari proses produksi hingga pengemasan dan pemasaran. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan tetapi juga menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa.

Di SMPN 1 Ambarawa, terdapat 8 kelas pada tahun ajaran 2023/2024 dan 9 kelas pada tahun ajaran 2024/2025, dengan masing-masing kelas terbagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok memproduksi 5 produk sabun dari minyak jelantah yang mereka bawa dari rumah. Dari 5 produk yang dihasilkan, 2 disetorkan ke sekolah untuk dijual di koperasi dan saat pameran atau gelar karya, sedangkan 3 lainnya dijual secara mandiri oleh anggota kelompok. Sabun ini dijual dengan harga Rp5.000 per pcs, memberikan tambahan pendapatan bagi siswa dan mengajarkan nilai-nilai ekonomi sirkular. Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi limbah minyak jelantah dan memanfaatkannya menjadi produk yang bermanfaat serta bernilai ekonomi.

a.    Ramah Lingkungan:
SAKOMI (Sabun dari Komposisi Minyak Jelantah) menggunakan bahan baku utama dari limbah rumah tangga berupa minyak jelantah, yang secara signifikan mengurangi pencemaran lingkungan dibandingkan produk sabun biasa yang menggunakan minyak murni. Proses ini juga membantu mengurangi volume limbah rumah tangga.
b.    Mendukung Pendidikan Berkelanjutan:
Produk ini merupakan bagian dari program pendidikan berkelanjutan di SMPN 1 Ambarawa, yang mengajarkan siswa tentang pentingnya daur ulang dan pengolahan limbah. Hal ini memberikan nilai tambah edukatif yang tidak dimiliki oleh produk sabun lainnya.
c.    Kualitas Terjamin:
SAKOMI telah melalui uji laboratorium yang dilakukan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dan hasilnya menunjukkan bahwa produk ini memenuhi standar kualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Ini memastikan bahwa SAKOMI aman digunakan dan memiliki kualitas yang setara dengan sabun komersial lainnya.
d.    Harga Terjangkau:
Dengan harga Rp5.000 per pcs, SAKOMI menawarkan produk sabun berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau, menjadikannya lebih ekonomis dibandingkan dengan sabun komersial yang biasanya lebih mahal.
e.    Penggunaan Sumber Daya Lokal:
SAKOMI dibuat dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia, yaitu minyak jelantah yang dikumpulkan dari rumah-rumah di sekitar sekolah. Hal ini tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah.
f.    Proses Produksi Sederhana dan Replikatif:
Proses pembuatan SAKOMI relatif sederhana dan dapat direplikasi dengan mudah, sehingga memungkinkan untuk diterapkan di berbagai komunitas atau sekolah lain yang ingin mengadopsi pendekatan serupa dalam mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai.
g.    Meningkatkan Keterampilan Siswa:
Melalui proses pembuatan SAKOMI, siswa memperoleh keterampilan praktis dalam hal pengolahan produk, kewirausahaan, dan pemasaran. Hal ini memberi mereka bekal pengetahuan yang dapat berguna di masa depan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja.
 

Nama : HERI SETYANTO
Alamat : Dsn. Namar RT02 / RW07, Desa Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang
No. Telepon : 085727730336